Memperbaiki Kesalahan Kebahasaan Teks ‘Kisah Burung Merak Dan Kupu-Kupu’

Memperbaiki Kesalahan Kebahasaan Teks Kisah Burung Merak dan Kupu-Kupu


Teks dongeng Kisah Burung Merak dan Kupu-kupu memiliki bebapa kesalah. Baik kesalahan penulisan, kesalahan pilihan kata, kesalahan tanda baca, dan kesalahan kalimat.

Dalam goresan pena ini akan ditunjukkan beberapa kesalahan penulisan yang ada dalam teks Kisah Burung Merak dan Kupu-kupu. Sesudah itu gres didiberi perbaikannya. Untuk mempergampang pembagian terstruktur mengenai maka akan dibahas dalam satu paragraf.

Paragraf yang bercetak miring yakni teks asli, goresan pena tegak ialah pembagian terstruktur mengenai kesalahan dan alternatif perbaikannya.


Dahulu, di dalam hutan yang masih orisinil terdapatlah perkampungan hewan yang terdiri dari segala jenis hewan yang ada dihutan, Monyet, Kambing, Cicak, Kadal, Singa, Burung Merak, Ulat Bulu dan lain-lain. Seperti biasanya, setiap pagi Burung Merak selalu berkaca dan memuji dirinya seteleh selesai mandi

Kesalahan dalam paragraf di atas terdapat pada kata asli, Kata yang lebih tepat untuk menggambarkan hutan yakni asri. Penulisan kata dihutan juga tidak tepat alasannya yakni di ialah kata depan (preposisi), maka seharusnya dipisah menjadi di hutan. Kesalahan penulisan abjad besar ada pada jenis-jenis binatang, Monyet, Kambing, Cicak, Kadal, Singa, Burung Merak. Seharusnya jenis-jenis binantang itu ditulis dengan abjad kecil. Kecuali jikalau didiberi kata sandang (si atau sang) yang menciptakannya menjadi nama, meisalnya Si Merak.  Evaluasi ini berlaku pada seluruh goresan pena Burung Merak.

 “Siapa yang paling tampan di hutan ini? Siapa yang paling mempesona di hutan ini?” sambil bertanya dalam hati.

“Akulah yang paling tampan dan paling mempesona” Jawabnya dengan besar hati selesai berdandan jalan-jalanlah Burung Merak keliling kampung dan setiap bertemu dengan hewan beliau selalu memamerkan keindahan bulunya dari hewan yang satu ke hewan lainya.

Kalimat pertama dalam teks di atas cenderung tidak ada masalah, spesialuntuk penulisan mempesona yang tidak melesapkan abjad /p/ketika menerima prefiks meng-. Seharusnya goresan pena yang benar yakni memesona bukan mempesona.

Kalimat kedua terlalu panjang. Tidak ada tanda baca koma dan titik untuk membedakan bagian-bagian kalimatnya. Sesudah jawabanan Si Burung Merak, seharusnya diakhiri dengan tanda titik. Kalimat yang dipakai juga terlalu panjang sehingga tidak efektif.

Dan akibatnya bertemulah Burung Merak dengan segerombolan Ulat Bulu kemudian dengan congkaknya beliau berkata..

Penggunaan dan di pertama kalimat tidak benar. Maka harus dihapus. Penulisan Ulat Bulu yang dipertamai dengan abjad besar tidak benar. Yang enar yakni abjad kecil.

“Hei, Ulat Bulu jelek! cepat-cepat engkau pergi jauh dari hadapan ku, engkau itu merusak pemandanganku” ejek Burung Merak kepada Ulat Bulu, sambil berjalan “ngulet” dibiarkan saja Burung Merak menghinanya dan ini terjadi setiap kali bila Burung Merak bertemu dengan Ulat Bulu.

Kesalahan pada teks di atas yakni kesalahan penerapan tanda baca. Seharusnya bisa dipisah menjadi tiga atau empat kalimat. Bukan satu kalimat panjang yang keterlaluan.

Seperti biasanya setiap pagi Burung Merak yang selalu memamerkan bulunya kepada tiruana hewan yang beliau temui, dan suatu ketika agak takjub Burung Merak melihat makhluk guah yang gres beliau lihat berada di dalam hutan.

