Upaya Pemeliharaan Kesehatan Bagi Anak Usia Dini.

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
Kebijakan pembangunan urusan kesehatan di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada upaya pengadaan obat esensial, acara dan generik buffer stock; peningkatan pengawasan obat dan makanan; pemberantasan penyakit menular; meningkatkan status gizi masyarakat (bumil, bayi dan balita); promosi kesehatan; upaya kesehatan berbasis masyarakat; peningkatan jumlah, jaenteng dan kualitas puskesmas; peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; penyehatan air dan pengamanan limbah; penyehatan lingkungan; peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas dan jaentengnya; penyediaan masukana dan pramasukana menuju Desa Siaga; peningkatan, pembinaan, pengawasan fasilitasi pelayanan kesehatan kerja; pembinaan, pengawasan, fasilitasi pengobatan tradisional; peningkatan kesehatan anak balita; peningkatan kesehatan lansia; peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak; penyusunan standar ratifikasi dan regulasi institusi kesehatan; peningkatan pelayanan kesehatan SDM rumah sakit dan laboratorium daerah; pengadaan masukana dan pramasukana rumah sakit serta laboratorium kawasan dan meningkatkan status ratifikasi rumah sakit daerah.
Hasil pembangunan urusan kesehatan di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010, sanggup diukur dari capaian kinerja melalui indikator derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat tergambar dari tinggi rendahnya indeks kesehatan, yang dipengaruhi oleh tiga indikator, yaitu Angka Harapan Hidup (AHH/UHH), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Anak usia dini ialah masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk mendapatkan aneka macam upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka yaitu masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang didiberikan oleh lingkungan. Masa ini ialah masa untuk meletakkan dasar pertama dalam berbagi kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh lantaran itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak semoga pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Kesehatan masyarakat  ialah suatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Di jaman era globalisasi kini ini yang tentunya diikuti dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada aneka macam sektor kehidupan manusia, begitu pula permasalahannya juga semakin meningkat yang terkait dengan kesehatan masyarakat.
Di dalam kehidupan masyarakat yang sudah berkembang pesat kini ini, terkadang masyarakat sering melupakan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan baik itu kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, serta penyakit yang sifatnya menular dan tidak menular, serta cara pencegahan penyakit menular dan tidak menular bagi mereka asalkan sudah bisa makan dan beraktivitas sudah cukup untuk menjadikan mereka sehat. namun perkembangan dan pengembangan aneka macam ilmu yang terkait dengan kesehatan masyarakat juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Oleh lantaran itu kesehatan lingkungan ialah faktor utama dalam lingkup kesehatan. Jika lingkungan kumuh dan tidak sehat maka akan mengakibatkan masyarakat simpel terkena penyakit baik menular maupun tidak menular. Lingkungan hidup yang baik dan sehat ialah kebutuhan hidup dan hak setiap orang. Setiap orang berhak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang wajib melestarikan fungsi lingkungan hidup, mencegah, menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

  1.2  Rumusan Masalah
            Adapun rumusan duduk masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai diberikut :
1.        Bagaimana pemeliharaan kesehatan pada Anak khususnya anak usia dini?
2.        Bagaimana perkembangan pada anak usia dini?
3.        Bagaimana pelayanan kesehatan bagi anak usia dini ?
4.        Apa upaya menjaga kesehatan pribadi, masyarakat dan lingkungan?
1.3  Tujuan
            Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai diberikut:
1.        Untuk mengetahui upaya pemeliharaan kesehatan bagi anak usia dini.
2.        Untuk mengetahui perkembangan anak usia dini.
3.        Untuk mengetahui pelayanan kesehatan bagi anak usia dini.
4.        Untuk mengetahui upaya menjaga kesehatan pribadi, masyarakat dan lingkungan.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pemeliharaan Kesehatan Anak
Secara umum, memelihara kesehatan anak bertujuan semoga tidak terjadi penyakit yang sanggup mengganggu berguru serta kecerdasan anak yaitu dengan    a) menjaga kemembersihkanan diri anak dan lingkungannya, b) imunisasi tepat waktu,     c) menjaga jenis kuliner yang dikonsumsi. Perawatan kesehatan pada anak usia dini sanggup dipertamai dari pemdiberian kuliner yang sehat dan menjaga kemembersihkanan. Pemdiberian kuliner yang sehat sanggup menjaga kesehatan, mendidik anak semenjak usia dini untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang didiberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kebutuhan anak. Anak yang alergi terhadap kuliner tertentu, maka diberikanlah kuliner pengganti untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Banyak anak yang tidak menyukai kuliner yang sehat menyerupai sayuran, sebagai orang bau tanah dan para guru harus bisa membuat sayuran menjadi kuliner yang paling enak bagi anak. Misalnya, dalam memasak sayuran bisa dimodifikasi dengan zat kuliner lain yang cita rasanya sanggup disukai anak.
