setidaknya biarkan bagianku bersamamu”
Malam ini Akbar bersiap untuk memulai kesehariannya menjadi Barista di sebuah café populer di ibukota, tak usang kemudian setelah memasuki pintu café dengan memakai seragam hitam putih bergaya vintage khas café, beberapa pelanggan café tampak melambaikan tangan sebagai simbol sambutan hadirnya sang Barista. Akbar memang populer sebagai Barista kesukaan pelanggan café tersebut alasannya yakni racikan kopinya terutama “Oreo Coffee Late” begitu cocok dilidah pelanggannya setiap waktu, Terutama pelanggan setianya Kiky.
Disudut café itu masih saja ditempati oleh seorang perempuan muda yang selalu hadir dimalam hari dan membuka laptopnya. Seperti biasanya, tak lupa ia memesan Oreo Coffee Late langsung kepada sang Barista, Akbar.
“Hi Barbar! OCL yaa, ibarat biasa, extra late lohh yaa!”
“Hello.. Okay wait a minute”
“Okeoke.. eh Barbar apa kabar? Lama tak jumpa laa”
“Kabar baik Ki, usang dari hongkong, orang lu dateng terus hampir tiap hari”
“Weee ini, sehari itu usang kale.. ada 24 jam loh bayangin aja coba”
“Serah lu deh Ki, suka suka lu, yaudah sana tunggu doloe dimeja lo, gue bikininin bentar.”
“Weee gue diusir, yaudah deh gua tunggu situ yaa.. Hurry up for the coffee Barr, I was kinda sleepy”
“Hahaha okay bos!”
Keaakraban mereka berdua selalu terjalin dengan baik dan semakin baik setiap harinya. Lebih ibarat sepasang kekasih daripada spesialuntuk sekedar relasi pelanggan dan Barista. Tak usang kemudian, kopi yang ia pesan akhirnya hadir juga. Bukan pelayan, melainkan si Barista sendiri yang menyajikan kopi kepada pelanggan teristimewah satu ini.
“Here is it Bos!”
“Ouww Thank you so much”
“Okay okay, Ki saya duduk sini Boleh? Mumpung lagi sepi kondisi, sanggup nganggur bentar”
“Gak Boleh! Hahaha mas mas, tinggal duduk doang kok yaa hahaha, silahkan mas sini sini” Sambil menyampaikan dingklik kosong disampingnya.
“Kan sapa tau aja gak boleh.. Makasih Ki. By the way Lagi ngapain sih Ki?? Keliatannya fokus banget sama laptop” sembari berusaha melihat dibalik layar dari samping laptop Kiky
“Ini loh Bar lagi nyelesaiin desain bangunan Hotel gres di kota kita, PR dari kantor Bar”
“Wiii.. proyek gede nih Ki”
“Hahahaa keliatannya sih gitu Bar.. terus Bar, kapan proyek gede kita dibangun?”
“Haa?? Maksudmu Ki?”
“Akbar!, Kita kan udah dari kecil sama sama terus, bahkan melaksanakan hal hal pertama dalam hidup kita juga sering barengan, kita juga tau kalo kita sama sama jatuh cinta bukan??, Terus nunggu apalagi sih Bar engkau gak pernah tembak aku, lamar aku, Kamu tinggal bilang ‘will you marry me?’ udah niscaya saya balasan iya Barrrr dan selesai kita berkeluarga dan senang setelah itu.. ahh engkau Barr!!!”
Kiky Pergi meninggalkan Akbar yang terpaku di meja café dan tak sanggup melaksanakan apapun.
Hari hari diberikutnya berjalan sedikit tidak sama, Akbar sudah tidak pernah menemui Kiky berada di tempatnyanya lagi, bahkan hingga saatnya Akbar harus cuti dari pekerjaannya, Kiky masih tak disana. Dan suatu hari Kiky merasa ada yang mengganjal dihatinya, mungkin saja ia rindu Oreo Coffee Late buatan Akbar dan hal itu membawanya hadir ke café kawasan Akbar bekerja. Tak usang kemudian ia merasa guah kala tidak menemui sang Barista berada disana..
Satu pekan silam ia hadir terus menerus dengan penuh keinginan ingin bertemu sang Barista di café tersebut, namun apa daya, Akbar masih bolos dari posnya tanpa ada penjelasan. Tiba datang seorang pelayan yang ia ketahui seorang mitra Akbar hadir menghampirinya dan mempersembahkan kabar yang sangat ia butuhkan, sang pelayan berkata bahwa Akbar kini sedang berada di Australia untuk mengambil kursus kebaristaan selama beberapa bulan kedepan.
Hati Kiky serasa dicampakkan dan tak dianggap ada, Siapa yang tak murung ditinggal begitu saja tanpa mempersembahkan kabar terlebih lampau oleh orang yang selalu ia harap-harapkan selalu mendampinginya seumur hidup, namun untunglah si pelayan memperjelas suasana dan sedikit menenangkan hatinya. Sesudah menerima sedikit kejelasan, ia pun mengucap terima kasih kepada pelayan dan segera pulang kerumah alasannya yakni jam sudah menyampaikan pukul 12 dini hari di café tersebut, waktunya ia untuk pulang.