Pada paragraf di aas, kembali kalimat terlalu panjang dan ada pengulangan yang berlebihan. Yaitu pengulangan potongan yang menceritakan kebiasaan Si Burung Merak setiap pagi.

Dan beliau pun tanpa sungkan-sungkan memamerkan bulunya, Makhluk yang dianggap guah oleh Burung Merak tersebut yakni seorang Manusia yang sedang berburu. Melihat keindahaan bulu Burung Merak, si pemburu takjub dan ditangkaplah si Burung Merak.

Penulisan dan di pertama salah. Penggunaan abjad besar pada kata Manusia juga salah. Penggunaan dan di potongan final kurang tepat. Lebih tepat diganti dengan kemudian. Ketidak konsistenan bentuk kalimat juga membuat rancu. Bagian pertama kalimat terakhir ialah kalimat aktif dan merak sebagai objek, sementara di potongan final kalimat merak berposisi sebagai subjek.

Tak jauh dari daerah kejadian, segerombolan Ulat Bulu melihat kejadian ini. Melihat kondisi burung merak yang tidak berdaya Ulat Bulu pun memmenolong Burung Merak untuk dibebaskan dan mereka pun menyerang si pemburu, akhir serangan tersebut, si pemburu lari tunggang langgang tidak besar lengan berkuasa terhadap gatal-gatal yang diterimanya dan Burung Merak pun BEBAS.

Kesalahannya: 1) kalimat terlalu panjang. Tidak efektif. 2) tidak selaras dan tidak konsisten antara kalimat aktif dan kalimat pasif.

Semenjak kejadian itu Burung Merak pun sudah berubah, tidak pernah lagi menyombongkan diri memamerkan keindahan bulunya ke tiruana binatang, beliau spesialuntuk memamerkan keindahan bulunya kepada makhluk sejenisnya saja dan pasangan ketika pada ketika demam isu kawin.

Kesalahan: Kalimat terlalu panjang, tidak efektif.

Selang beberapa hari kemudian, setelah mengalami proses metamorfosis dari ulat bulu, kepompong, dan akibatnya Ulat bulu pun bermetamorfosis sebuntut Kupu-Kupu yang cantik.Tetapi kini akhir ulah insan yang sudah merusak alam, mengakibatkan warna kupu-kupu bermetamorfosis petang.

Kesalahan: Kalimat pertama tidak mempunyai subjek. Kalimat kedua juga melompat. Pertama menyampaikan kupu-kupu anggun sementara yang kedua serta merta menyebut bahwa kupu-kupu bermetamorfosis petang.

Jangan pernah sombong, walaupun engkau secara fisik dilahirkan secara sempurna, alasannya yakni kesombongan sanggup mengakibatkan kerugian terhadap diri sendiri (Burung Merak) Jangan menilai sesuatu dari fisiknya, alasannya yakni fisik yang kurang belum tentu mempunyai belum sempurnanya bahkan bisa jadi menjadi sesuatu yang indah (Ulat Bulu, kupu-kupu).

Kesalahan: Teks dongeng fabel seharusnya tidak memunculkan pesan moral dengan serta-merta dalam cerita. Hal ini merancukan cerita.

Jangan simpel percaya dan terbuka terhadap orang yang gres engkau lihat, walaupun orang tersebut menakjubkan (Burung Merak terhadap manusia). Om Gebe pesen, kita harus menjaga alam supaya habitat makhluk hidup akan terus berlangsung dan tidak merubah fisik atau kemampuannya untuk bertahan hidup.

Munculnya nama Om Gebe dalam teks di atas sama sekali tidak tepat. Apalagi memakai kata pesen yang tidak baku. Penulisan kata merubah juga tidak tepat. Kata dasarnya yakni ubah, menerima imbuhan meng- menjadi mengubah.

Kesalahan Umum

Judul teks dongeng di atas yakni Kisah Burung Merak dan Kupu-Kupu tetapi dalam teks, yang banyak diceritakan yakni merak dan ulat. Ketidak-konsistenan sudut pandang penceritaan menjadikan kebingungan pembaca. Penggunaan kalimat yang tidak efektif juga memperburuk teks dan mempersusah para pembaca untuk memahaminya.