Berbagai macam penyakit sanggup diperoleh anak terutama anak usia 0-6 tahun. Masing-masing penyakit mempunyai ciri dan akibatnya. Gejala penyakit anak perlu diketahui guru dan orang bau tanah semoga sanggup memantau dan mempersembahkan pelayanan kesehatan yang tepat untuk anak. Guru di kelas perlu menandakan kepada anak terkena aneka macam hal dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani. Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan semenjak dini, semenjak anak sudah mulai sanggup menangkap dengan panca inderanya terkena arti pentingnya memelihara dan menjaga kesehatan.
2.2 Perkembangan dan Pemeliharaan
Pemeliharaan kesehatan anak juga diadaptasi dengan perkembangannya. Intensitas pelayanan kesehatan yang didiberikan kepada bayi tentu lebih tinggi dibandingkan dengan usia anak-anak. Hal ini dikarenakan pada usia bayi, ia belum bisa sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan masih butuh menolongan secara penuh dari orang dewasa. Sedangkan pada usia anak-anak, harus dibiasakan dan dilatih untuk sanggup berdiri diatas kaki sendiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan yang enteng menyerupai memotong kuku, menggosok gigi, melatih anak untuk mandi sendiri, namun pemeliharaan kesehatan kepada anak juga masih memerlukan pengawasan orang tua.
2.3 Tingkat Pencapaian Perkembangan
Setiap rentang usia anak usia dini mempunyai tahap pencapaian perkembangan sendiri-sendiri. Ada tiga rentang usia yaitu, 0-2 tahun, 2-4 tahun, dan 4-6 tahun (berdasarkan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD) . Karakteristik perkembangan menurut rentang usia tersebut yaitu:
a. Usia 0-2 tahun
Pasca lahir, bayi yang normal mempunyai berat tubuh 2,5 kg samapai 4,5 kg. Anak dalam rentang usia ini lebih membangun kemampuan sensori motoriknya, dan membangun kepercayaan dengan orang terdekatnya, khususnya sang ibu. Anak secara psikologis akan merasa nyaman terhadap ibunya sendiri, yang dilakukan melalui kegiatan menyusui. Sehingga anak usia 0-6 bulan harus didiberi ASI khusus, bila terpaksa tidak bisa, maka bisa didiberi susu formula namun setiap akan mempersembahkan harus didiberi jeda dengan minum air putih. Karena bayi belum bisa berkomunikasi menyerupai orang dewasa, bayi berkomunikasi dengan tangisan. Orang bau tanah pun harus bisa membedakan tangisan ketika anak tidak nyaman akan sesuatu.
Misalnya, dikala bayi tidak nyaman dengan popoknya yang sudah kotor, sehingga harus segera diganti semoga kulit bayi tidak iritasi. Untuk bayi 1- 2 tahun lebih berbagi kemampuan motoriknya, menyerupai tengkurap, merangkak, dan latihan berjalan, serta suka memasukkan benda-benda ke mulutnya. Pada rentang usia tersebut, keamanan mainan anak harus terjaga. Benda-benda yang masuk ke dalam ekspresi anak pun perlu diperhatikan, misal menentukan roti yang cepat hancur di mulut, menentukan mainan gigit (teether) yang empuk. Anak juga bisa diajak untuk bernyanyi dan mendengarkan musik, sehingga sanggup berbagi aspek afektifnya selain rasa kasih akung dan kondusif dari orang disekitarnya.
