Pengertian Discovery


Penemuan (discovery) ialah suatu model pembelajaran yang dikembangkan menurut pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani (2014 : 64) discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila bahan pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diperlukan siswa mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani (2014 : 97) mengungkapkan bahwa discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014 : 282) bahwa discovery learning adalah suatu model untuk menyebarkan cara berguru aktif dengan menemukan sendiri, menyidik sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan usang dalam ingatan. Melalui berguru penemuan, siswa juga sanggup berguru berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri duduk kasus yang dihadapi. Wilcox (dalam Hosnan, 2014 : 281) menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk berguru sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman dan melaksanakan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Model discovery ialah pembelajaran yang menekankan pada pengalaman pribadi dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Bahan bimbing yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Makara siswa memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui pemdiberitahuan, melainkan melalui inovasi sendiri. Bruner dalam Kemendikbud, (2013 : 4) mengemukakan bahwa proses berguru akan berjalan dengan baik dan kreatif kalau guru mempersembahkan peluang pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi berguru yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori, siswa spesialuntuk mendapatkan informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri. Sardiman dalam Kemendikbud, (2013 : 4) mengungkapkan bahwa dalam mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan mempersembahkan peluang kepada siswa untuk berguru secara aktif, guru harus sanggup membimbing dan mengarahkan acara berguru siswa sesuai dengan tujuan.
Menindaklanjuti beberapa pendapat yang sudah dikemukakan para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model discovery learning adalah suatu proses pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri suatu konsep ataupun prinsip yang belum diketahuinya.
close