Perbaikan Teks Kisah Burung Merak dan Kupu-Kupu

Pada zaman lampau, terdapat perkampungan para hewan di dalam hutan. Penghuni perkampungan itu terdiri dari banyak sekali jenis binantang yang ada di hutan menyerupai monyet, cicak, kadal, singa, burung merak, ulat bulu, dan binatang-binatang lainnya.

Setiap pagi, Si Merak selalu berkaca dan memuji dirinya sendiri setelah mandi.

 “Siapa yang paling tampan di hutan ini? Siapa yang paling memesona di hutan ini?” Tanya Si Merak dalam hati.

“Akulah yang paling tampan dan paling memesona.
Jawabnya dengan bangga.

Sesudah berdandan, Si Merak berjalan mengelilingi kampung. Setiap kali bertemu dengan hewan lain, di selalu memamarekan keindahan bulunya.

Di perjalanan, Si Merak bertemu dengan segerombolan ulat bulu. melaluiataubersamaini sangat congkak, Si Merak berkata,
Hei, Ulat Bulu jelek! cepat-cepat kalian pergi jauh dari hadapanku, kalian itu merusak pemandanganku”

Segerombolan ulat bulu tidak memperhatikan olok-olokan Si Burung Merak. Ulat bulu terus berjalan. Tidak pernah memedulikan olok-olokan Si Merak yang selalu mengejeknya setiap kali mereka berpapasan.

Si Merak terus berjalan untuk memamerkan keindahan bulunya. Hingga di suatu tempat, ia bertemu dengan makhluk asing. Makhluk yang tidak pernah dijumpainya di dalam hutan. melaluiataubersamaini congkaknya, merak kembali memamerkan keindahan bulunya.

Merak berpikir bahwa makhluk yang gres dijumpainya itu akan kagum dan heran melihat keindahan bulunya. Merak sudah melaksanakan kesalahan. Makhluk yang dipameri keindahan tubuhnya, yakni pemburu.

Melihat keindahan bulu merak, pemburu pribadi mengejar dan menangkap Si Merak. Merak tak bisa berkutik. Dia ingin berontak tapi tidak bisa. Burung merak berteriak-teriak minta tolong.
Tolong.... tolonglah aku... saya ingin bebas!

Tak jauh dari daerah kejadian, segerombolan ulat bulu yang tadi diejek oleh merak melihat kejadian ini. Melihat kondisi burung merak yang tidak berdaya ulat bulu berusahan memmenolong. Ulat bulu menyerang pemburu.

Akibat serangan dari ulat bulu yang sangat banyak, pemburu mencicipi gatal-gatal yang sangat parah. Karena sibuk menggaruk badannya, pemburu akibatnya melepaskan burung merak dari dekapannya. Pemburu lari tunggang-langgang dan burung merak pun bebas.

Sejak kejadian itu, sifat Si Merak berubah. Tidak lagi menjadi hewan yang sombong. Tidak lagi suka memamerkan keindahan bulunya dan mengejek binantang lain yang bulunya tidak seindah bulunya. Dia spesialuntuk menawarkan keindahan bulunya kepada sesama merak.

Beberapa hari kemudian, ulat bulu yang memmenolong burung merak bebas dari pemburu mengalami proses metamorfosis. Dia bermetamorfosis kepompong. Sesudah sekian hari, beliau menjadi makhluk yang baru, indah, dan berakup, kupu-kupu.

Pesan Moral
Baiknya, pesan moral ditulis di luar teks ceritanya. Tidak dimasukkan ke dalam cerita. Jika pun ingin dimasukkan ke dalam cerita, sebaiknya meminta menolongan dari tokoh yang sudah ada.

misal:

Kini para hewan sedang berjuang hidup. Melawan keserakahan para pembalak liar yang mengubah hutan menjadi kering kerontang. Kupu-kupu yang doloe berguaka warna kini mulai pudar. Lambat laun berubah berwarna petang. Sementara, merak sudah mulai kehilangnan daerah tinggalnya.
close