b. Usia 2-4 tahun
Pada rentang usia ini anak lebih aktif dalam aspek fisik motorik, kognitif, bahasa, moral-agama, dan sosial emosional. Orang bau tanah atau guru sudah bisa mulai membiasakan anak untuk berdisiplin, taat dengan aturan, bekerja sama dengan mitra lain. Anak pada usia ini juga perlu diajak untuk mengenal makhluk ciptaan Tuhan dan bersimpati kepada sesama kawan. Kebutuhan akan bermain juga harus dipenuhi, semoga anak tidak merasa tertekan. Anak juga harus didiberikan media-media pembelajaran yang sanggup merangsang aneka macam kecerdasannya. Orang bau tanah dan guru juga harus menjadi teladan bagi anak, kemudian mendengarkan apa yang diutarakan oleh anak, ajari anak tentang sopan santun dan kata-kata yang baik dan sopan. Anak juga sudah bisa dibiasakan untuk memmembuang sampah di tempatnya, menggosok gigi sesuai aturan, mencuci tangan sebelum makan, menggunting kuku, mandi sendiri.
c. Usia 4-6 tahun
Anak usia 4-6 tahun lebih suka bereksplorasi dan mencoba hal-hal baru, bisa mengklasifikasikan bentuk. Kemampuan fisik motoriknya menjadi lebih meningkan dan semakin terampil. Anak juga lebih sedikit makan, mempunyai rasa cemburu yang kuat, pulas siang lebih sedikit (susah pulas siang). Jika anak susah makan, maka orang bau tanah perlu mempersembahkan obat penambah nafsu makan, namun kandungan gizi yang ada dalam kuliner harus diperhatikan.
2.4 Pelayanan Kesehatan untuk Anak Usia Dini
Perkembangan dan pertumbuhan anak sanggup dipantau melalui KMS (Kartu Menuju Sehat), dikala investigasi di posyandu. KMS juga sanggup digunakan sebagai materi penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya. Manfaat adanya KMS, yaitu:
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, mencakup : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemdiberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemdiberian ASI khusus, dan Makanan Pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang bau tanah balita tentang kesehatan anak.
c. Sebagai masukana komunikasi yang sanggup digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi
Teknik membaca KMS, yaitu:
a. Apabila anak berada di lajur bewarna hijau maka anak berada pada jalur pertumbuhan normal
b. Apabila anak berada di bawah lajur merah (warna putih) mengatakan anak kurus dan perubahannya sanggup dikatakan membaik apabila mendekati lajur hijau. Pendekatan grfik pada lajur hijau bau tanah dikenal dengan catch-up growth.
Pelayanan kesehatan pada anak dilakukan pula dengan imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan mempersembahkan vaksin yang ialah bibit penyakit yang sudah dibentuk lemah kapada seseorang semoga tubuh sanggup membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit kuat yang sama. Imunisasi sanggup melindungi bayi dan bawah umur dari serangan aneka macam virus sehingga dibutuhkan seorang bayi dan anak yang memang sangat rentan terhadap penyakit akan lebih kuat dan terjaga kesehatannya. Vaksin yang digunakan dalam imunisasi, yaitu yaitu :
a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin): Untuk mencegah penyakit tuberkulosis.
b. Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio.
c. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus): Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus.
d. Hepatitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
e. Campak : Untuk mencegah penyakit campak.

2.5  Kesehatan Pribadi, Masyarakat dan Lingkungan
Kesehatan pribadi yaitu kesehatan yang dimiliki oleh seseorang untuk sanggup membina keluarga dan masyarakat yang sehat, dan kesehatan pribadi ialah dasar untuk melaksanakan aneka macam kegiatan atau perbuatan yang positif selama hidup. Usaha kesehatan pribadi yaitu daya upaya dari seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Membuat diri selalu sehat, disamping mempunyai kegunaan untuk diri sendiri, juga akan menguntungkan kesehatan masyarakat.
Menurut Notoatmojo pengertian kesehatan lingkungan pada hakikatnya  yaitu suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh  positif terhadap  terwujudnya  status kesehatan yang optimum pula. Hal ini   tak senada dengan yang dikemukakan oleh Moeller yang menyatakan bahwa kesehatan lingkungan ialah belahan dari kesehatan masyarakat yang memdiberi pengertian pada penilaian, pemahaman, dan pengendalian dampak insan pada lingkungan dan dampak lingkungan pada manusia.
Lingkungan Rumah yaitu salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba insan bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada kurun modern ini insan sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman lampau pula insan sudah mencoba mendesain rumahnya, dengan pandangan gres mereka masing-masing yang dengan sendirinya menurut kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan materi yang ada setempat (local material) pula. Sesudah insan memasuki kurun modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan  bukan bahan-bahan setempat,  tetapi kadang kala desainnya masih mewarisi  kebudayaan generasi sebelumnya.
