pustamun.blogspot.com - Dalam kehidupan orang Jawa, setiap acara orang besar ialah tanda. Apalagi bagi pemain togel, niscaya dicari-cari makna yang bekerjasama dengan nomor untuk dicari nomor buntutnya. Tetapi, dalam falsafah kehidupan Jawa, bukan sekadar itu tindak tanduk penguasa ialah tanda dari sesuatu yang tersembunyi.
Begitu juga dengan ilmu komunikasi, setiap gerak gerik membuktikan makna tertentu. Apalagi dari seorang pemimpin negeri, Presiden.
Di tengah carut-marut problem dan perang opini yang berkembang belakangan ini di Indonesia. Presiden Jokowi selalu terlihat santai seperti tidak ada masalah. Malah Jokowi menyampaikan acara yang justru sangat santai. Berbeda dengan acara Presiden Jokowi setelah agresi massa besar-bemasukan. Jokowi justru menyambangi markas pasukan elit Tentara Nasional Indonesia - Polri, menyapa prajurit yang sedang latihan dan beryel-yel. Unjuk kekuatan.
Akhir-akhir ini, justru Jokowi sedang melaksanakan acara olahraga. Santai saja, sepertinya. Tetapi itu ialah simbol. Simbol yang ingin ditunjukkan dan akan terjadi. Jokowi orang Jawa, tentu gaya komunikasinya juga cara Jawa. Tidak pribadi serang, tapi memegang kendali, membentuk opini dengan elegan. Seperti sebelum-sebelumnya.
Dalam goresan pena ini dibahas tiga foto dan acara yang diikuti Jokowi di tengah memanasnya kegaduhan politik yang dibawa-bawa ke ranah aturan di negeri ini. Jokowi pada suatu peluang berfoto bersama Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Kapolri. Diapit oleh keduanya, Jokowi berfoto dengan ratusan perwira TNI-Polri yang memang diseting duduk dan bangkit berseling antara Tentara Nasional Indonesia dan Polri. Dalam foto tersebut, TNI-Polri benar-benar membaur, mengenakan pakaian dinas masing-masing. Sementara Jokowi menggunakan pakaian resmi. Jas berdasi.
Foto diambil dari kawasan yang cukup tinggi, sehingga sanggup betapa banyak TNI-Polri yang membaur bersama Presiden. Mereka (TNI-Polri) ada di samping dan dibelakang Presiden. Artinya, mereka (TNI-Polri) siap mengpertama dan mendukung Presiden Jokowi. Dalam makna yang lebih dalam, mereka akan melindungi Presiden di tengah isu makar dan penggulingan kekuasaan.
Selanjutnya, yang juga sempat menjadi pemdiberitaan besar diunggah juga melalui twitter @Jokowi ialah acara Presiden sedang mengikuti lomba panahan. Bukan sekadar menghadiri, bahkan mengikuti. Juga memanah secara langsung. Makna yang sanggup ditarik dari acara itu adalah, presiden punya anak panah yang siap dilepaskan sewaktu-waktu sesuai dengan titahnya. Meskipun banyak permasalahan Jokowi tetap punya kendali. Dari memanah, beliau juga sanggup saja mengirimkan kabar bahwa beliau sanggup membidik target.
Selanjutnya, Jokowi bermain bola dengan wartawan Istana. Jokowi, melalui twitter menyampaikan bahwa meskipun lelah tapi agar sehat. Bisa dimaknai sebagai pesan bagi tiruana masyarakat mungkin juga para lawan politiknya, bahwa beliau sedang memainkan permainan. Dia sedang menggiring bola. Terserah pada beliau mau digiring ke mana bola itu.
Artinya, Jokowi masih memegang kendali terhadap negeri ini. Jokowi punya kuasa penuh atas jalannya negeri ini.
Jadi, Jokowi didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia - Polisi Republik Indonesia yang ada di belakangnya. Dia sanggup membidik (apapun) yang beliau mau. Dan sekarang, dialah yang sedang memegang kendali.
Begitu juga dengan ilmu komunikasi, setiap gerak gerik membuktikan makna tertentu. Apalagi dari seorang pemimpin negeri, Presiden.
Presiden Jokowi Main Bola - Foto: Twitter.com/jokowi |
Di tengah carut-marut problem dan perang opini yang berkembang belakangan ini di Indonesia. Presiden Jokowi selalu terlihat santai seperti tidak ada masalah. Malah Jokowi menyampaikan acara yang justru sangat santai. Berbeda dengan acara Presiden Jokowi setelah agresi massa besar-bemasukan. Jokowi justru menyambangi markas pasukan elit Tentara Nasional Indonesia - Polri, menyapa prajurit yang sedang latihan dan beryel-yel. Unjuk kekuatan.
Akhir-akhir ini, justru Jokowi sedang melaksanakan acara olahraga. Santai saja, sepertinya. Tetapi itu ialah simbol. Simbol yang ingin ditunjukkan dan akan terjadi. Jokowi orang Jawa, tentu gaya komunikasinya juga cara Jawa. Tidak pribadi serang, tapi memegang kendali, membentuk opini dengan elegan. Seperti sebelum-sebelumnya.
Dalam goresan pena ini dibahas tiga foto dan acara yang diikuti Jokowi di tengah memanasnya kegaduhan politik yang dibawa-bawa ke ranah aturan di negeri ini. Jokowi pada suatu peluang berfoto bersama Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Kapolri. Diapit oleh keduanya, Jokowi berfoto dengan ratusan perwira TNI-Polri yang memang diseting duduk dan bangkit berseling antara Tentara Nasional Indonesia dan Polri. Dalam foto tersebut, TNI-Polri benar-benar membaur, mengenakan pakaian dinas masing-masing. Sementara Jokowi menggunakan pakaian resmi. Jas berdasi.
Foto diambil dari kawasan yang cukup tinggi, sehingga sanggup betapa banyak TNI-Polri yang membaur bersama Presiden. Mereka (TNI-Polri) ada di samping dan dibelakang Presiden. Artinya, mereka (TNI-Polri) siap mengpertama dan mendukung Presiden Jokowi. Dalam makna yang lebih dalam, mereka akan melindungi Presiden di tengah isu makar dan penggulingan kekuasaan.
Selanjutnya, yang juga sempat menjadi pemdiberitaan besar diunggah juga melalui twitter @Jokowi ialah acara Presiden sedang mengikuti lomba panahan. Bukan sekadar menghadiri, bahkan mengikuti. Juga memanah secara langsung. Makna yang sanggup ditarik dari acara itu adalah, presiden punya anak panah yang siap dilepaskan sewaktu-waktu sesuai dengan titahnya. Meskipun banyak permasalahan Jokowi tetap punya kendali. Dari memanah, beliau juga sanggup saja mengirimkan kabar bahwa beliau sanggup membidik target.
Selanjutnya, Jokowi bermain bola dengan wartawan Istana. Jokowi, melalui twitter menyampaikan bahwa meskipun lelah tapi agar sehat. Bisa dimaknai sebagai pesan bagi tiruana masyarakat mungkin juga para lawan politiknya, bahwa beliau sedang memainkan permainan. Dia sedang menggiring bola. Terserah pada beliau mau digiring ke mana bola itu.
Artinya, Jokowi masih memegang kendali terhadap negeri ini. Jokowi punya kuasa penuh atas jalannya negeri ini.
Jadi, Jokowi didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia - Polisi Republik Indonesia yang ada di belakangnya. Dia sanggup membidik (apapun) yang beliau mau. Dan sekarang, dialah yang sedang memegang kendali.