Analisis Makna Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar | Struktur Fisik (Lahir) Dan Struktur Batin Puisi Doa

Analisis Puisi Doa Berdasarkan Struktur Fisik (Lahir) dan Struktur Batinnya

Para pelajar di Indonesia, niscaya mengenal Chairil Anwar. Tokoh sastra Indonesia yang juga dikenal sebagai Pelopor Angkatan 45 ini menjadi penyair yang sangat dikenal alasannya yaitu karya-karyanya selalu menjadi pola dalam Buku Pelajaran, mulai dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Bahkan Karya Chairil Anwar ini tidak spesialuntuk dipelajari di Wilayah Indonesia, tapi juga dipelajari dan dianalisis oleh Pelajar Bahasa dan Sastra Indonesia dari negara-negara lain.


Salah satu karya Chairil Anwar yang juga banyak dibahas dan dianalisis yaitu yang berjudul Doa. Berikut ini yaitu analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Teknik yang dipakai dalam analisis Puisi Doa milik Chairil Anwar ini memakai analisis struktural. Yang dimaksud dengan analisis struktural Puisi Doa adalah, menganalisis Puisi Tersebut dengan memperhatikan struktur fisik (lahir) dan struktur batin puisi.

Struktur lahir (zahir) atau juga disebut sebagai struktur fisik, yaitu analisis terhadap karya sastra puisi menurut hal ihwal yang tampak oleh mata. Jadi, analisis struktur fisik puisi Doa karya Si Binatang Jalang ini mengulas wacana Diksi, Kata Konkret, Imaji (Pencitraan), Tipografi, Susunan Rima (Bunyi), dan Majas. 

Adapun yang sanggup dianalisis berdasakan struktur batin dalam Puisi Doa Karya Chairil Anwar yaitu tema, suasana, nada, dan amanat puisi.

Sebelum kita lakukan analisis, ada baiknya kita baca terlebih lampau Puisi Doa Karya Chairil Anwar.

Doa


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu gerah suci
Tinggal kerlip lilin di kelabu sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku saya mengembara di negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu saya mengetuk
Aku tidak sanggup berpaling

Hasil Analisis Struktur Lahir (Struktur Fisik) Puisi Doa Karya Chairil Anwar


DIKSI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR



Yang dimaksud dengan diksi adalah pilihan dan penerapan kata yang memperkuat keindahan dan kedalaman makna serta pesan puisi. Dalam pembahasan diksi puisi, juga berkaitan dengan makna konotatif dan makna denotatif.

Pilihan kata yang khas Chairil Anwar yang digunakannya dalam Puisi 'Doa' yaitu CayaMu dalam larik:

CayaMu gerah suci

Diksi CayaMu menjadi sangat berpengaruh alasannya yaitu tidak dipakai oleh penyair-penyair lain. Kata Caya tentu mengacu pada kata Cahya atau Cahaya yang juga bersinonim dengan sinar. 

Penggunaan kata gerah yang dirangkai dengan kata suci juga memperkuat dan memperindah puisi. Karena simpulan kata gerah adalah suara s yang sanggup pribadi dipakai untuk mengucapkan kata suci. Diksi ini tentu memperindah puisi Doa.

KATA KONKRET PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Kata kasatmata yaitu kata yang nyata dan seoalah-olah mewakili keadaan bahwasanya yang dituangkan oleh penyair ke dalam puisinya. Jadi, kata kasatmata yang dipakai oleh Chairil Anwar dalam Puisi Doa karyanya ini sanggup dianalisis sebagai diberikut:

Pintu-Mu

Penggunaan kata pintu dalam larik Di pintu-Mu saya mengetuk menunjukkan sebuah makna batas. Batas antara luar dan dalam. melaluiataubersamaini memakai kata pintu yang diikuti kata ganti miliki pintuMu yang merujuk kepada Tuhan, mengatakan arti bahwa Penyair ingin masuk ke dalam (lindungan) Tuhan. 

Tapi untuk sanggup masuk ke dalam rumah (lindungan) Tuhan tidak sanggup pribadi membuka pintu. Maka, ini berkaitan dengan kata kasatmata selanjutnya yaitu mengetuk.

Mengetuk mengambarkan upaya yang masih belum kita lakukan sepenuhnya. Hanya sanggup mengetuk, bahkan memanggil pemilik rumah pun tak berani. Ini mengambarkan arti bahwa, menurut kanta kasatmata ini puisi Doa Chairil Anwar ini meliputi ketidak-berdayaan.