Tanah ialah  belahan tertipis dari seluruh  lapisan bumi, tetapi pengaruhnya terhadap lingkungan sangat besar.  Hubungan tanah dengan makhluk hidup sangat erat, tanah menyediakan aneka macam sumber daya yang mempunyai kegunaan bagi kelangsungan  hidup insan dan makhluk hidup  lainnya. Selain itu, tanah juga ialah habitat alamiah bagi insan dan makhluk hidup lainnya. Oleh lantaran itu sudah selayaknya insan memelihara kualitas tanah semoga hidup  sejahtera. Kegiatan hutan menyerupai kerusakan hutan, perladangan  berpindah-pindah dan  penggalian  lahan secara besar-bemasukan sangat menghipnotis kondisi tanah. Disamping itu, tanah yang tercemar sanggup mengakibatkan terjadinya pencemaran air  tanah. Bila ini tidak dibatasi sanggup mengakibatkan terjadinya  kerusakan tanah yang pada akhirnya akan menimbulkan tragedi bagi manusia. Penurunan kualitas tanah terutama disebabkan lantaran kehadiran bahan-bahan pencemar di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga sanggup menurun  disebabkan oleh erosi. Pada dasarnya pengikisan sanggup mengakibatkan merosotnya produktivitas lahan, rusaknya lingkungan dan terganggunya keseimbangan ekosistem. Bila keadaan lebih parah lagi akan terbentuk lahan kritis. Beberapa jago mengemukakan bahwa penurunan kualitas tanah sudah mempersembahkan dampak pada kesehatan, menyerupai dampak dari belum sempurnanya unsur-unsur hara mikro yang terkandung dalam materi kuliner terhadap kesehatan manusia.
Agar  kualitas lingkungan tidak menurun atau tercemar, maka   perlu diadakan pengawasan. Seperti Pengelolaan Kualitas Udara, Pengolahan Kualitas Air, Pemulihan Tanah  Terkontaminasi, Sanitasi Makanan. Untuk mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pemmembuangan kotoran insan harus dikelola dengan baik, maksudnya pemmembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk kawasan pedesaan.
Sampah yaitu suatu materi atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan insan dan dimembuang. Para jago kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah yaitu (waste) yaitu sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dimembuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Dari batasan ini terang bahwa sampah yaitu ialah hasil suatu kegiatan insan yang dimembuang lantaran sudah tidak berguna. Sehingga bukan tiruana benda padat yang tidak digunakan dan dimembuang disebut sampah, contohnya : benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akhir dari pegunungan meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akhir angin ribut, dan sebagainya.
Kesehatan masyarakat (bahasa Inggris: public health) yaitu ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui perjuangan masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kemembersihkanan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung semoga setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Ilmu dan seni untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang mencakup upaya-upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, keluarga maupun perorangan serta penyehatan lingkungan hidupnya dalam bentuk fisik, biologis, sosio-ekonomi dan sosio-kultural dengan mengikutisertakan masyarakat. Kesehatan masyarakat yaitu upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi ang mengganggu kesehatan. melaluiataubersamaini kata lain kesehatan masyarakat yaitu sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan yaitu ialah kegiatan kesehatan masyarakat. Kemudian pada selesai kurun ke-18 dengan ditemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat yaitu pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai semenjak pemerintahan Belanda kurun ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu mulai dengan adanya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat di takuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk ke Indonesia tahun 1927, dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Sehingga mulai dari wabah kolera tersebut maka pemerintahan Belanda pada waktu itu melaksanakan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup kesehatan masyarakat sanggup dilihat dari dua hal yaitu ilmu dan seni. Sebagai ilmu kesehatan masyarakat pada mulanya spesialuntuk mencangkup dua hal pokok disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social sciences). Tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang.
Banyak konsep atau istilah yang kita jumpai dalam konteks pendidikan kesehatan, termasuk istilah yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan hidup sehat itu. Salah satu definisi yang dianggap memadai yaitu sebagai diberikut “Suatu keadaan sehat paripurna dan lengkap mencangkup fisik, mental, dan sosial dan bukan spesialuntuk tidak sakit atau mengalami cacat.”
