5 Bahasa Dan Dialek Di Jawa Timur Beserta Persebarannya

5 Bahasa dan Dialek yang Ada di Jawa Timur Beserta Persebarannya


Jawa Timur ialah provinsi yang ada di belahan ujung timur Pulau Jawa. Di Jawa Timur ada beberapa bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakatnya. Bahasa di Jawa Timur antar lain bahasa Jawa, Bahasa Madura, Bahasa Osing, Bahasa Tengger, dan Bahasa Kangean.

Duta Bahasa Hendaknya Juga Tahu Semua Bahasa di Daerahnya
Jadi kalau ada pertanyaan berapa jumlah bahasa yang ada di Jawa Timur. Bisa dijawaban dua. Bisa dijawaban di Jawa Timur ada 5 Bahasa. Atau juga bisa dijawaban 3 Bahasa. Berikut ini klarifikasi lengkapnya.

Bahasa Jawa
Bahasa Jawa yang digunakan di Jawa Timur yang cukup besar penuturnya ialah bahasa Jawa dialek
Arekan atau bahasa Jawa Jawa Timuran. Ada beberapa yang khas dari Jawa Timur. Hal ini terjadi tak lepas dari adanya persinggungan antara bahasa Jawa dan Bahasa Madura yang penuturnya juga menyebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Bahkan bahasa Madura menjadi bahasa mayoritas di beberapa kabupaten di Jawa Timur selain di pulau Madura.
  
Bahasa Jawa dialek Arekan atau juga lebih sering dikenal sebagai bahasa Arekan (dalam Bahasa Jawa : boso Arekan) atau Boso Suroboyoan ialah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya. Dialek ini sudah berkembang dan digunakan oleh sebagian besar masyarakat Surabaya dan sekitarnya.

Dilihat dari tata urutan tingkat penerapan bahasa Jawa. Secara struktural bahasa, bahasa Jawa dialek Suroboyoan sanggup disebut sebagai bahasa yang paling kasar. Akan tetapi, bahasa dengan tingkatan yang lebih halus (kromo) masih digunakan oleh beberapa orang di Surabaya. Hal ini ditujukan sebagai bentuk penghormatan terhadap atas orang lain. Biasanya digunakan untuk orang yang belum dikenal atau lebih dihormati.

Namun, penerapan bahasa Jawa halus (tingkat jawa krama madya hingga krama inggil) di kalangan orang-orang Surabaya secara kebanyakan tidaklah sehalus bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat di Jawa Tengah. Terutama ialah bahasa yang digunakan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta (Solo). Bahasa Jawa halus dialek suroboyoan banyak mencampurkan kata sehari-hari yang bekerjsama lebih kasar.

Persebaran penerapan bahasa Jawa dialek arekan atau suroboyoa di Jawa Timur beberapa kabupaten. Adapun penerapan penerapan dialek Suroboyoan (Jawa Arek) ini diperkirakan hingga wilayah diberikut ini. Di belahan selatan hingga Kabupaten Jombang. Wilayah kecamata Perak, Jombang belahan selatan sudah memakai dialek Jawa Kulonan (Jawa Tengahan), sementara wilayah Perak belahan utara memakai dialek suroboyoan.

Di belahan selatan, juga ada di wilayah Malang. Kota dan kabupaten malang, masyarakatnya juga memakai bahasa Jawa dialek arekan ini. Meskipun Malang juga mempunyai kekhasan sendiri dalam dialek bahasa Jawanya yaitu bahasa Ngalam (dibalik dari Malang). Pembalikan ini menjadi ciri khas bahasa Jawaa dialek malang. Namun, secara keseluruhan bahasa yang digunakan, dan yang dibalik, juga dialek suroboyoan.

Dibagian utara, penerapan dialek suroboyoan mencakup wilayah pulau Madura. Selain sebagai penutur bahasa Madura. Masyarakat di Pulau Madura juga sanggup memakai bahasa Suroboyoan secara aktif.

Persebaran di belahan barat, wilayah yang penduduknya memakai bahasa Jawa dialek suroboyoan ini mencakup wilayah Gresik dan Kabupaten Lamongan. Adapun di belahan timur, persebaran penerapan bahasa Jawa dialek Suroboyoan mencakup kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Kab. Lumajang, Jember, hingga Banyuwangi.

Baca Juga: 5 Data dan Fakta Unik Bahasa Jember

Sementara itu, di belahan barat Provinsi Jawa Timur, bahasa Jawa yang digunakan seolah-olah dengan bahasa Jawa kulonan. Penggunaan bahasa Jawa Kulonan  juga menyebar di hampir seluruh belahan Provinsi Jawa Timur. Jadi, selain memahami dan aktif memakai bahasa Jawa Suroboyoan. Penutur bahasa Jawa di Jawa Timur juga bisa dan aktif berkomunikasi dengan memakai bahasa Jawa Kulonan.

Bahasa Madura
Bahasa Madura menjadi bahasa yang juga digunakan oleh masyarakat Jawa Timur. Bahkan Madura identik dengan Jawa Timur, dan Jawa Timur identik juga dengan bahasa Madura.
Bahasa Madura ialah bahasa yang digunakan oleh Suku Madura. Diperkirakan Bahasa Madura mempunyai penutur sebanyak kurang lebih 14 juta orang.

