Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 7

Pernah galau memakai dan menentukan kata, mana yang baku dan mana yang tidak baku? Kebingungan yang muncul itu diakibatkan kita terlanjur sering mendengar dan memakai kata yang kurang sempurna alias tidak baku. Maka untuk mengetahui mana kata yang baku dan mana yang tidak lebih sempurna kalau dirujuk (melihatnya) di dalam engkaus standar. Kamus yang sanggup menjadi rujukan yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, forum pemerintah yang bertugas membuatkan dan mengkaji Bahasa Indonesia dan bahasa Daerah.

Penggunaan kata baku dan tidak baku sudah masuk ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Salah satu bahan wacana kata baku siswa diminta untuk mengerjakan  dan menawarkan kesalahnnya. Berikut ini daftar kata yang salah (tidak baku)

bawain
pengrusak
merubah
mempengaruhi
sintesa
resiko
diakomodir
kuwalitas
infra   merah
ekstra kurikuler


Ketidak-bakuan kata-kata di atas disebabkan oleh kesalahan penerapan abjad dan kesalahan penulisan serta tanda baca. Berikut ini alasan kesalahan dan perbaikan yang sempurna untuk kata-kata tidak baku di atas.

TIDAK BAKU
ALASAN
PERBAIKAN
bawain
Imbuhan –in
Bawakan
pengrusak
Imbuhan –peng
Perusak
merubah
Kata dasarnya ‘ubah’
Mengubah
mempengaruhi
Kata dasarnya ‘pengaruh’ harus luluh
Memengaruhi
sintesa
Tidak baku
Sintesis
resiko
Kesalahan abjad e harusnya i
Risiko
diakomodir
Imbuhan absurd seharusnya –asi
Diakomodasi
kuwalitas
Ada abjad w
Kualitas
Infra merah
Ada spasi
Inframerah
Ekstra kurikuler
Ada spasi
Ekstrakurikuler




Adapun klarifikasi yang lebih rinci sanggup disimak dalam keterangan wacana kata baku dan tidak baku diberikut ini:

bawain
kata bawain ialah bentukan dari kata dasar ‘bawa’ dan akhiran ‘-in’. Akhiran ‘-in’ memang dikenal dalam bahasa Indonesia namun dalam bahasa percakapan -dan pergaulan alias bahasa gaul. Imbuhan ‘-in’ dalam bahasa Indonesia yang baku yakni ‘-kan’ jadi yang benar yakni ‘bawakan’.

misal kalimat:

Tolong bawain engkaus saya dong (Tidak Baku/Ragam Santai)
Tolong bawakan engkaus aku. (Baku/Ragam Resmi)

pengrusak

Kata pengrusak ialah bentuk dari kata dasar ‘rusak’ menerima imbuhan (pertamaan) ‘pe-‘. Maka seharusnya pe- tidak menjelma ‘peng-‘ melainkan tetap ‘pe-‘ menjadi ‘perusak’. Sama halnya dengan kata dasar ‘lari’ yang menerima imbuhan ‘pe-‘ menjadi ‘pelari’ bukan ‘penglari’.  Imbuhan ‘pe-‘ dalam kata perusak dan pelari artinya orang yang....



merubah

Kata merubah memang sering digunakan. Padahal kata dasarnya yakni ubah bukan rubah. Kata ubah bersinonim dengan ganti sementara rubah adalah jenis binatang.

Maka lantaran kata dasarnya yakni ubah mendapat imbuhan me- (ingat dalam bahasa baku tidak ada imbuhan mer-) maka yang baku yakni mengubah bukan merubah.

mempengaruhi
Kata mempengaruhi memang ‘baru diperbaiki’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebelumnya, dalam bahasa Indonesia, yang baku yakni mempengaruhi. Namun setelah dikaji lebih dalam, kata dasarnya yakni pengaruh yang dipertamai dengan suara p. Sama halnya dengan pesan yang menjadi memesan karena menerima imbuhan meN- bukan mempesan.

Maka kata baku untuk mempengaruhi adalah memengaruhi.

sintesa

Sintesa ialah istilah serapan dari bahasa asing. Serapan yang benar yakni sintesis dengan.

resiko

Risiko sering salah ditulis resiko karena pengucapan dan pelafalan yang sering dipakai yakni resiko menggukan e. Maka dari itu, kesalahan yang sering muncul yakni lantaran terbiasa menulis apa yang didengar.

diakomodir

Diakomordir yakni istilah yang biasa dipakai dalam masyarakat. Bahkan ragam bahasa jurnalis juga sering salah memakai kata yang tidak baku ini. Kata baku untuk diakomodir adalah diakomodasi. Seperti halnya dengan istilah akomodasi yang berarti biaya dan kebutuhan , bukan ditulis akomodir.

Penjelasan lebih lengkap wacana kata akomodir dan akomodasi serta kata baku dan tidak baku yang seperti sanggup dibaca dalam artikel: Daftar Kata Tidak Baku Pengaruh Bahasa Belanda | Legalisasi dan Legalisir

kuwalitas

Sama halnya dengan kata risiko yang sering salah tulis sehingga disebut tidak baku. Kata kualitas juga sering ditulis kuwalitas atau bahkan kwalitas. Penulisan ini tidak baku lantaran memang salah. Meskipun dalam bahasa absurd sebagai sumber penyerapannya terdapat abjad w, dalam kata bahasa Indonesia yang baku tidak ada abjad w. Maka kata yang benar sesuai perbaikan yakni kualitas.

infra  merah dan ekstra  kurikuler

Kedua kata di atas salah lantaran adanya jarak (spasi). Inframerah dan ekstrakurikuler harus ditulis tanpa spasi lantaran ialah satu kata. Penulisan kedua kata tersebut sering salah lantaran dianggap terdiri dari dua kata. Hal ini disebabkan memang ada kata merah dan ada kata ekstra jadi seakan-akan bangun sendiri. Padahal tidak.


Demikian klarifikasi kata baku dan kata tidak baku yang disertai dengan alasan kesalahan (ketidakbakuan) dan referensi perbaikannya. Semoga bermanfaa. Salam Pustamun!
close