Banyak duduk masalah kesehatan yang pemecahannya harus ditangani oleh masyarakat secara keseluruhan. Sebagai pola penyakit musiman  pada dikala ekspresi dominan kemarau, menyerupai penyakit mata yang diakibatkan oleh asap hutan terbakar, ialah salah satu pola dari duduk masalah kesehatan yang memerlukan kolaborasi aneka macam pihak, termasuk seluruh masyarakat masyarakat setempat. Pihak keluarga memang ialah unit terkecil dari masyarakat yang juga harus bertanggung balasan dalam menangani duduk masalah kesehatan.
Hasil berguru pendidikan kesehatan masyarakat menjadi kebiasaan yang merekat pada siswa apabila praktik kesehatan di setiap keluarga selaras dengan isi dan tujuan acara yang dilaksanakan sekolah. Untuk menangani duduk masalah kesehatan di masyarakat dibutuhkan kemudahan yang sudah berkembang kini dalam pendidikan. Pusat kesehatan masyarakat yang sudah masuk ke pelosok-pelosok desa di seluruh tanah air. Sehubungan dengan keadaan itu, maka sekolah harus bisa tampil sebagai sentra berguru soal kesehatan dari guru pemdidikan kesehatan bersama-sama guru lainnya sebaiknya bisa membentuk wadah, bukan perawatan tetapi penyuluhan bidang kesehatan.
Konsep gaya hidup sehat mencangkup keputusan yang dibentuk oleh seseorang untuk bertindak yang kemudian menghipnotis kesehatannya. Keputusan itu sering menyeret seseorang untuk dihadapkan dengan resiko. Keputusan  sanggup berupa seperangkat prilaku yang membahayakan diri pribadi.
Salah satu cara dalam memenuhi konsep gaya hidup sehat ini yaitu pola makan kita. Makanan sangat besar lengan berkuasa pada kesehatan, lantaran kuliner ialah sumber dari energi. Manusia selalu mengeluarkan energi, bahkan sewaktu pulas. Jika anda tetap berada di tempat pulas selama 24 jam dan tidak melaksanakan apapun, anda akan mengeluarkan kira-kira 1.600 kalori (untuk berat 154 pon atau 70 kilogram).
Berbagai jenis penyakit kini semakin banyak saja. Salah satu penyebabnya, gaya hidup dan lingkungan yang semakin tidak sehat. Secara umum ada dua jenis penyakit, yaitu yang menular dan tidak menular. Penyakit yang tidak menular menyerupai jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, osteoporosis, rematik, dan sebagainya. Dalam kelompok penyakit menular ada yang enteng dan ada juga yang berat. Yang enteng contohnya influenza dan diare. Sedangkan yang berat menyerupai HIV/AIDS, polio, demam berdarah, campak, TBC, malaria, flu burung, SARS, dan sederet penyakit lainnya. Menular atau tidaknya suatu penyakit tetaplah harus diwaspadai dan dihentikan dianggap enteng. Sebab, ketika seseorang terkena suatu penyakit acara kehidupannya akan terganggu.
Apalagi bila penyakitnya sudah parah, bisa mengakibatkan kematian. Pada penyakit menular, medium penularannya bermacam-macam. Ada yang lantaran kontak pribadi dengan penderita, lewat udara, kotoran, atau lewat mediator binatang. ''Penyakit menular itu sangat luas cakupannya. Tapi, secara sederhana yang disebut penyakit menular yaitu yang bisa menularkan dari satu orang ke orang lain,'' kata dr Siselia Titis Iramati dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, kepada Republika. Dari belahan tubuh paling atas sampai bawah, ujar Titis, bisa terkena penyakit menular. Mata, misalnya, bisa terkena mata merah lantaran infeksi (belekan) yang bisa menular. Kelenjar pengecap bisa menularkan penyakit gondongan. Jenis penyakit pada tenggorok yang menular contohnya flu. Paru-paru juga bisa terkena penyakit menular. TBC, misalnya.
Sedangkan pada pencernaan, jenis penyakit yang menular yaitu diare, disentri, dan thypus. ''Organ seksual juga bisa terkena penyakit menular. Ini lebih dikenal sebagai penyakit menular seksual. Misalnya kencing infeksi atau GO. Yang paling angker yaitu HIV/AIDS,'' ujar Titis menambahkan. Pada kulit, jenis penyakit yang menular yaitu campak dan cacar air. Sedangkan penyakit menular yang penularannya lewat mediator hewan contohnya demam berdarah, malaria, flu burung, dan sebagainya. Sedangkan penyakit polio menular lewat kotoran manusia.
