pustamun.blogspot.com - Seperti yang sudah dibahas dalam artikel postingan sebelumnya di blog ini, pelakor itu abreviasi dari Perebut Laki Orang. Laki itu bersinonim dengan suami. Nah, dalam statistik blog bab 'istilah pencarian' ada yang mencari istilah 'Pecokor'.
Saya tidak pernah punya tumpuan terkena pecokor ini. Asal tebak saja, pecokor adalah abreviasi dari Perebut CowoK Orang. Jadi, ada yang enggan memakai istilah pelakor, alasannya ialah masih belum jadi lakinya masih belum menjadi suaminya, 'spesialuntuk' korelasi tanpa status yang terang yaitu 'cowok' alias pacar.
Nah, jadi pecokor itu ialah cewek atau anak wanita yang sudah merebut pemuda dari cewek lain. Pecokor, istilah gampangnya ialah tukang tikung pacar kawan. Bedanya kalau istilah tukang tikung bisa dipakai untuk anak wanita maupun laki-laki, pecokor spesialuntuk dipakai untuk menyebut anak perempuan.
Masalah Pecokor
Masalah yang ditimbulkan seiring munculnya istilah pecokor, bukan sekadar kasus bahasa. Munculnya istilah gres yang dapat jadi nanti diakomodasi oleh masyarakat luas, yang ujung-ujungnya harus masuk dalam Kamus.
Pecokor menjadi kasus yang lebih fokus kalau dilihat dari segi sosial dan moral. Pecokor menunjukkan adanya istilah 'pacar' dan 'pacaran'. Dalam kondisi pacaran itu, para pelaku mempunyai anggapan bahwa dia punya pasangan dan pasangan itu ialah miliknya yang dihentikan diganggu oleh orang lain. Padahal bahwasanya sama sekali tidak ada ikatan dan bukti resmi. Yang ada spesialuntuk komitmen bersama, antara kedua belah pihak. Bahkan tanpa saksi tanpa persetujuan orang tua.
Adanya istilah pecokor juga istilah tukang tikung, bisa jadi menunjukkan bahwa kegiatan pacarannya seolah-olah tindakan yang sah, dibenarkan oleh lingkungan, dibenarkan oleh agama, dan dibenarkan oleh negara. Padahal negara tidak megatur pasal pacaran, agama bahkan melarang pacaran dengan segala tanggapan buruknya.
Ya, supaya adanaya istilah pecokor tidak dapat menjadi viral, dan ekstrem tidak terarah sehingga memunculkan pecokor yang kualitas dan kebanggaannya ibarat dengan pelakor. Yang seolah menjadi pembenaran diri dan pujian diri.
Semoga juga tidak muncul juga istlah pecujung alias perebut cewek orang. Indonesia dan generasi muda Indonesia seharusnya tidak disibukkan dengan hal yang remeh-temeh ibarat ini. Generasi muda Indonesia harusnya dipersiapkan untuk memajukan potensi diri untuk kemajuan dirinya juga bangsanya.
Tapi apa ya mungkin di samping istilah pelakor dan pebinor; pecokor dan pecujung; bisa muncul istilah Pekara alias Penyulut Kebanggaan Negara. Mungkin saja.... Semoga.