Pusat penutur bahasa Madura ada di Pulau Madura. Bahasa Madura juga digunakan di Ujung Timur Pulau Jawa. Wilayah yang juga disebut daerah Tapal Kuda, di kaki pepegununganan Argopuro. Wilayah tapal kuda mencakup Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo. Penutur bahasa Madura di Jawa Timur juga banyak di Pasuruan, Surabaya, Malang, dan Probolinggo. Penutur bahasa Madura juga tersebar di formasi pulau-pulau yang ada di sekitar pulau Madura.


Bahasa Tengger
Selanjutnya bahasa yang digunakan oleh orang Jawa Timur ialah bahasa Tengger. Sebagian beropini bahwa bahasa Tengger itu ialah sub dialek bahasa Jawa. Maka terkadang disebut pula bahasa Jawa dialek Tengger. Bahasa ini digunakan oleh suku Tengger. Suku Tengger ialah masyarakat yang mendiami wilayah sekitar pepegununganan Bromo Tengger Semeru.
Bahasa Tengger (terkadang disebut Bahasa Jawa Tengger) ialah bahasa yang digunakan Suku Tengger di tempat kaki pepegununganan Bromo-Tengger-Semeru yang termasuk wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang, serta Kabupaten Lumajang.

Berdasarkan ilmu bahasa (secara linguistik), bahasa Tengger termasuk ke dalam  rumpun bahasa Jawa dalam rumpun bahasa Formosa (atau Paiwanik) yang berasal dari rumpun bahasa Austronesia.

Sebagian pendapat juga menganggap bahwa bahasa Tengger ialah turunan bahasa Kawi. Dalam bahasa Tengger terdapat banyak kata-kata kuno, serta banyak mempertahankan kalimat kuno yang bekerjsama sudah tak digunakan lagi oleh penutur dalam bahasa Jawa modern.

Persebaran bahasa Tengger sesuai dengan keberadaan suku Tengger. Bahasa ini dituturkan di wilayah yang didiami suku Tengger yang menetap di tempat pepegununganan Bromo-Tengger-Semeru. Lebih detail lagi penutur bahasa Tengger ada di Kecamatan Tosari (Pasuruan),
    Kecamatan Sukapura (Probolinggo), Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo (Malang)
    Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro (Lumajang).

Bahasa Osing
Bahasa selanjutnya yang digunakan oleh orang Jawa Timur ialah bahasa Osing. Bahasa Osing merupaka bahasa yang digunakan oleh penutur di daerah Banyuwangi. Kabupaten yang ada di ujung timur Jawa Timur. Secara linguistik, bahasa Osing termasuk dari cabang Formosa (bahasa yang asal-usulnya berasal dari kepulauan Taiwan) dalam rumpun bahasa Austronesia.

Nama Bahasa Osing diambil dari kata Sing. Kata osing yang digunakan dalam bahasa Bali. Arti Osing seolah-olah kata arti kata tusing dalam bahasa Bali. Hal ini disebabkan Bali ialah daerah tetangga Banyuwangi. Arti Osing (biasa diucapkan sing saja) mempunyai arti ‘Tidak’.

Persebaran penutur atau orang yang memakai bahasa Osing mencakup sebagian penduduk Kabupaten Banyuwangi.  Penduduk Banyuwangi juga menamakan diri Laros (akronim dari Lare Osing atau Anak Osing). Jumlah penduduk orisinil Banyuwangi diperkirakan sebanyak 500 ribu jiwa. Penduduk ini secara otomatis menjadi pendukung untuk penurutan Bahasa Osing. Penutur Bahasa Osing ini yang paling lebih banyak didominasi tersebar terutama di wilayah tengah Kabupaten Banyuwangi. Wilayah tengah ini meliputiKecamatan Kabat, Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Glagah, Kalipuro, Kecamatn Srono, Kecamatan Songgon, Kecamatan Cluring, Kecamatan Giri, sebagian wilayah kota Banyuwangi, Kecamatan Gambiran, Kecamatan Singojuruh, sebagian Kecamatan Genteng, dan Licin.

Penutur bahasa Osing juga ada di daerah luar Banyuwangi. Yaitu ada di Kabupaten Jember. Penutur bahasa Osing juga ada di Kecamatan Wuluhan, Jember. Khususnya di Dusun Krajan Timur, Desa Glundengan. Namun dialek Osing di belahan selatan Jember ini sudah banyak dipengaruhi oleh bahasa Jawa dan Madura. Hal ini disebabkan oleh keterisolasiannya dari daerah penutur asal bahasa Osing lainnya di Banyuwangi.

Selain itu, bahasa Osing doloe juga dituturkan di beberapa kampung Osing di Jember. Kampung Osing ada di akrab stasiun kereta api Jember. Penutur Osing juga ada di desa Biting Kecamatan Arjasa, Daerah Tegal Boto (daerah Kampus Universitas Jember), serta Desa Kemiri Kecamatan Panti dan Kecamatan Puger.

Bahasa Kangean

Bahasa yang juga digunakan oleh orang Jawa Timur ialah Bahasa Kangean. Bahasa ini digunakan oleh suku Kangean. Penuturnya ada di kepulauan Kangean. Secara linguistik, Bahasa ini termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Yaitu bahasa yang induknya berasal dari kepulauan Taiwan. Cikal bakal seluruh bahasa di tempat Asia Tenggara.
close