Mencegah penyakit menular, bahu-membahu gampang. Yaitu, dengan menjaga kemembersihkanan diri dan lingkungan. Yang paling sederhana yaitu dengan mencuci tangan sebelum makan. Sayangnya, kesadaran untuk menjaga kemembersihkanan diri dan lingkungan ini masih cukup rendah di kalangan masyarakat kita. misal yang paling simpel yaitu sikap para pekerja kantoran. Mereka sering kali makan di pinggir jalan tanpa basuh tangan terlebih lampau. Juga jarang melaksanakan olahraga.
Makanan yang dimakan pun haruslah yang sehat dan bebas dari kotoran, tidak dihinggapi oleh lalat. Yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan membiasakan hidup sehat, menyerupai rajin berolahraga dan istirahat cukup. Olahraga ini sangat penting lantaran banyak penyakit yang bisa dicegah atau dihindari dengan acara fisik. Lingkungan yang sehat, memang sangat penting untuk pencegahan penyakit menular. Misalnya, penyakit TBC. Sirkulasi dan ventilasi udara yang cukup bisa membunuh virus penyebab TBC.
Salah satu upaya mencegah penyakit menular yaitu pemdiberian imunisasi. melaluiataubersamaini imunisasi tubuh mendapatkan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu. Misalnya, campak, polio, hepatitis B, dan sebagainya. Menurut dr Siselia Titis Iramawati dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, imunisasi ialah salah satu cara untuk mencegah tertularnya penyakit menular. Jika sudah diimunisasi, maka kemungkinan kecil akan terjangkit penyakit menular. Kalau pun masih kena, maka tidak sehebat yang tidak diimunisasi. Imunisasi campak, misalnya. Anak yang sudah diimunisasi ini kemungkinan kecil bisa terkena.
Kesehatan masyarakat mempunyai tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat diartikan bahwa sikap sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara oleh petugas kesehatan. Kondisi duduk masalah kesehatan di Indonesia sebagian besar terkait sikap masyarakat dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung menuju sikap hidup sehat. Upaya merubah sikap masyarakat menjadi sikap sehat sanggup dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi kesehatan. Atas dasar keadaan tersebut maka wajib bagi petugas kesehatan mempunyai kompetensi melaksanakan promosi kesehatan.


BAB III
PENUTUP


3.1   Kesimpulan
 Berdasarkan pemaparan di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa pemeliharaan kesehatan semenjak dini sangatlah penting. Setiap tahap perkembangan anak juga perlu dipantau semoga anak tumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas, dan bermoral. Pemeliharaan kesehatan anak juga diadaptasi dengan perkembangannya. Intensitas pelayanan kesehatan yang didiberikan kepada bayi tentu lebih tinggi dibandingkan dengan usia anak-anak.
Sedangkan pada usia anak-anak, harus dibiasakan dan dilatih untuk sanggup berdiri diatas kaki sendiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan yang enteng menyerupai memotong kuku, menggosok gigi, melatih anak untuk mandi sendiri, namun pemeliharaan kesehatan kepada anak juga masih memerlukan pengawasan orang tua.
Untuk menangani duduk masalah kesehatan di masyarakat dibutuhkan kemudahan yang sudah berkembang kini dalam pendidikan. Pusat kesehatan masyarakat yang sudah masuk ke pelosok-pelosok desa di seluruh tanah air. Sehubungan dengan keadaan itu, maka sekolah harus bisa tampil sebagai sentra berguru soal kesehatan dari guru pemdidikan kesehatan bersama-sama guru lainnya sebaiknya bisa membentuk wadah, bukan perawatan tetapi penyuluhan bidang kesehatan

3.2  Saran
Untuk meningkatkan kesehatan mulai dari kesehatan pribadi, masyarakat dan lingkungan maka perlu dilakukan penyuluhan yang dilakukan secara kontinu dan mencapai di pelosok-pelosok masyarakat terutama di wilayah pedesaan. Untuk anak usia dini yang masih rentan terhadap penyakit maka perlu menerima perhatian yang lebih komprehensif sehingga anak yang masih dalam usia perkembangan sanggup berkembang dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA


Aqib, Zainal. 2011. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bandung: Nuansa Aulia.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD


close