Baca Juga: misal Kata Kata Konkret dalam Puisi 

TIPOGRAFI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Tipografi yaitu bentuk penulisan fisik puisi yang memperhatikan bentuk yang tampak. Dalam puisi doa di atas, sanggup dianalisis sebagai diberikut:

Secara tipografis, Puisi Doa karya Chairil Anwar ini terbagi menjadi dua bait. Yang masing-masing bait terdiri dari tujuh larik. Masing-masing larik disusun dengan sedikit kata.

Larik dengan kata terbanyak ada dalam bait kedua yaitu larik: Tuhanku saya mengembara di negeri asing. Sementara larik yang lain terdiri dari sedikit kata. Bahkan ada beberapa larik yang spesialuntuk terdiri dari satu kata saja yaitu kata Tuhanku dan kata Remuk.


IMAJI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Imaji yang dimaksud dalam analsis puisi yaitu kekuatan puisi dalam memunculkan daya imajinasi pembacanya. Istilah lain yang berkaitan dengan imaji yaitu pencitraan. Istilah yang lebih gampang, sanggup kita sebut dengan seolah-olah. Jadi ada imaji visual (selah-oleh melihat) ada pula imaji yang seperti mendengar, dan merasakan.

Adapun Imaji atau citraan yang terdapat dalam puisi Doa Karya Chairil Anwar ini, ada dua jenis imaji, yaitu citraan yang seperti mendengar, citraan pengelihatan, dan citraan peraba.

Citraan (Imaji) yang seolah melihat terdapat pada larik pusi Doa:

Tinggal kerlip lilin di kelabu sunyi

Pada kata kerlip pembaca seperti melihat lilin dengan nyalanya yang tidak begitu besar. Nah, untuk mengetahui sesuatu yang menyala kita memakai indra pengelihatan, jadi larik tersebut sanggup disebut sebagai citraan (imaji) pengelihatan.

Masih dalam larik di atas, ada punya kata sunyi. Sunyi itu berkaitan dengan indra pengelihatan. Memang tidak mendengar apa-apa, alasannya yaitu keadaan sunyi. Untuk mengetahui kondisi sunyi maka diharapkan indra pendengaran. Maka, larik dalam puisi Doa di atas, sanggup disebut sebagai imaji pendengaran.

Baca Juga: misal Puisi yang Mengandung Citraan atau Imaji

Selanjutnya, imaji (citraan) peraba terdapat pada larik:

CayaMu gerah suci

Adanya kata gerah menunjukkan hal yang sanggup diketahui dengan indra peraba yang ada pada lapisan kulit manusia. Jadi, rasa gerah itu didapat melalu imaji peraba. Seoalah-olah merasaka hawa gerah dari CayaNya.

MAJAS PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Majas yang dipakai dalam pusi Doa karya Chairil Anwar ini ada dua jenis yaitu majas hiperbola dan majas metafora.

Majas hiperbola yaitu majas yang melebih-lebihkan. Majas ini terdapat dalam larik puisi Doa milik Chairil Anwar diberikut ini:

Aku hilang bentuk
Remuk

Baca Juga: misal Puisi dengan Majas

Jadi, penggunakan hilang bentuk dan remuk adalah sebuah perumpamaan yang sangat berlebihan. Tidak mungkin seorang yang masih berpuisi hingga kehilangan bentuk dirinya dan dalam kondisi remuk.

Majas kedua yang dipakai dalam Puisi Doa oleh Chairil Anwar ini yaitu Majas Metafora. Majas metafora terdapat pada larik:

Di pintuMu saya mengetuk

Jadi, penggunakan kata Pintu dan Mengetuk saling berkaitan. Pintu ialah majas metafora untuk ampunan dan lindungan. Mengetuk yaitu metafor dari memohon. Larik di atas disebut sebagai majas metafora alasannya yaitu membandingkan pintu-ampunan dan mengetuk-memohon tanpa memakai kata pembanding (seperti; bagai).

Demikian klarifikasi wacana analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Sementara masih dari struktur lahir puisi saja. Dalam postingan selanjutnya akan dibahas analisis dari struktur batinnya.

Baca Lanjutannya: Analisis Struktur Batin Puisi Doa Karya Chairil Anwar
close