Pelajaran Makna Kata Ulang Dari Twit Gus Mus

Pelajaran dan Penjelasan Makna kata ulang dijelek-jelekin dari twit KH. Mustofa Bisri

Akun media umum acap kali meliputi diberita-diberita hoax alias fitnah alias bohong. Tetapi, tak sedikit pula akun yang mempersembahkan informasi enteng, menarikdanunik, bahkan bermanfaa.

Akun twitter @gusmusgusmu ialah salah satu akun penyebar kedamaian kesegaran dan pencerahan. Meskipun diakungkan, intensitas twit Kiai Sepuh tokoh NU ini tidak sebanyak akun-akun tidak terperinci yang provokatif.


Di tengah 'iritnya' twit dari Gus Mus, tetapi setiapn twit dari ia selalu mempersembahkan kesejukan. Selalu menggambarkan langsung yang kalem, tidak praktis marah.

Mengingatkan pun tidak memakai bahasa negatif, tetapi selalu mengatakan dengan bahasa yang positif.

Salah satunya ialah twit untuk jawabanan dari salah seorang netizen. Sebelumnya, Gus Mus menulis setiap orang muslim harus menghormati orang lain, termasuk tetangga dan para tamu. Kemudian ada yang bertanya, seandainya kita yang dihina apakah harus membisu saja.

Berikut twit lengkap interaksi tersebut:


Anton Rizqan Erawan bertanya, "Diam jika dijelek-jelekin tetangga gimana?"

Gus Mus Menjawaban dengan tersenyum, "Bagus dijelek-jelkin kan tidak berarti jelek. Kalau membalas jelek-jelekin, malah menjadi buruk dan membenarkan ucapan orang yang jelek-jelekin."

Penjelasan arti kata dijelek-jelekin dari Gus Mus ada pada kalimat pertama. Jadi, arti dijelek-jelekin atau dijelek-jelekan memiliki arti dianggap buruk oleh orang lain. Karena konteks kalimatnya begikut. Kaprikornus pengulangan yang disertai dengan afiks atau imbuhan di- KU - in atau di- KU - kan. KU ialah abreviasi dari Kata Ulang.

Tetapi ada kalanya di- KU -in atau di- KU -kan bisa mengubah makna menjadi dibuat jadi. Misalnya dalam kalimat:
"Tulisannya dijelek-jelekin supaya nggak disuruh nulis di papan"

"Tulisannya dijelek-jelekkan supaya tidak disuruh menulis di papan"

Pada pola kalimat di atas, makna imbuhannya ialah dibuat jadi jelek. Bukan dianggap jelek.

Tentu tidak spesialuntuk pelajaran tentang kata ulang yang sanggup diambil dari twit KH. Mustofa Bisri alias Gus Mus, ini. Ada yang lebih dalam. Yaitu pelajaran budpekerti dan agama. Bagaimana sikap kita.

Karena lebih baik mengajak orang menjadi baik, daripada sekadar mengajak orang meninggalkan hal buruk.


close