pustamun.blogspot.com- Radar Ijen, anak media Jawa Pos Goup di Kabupaten Bondowoso, menurunkan diberita “Pramuka Itu Berkharakter, Keren, dan Asyik”. Jika ada yang berpikir ada kesalahan ketik dalam goresan pena ini, maka orang itu salah. Saya spesialuntuk menulis ulang judul yang ditulis dalam harian yang menjadi satu dengan Radar Jember, dan Radar Semeru (Lumajang).
Judul Berita Radar Ijen yang Sok Asyik dengan menambahkan abjad 'h' - pustamun.blogspot.com |
Berita tersebut meliputi ihwal acara Pramuka yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Tulisan ini tidak sedang mengulas isi diberita, spesialuntuk berkenaan dengan penulisan judulnya saja. Judul diberita yang ditulis besar dan menjadi serius pertama dalam pembacaan diberita.
Sebuah judul haruslah menggelitik, fenomenal, bahkan menggelegar. Jika perlu harus perdebatanal. Itu tiruana tetap harus dalam kaidah penulisan judul yang baik disertai ketaatan terhadap hukum penulisan bahasa Indonesia. Penulisan judul harus dipertamai dengan abjad kapital kecuali kata sandang, partikel, dan preposisi. Selain itu juga harus memakai kata baku. Ditambah lagi tidak lebai dalam menulis.
Judul memang cenderung lebai, apalagi judul diberita daring (online). Agar banyak yang tertarik dan membaca, supaya laman situsnya tetap hidup. Mungkin kelebaian judul itu masih sanggup ditoleransi selama tidak lebai dalam pola penulisan. Sementara itu, Radar Ijen, sebagai media berbasis cetak (kertas) tampaknya juga mengarah ke lebai. Tetapi lebai dalam penulisan.
Tuduhan ‘lebai’ terpaksa saya gunakan sebab sebagai pembaca setia Radar Ijen yang menjadi satu dengan Radar Jember, saya merasa geli. Sebuah koran yang punya kredibilitas, dan tentunya juga mempunyai editor bahasa yang ‘seharusnya’ mumpuni. Media sebagai distributor yang ikut menjaga keberadaan dan penerapan Bahasa Indonesia yang baik dan benar justru mempersembahkan pola penulisan yang tidak tepat.
Jika ketidak-tepatan (kesalahan penulisan sebab kesalahan ketik) ada di tubuh diberita, mungkin tidak terlalu mencolok. Yang terjadi dalam diberita di atas, justru ada di judul diberita yang sangat mencolok dan ada di halaman muka Radar Ijen.
Akhirnya muncul pertanyaan perhiasan dalam diri aku. Benarkah ada editor bahasa untuk Radar Ijen? Jika ada, apakah editor bahasa itu mau berusaha mengerti bahasa Indonesia? Karena tidak ada yang sanggup memahami seluruh kata dalam bahasa Indonesia yang jumlahnya mencapai puluhan ribu. Cukup berusaha mengerti, dengan cara membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia, jikalau enggan membuka engkaus dalam bentuk cetak, tersedia aneka macam situ KBBI daring (online), tinggal klik dan ketik.
Kesalahan yakni sesuatu yang sangat manusiawi. Bukan berarti editor bahasa dan andal bahasa tidak pernah salah ucap maupun salah ketik. Setidaknya dengan berusaha lebih jeli, makan sebuah koran yang disebut sebagai salah satu distributor pengguna dan penjaga Bahasa Indonesia, juga sanggup menjadi pola yang baik dalam berbahasa Indonesia. Yaitu dengan mengetik ‘berkarakter’ tidak perlu lebai dengan menyisipkan abjad ‘h’ di setelah abjad ‘k’ yang pertama.
Yang ada dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yakni kata ‘karakter’. Ada dua lema karakter dalam KBBI. Lema yang pertama berkaitan ngan psikologi yaitu bermakna sifat-sifat kejiwaan, susila atau kecerdikan pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Bersinonim dengan waktak dan tabiat. Berkarakter berarti memiliki karakter. Lema karakter yang kedua yakni istilah dalam bidang komputer yang berarti huruf, angka, ruang, simbol khusus yang sanggup dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Kedua kata karakter tersebut ada ada halaman 623 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat yang diterbitkan pada Januari 2014.
Kata kharakter tidak berhasil saya temukan dalam KBBI ini.
Salam Pustamun!