Sudah 3 bulan silam, Kiky masih saja sering hadir ke café tersebut untuk sekedar memesan Oreo Coffee Late kesukaannya sembari sesekali mengecek ke meja sang Barista dan berharap ia akan ada disana. Namun, penantiannya ibarat menunggu sebuah pesawat di stasiun kereta, tidak akan pernah hadir.
Hari ini tepat hari ke 99 penantiannya, ia tampak mulai kehilangan keinginan menanti sang Barista kembali, namun sepulang kerja ia masih saja berniat untuk mengunjungi café tersebut dengan secerca keinginan yang masih tersisa di hatinya. Saat akan bersiap pulang, ia mendapati telfonnya berbunyi dan melihat panggilan masuk dari nomor yang tak ia kenal sebelumnya.
“Halo.. Kiky?” terdengar bunyi dari kejauhan
“Iyaa.. ini siapa??” sambil mengira ngira bunyi yang tampaknya pernah ia kenali sebelumnya
“Ki, ini aku, Akbar”
“Ohhh haii.. duhh usang gak ketemu nihh, pantesan aja suaramu kaya saya pernah denger Bar.. Barbar nomermu kok gak aktif sih?, terus ini pake nomer siapa?? Kamu cepet bikinin saya kopi lagi lah Bar!” suasana hati Kiky tampak lega mendengar bunyi akbar disana.
“Ki saya kini sudah berkeluarga di Australia, tolong engkau jelasin dan bilang ke istriku bahwa kita tidak pernah mempunyai relasi yang Istimewa sebelumnya.. okee?” Akbar menyakinkan.
“Hahahaa Barbar Barbar.. masih aja sama, seorang lelaki jones yang butuh istri hahahaa.. cepet pulang Barr, saya kangen kopimu nihhh” bunyi Kiky yang berusaha untuk tidak percaya.
“Ki tolong, saya fokus..” Akbar menyakinkan.
“……….” Tanpa jawabanan, Kiky tampak merasa hatinya terakut pisau ribuan kali dan sangat merasa pedih mendengar kepastian Akbar, tentu saja hal ini menciptakannya tak sanggup lagi membendung airmata yang akhirnya mengalir melewati pipinya.
“Ki saya mohon engkau bilang ke istriku kalau kita tidak pernah mempunyai relasi yang Istimewa sebelumnya”
“Iyaa… kita gapernah mempunyai relasi Istimewa sebelumnya..” bunyi Kiky tampak pasrah dan isak tangisnyapun menjadi-jadi tatkala mengucapkannya.
“Kiky saya mohon tidakboleh nangis, engkau harus segera temukan orang lain dan terimakasih Ki”
Kiky tampak tak menjawaban telfon dan segera pulang kerumah dengan perasaan kacau kolam terguncang angin puting-beliung hebat. Namun ketika gres saja dipertengahan jalan, na’as, kendaraan beroda empat yang ia kemudikan dengan kecepatan hampir 100km di jalan tol mengalami kecelakaan, mobilnya tak sempat menghindari kendaraan beroda empat lain yang mengerem secara mendadak, akhirnya ia banting stir ke kiri dan alhasil kendaraan beroda empat yang ia kendarai terperosok ke pundak jalan dan menabrak sebuah pohon besar disana.
“Aku.. saya dimana ini?? Kok banyak bintang??” Kiky tampak kebingungan alasannya yakni ia tak sanggup melihat sekeliling, tiruana tampak ibarat bintik-bintik hitam, sebelum akhirnya spesialuntuk tampak mata-mata disana dan disini
“Ki engkau lagi dirumah sakit sekarang, apa kabar Ki?” Tanya seorang lelaki yang tampaknya berada disamping kawasan pulasnya.
“Loh engkau siapa?? Kenapa denganku?? Kenapa tiruana tampak petang?”
“Ketika engkau menabrak pohon, engkau mengalami pendarahan jago di kepalamu terutama dibagian mata, dan akibatnya… maaf engkau kehilangan penglihatanmu ki” bunyi lelaki yang tampak bersedih mempersembahkan kenyataan.
“Apaaa?? Makara saya tidak sanggup melihat lagi???” Kiky tampak tak percaya.
“Tenang saja Ki, suatu dikala nanti engkau niscaya sanggup melihat kok” bunyi lelaki tersebut tampak menyakinkan diiringi isak tangis beberapa orang yang menyelimuti.
“Jadi penglihatanku sanggup masih sanggup diobati?? Ohh hehehe Alhamdulillah”
“Bukan, nanti ada yang donor kok Ki insyaallah.. Tetep semangat yaa. Oh iyaa Ki, saya denger kabar kalau Akbar mau pulang, doakan beliau selamat yaa”
“Makasih kakk.. sebelumnya saya mau tanya nama abang siapa? Apa abang saudaraku? Atau temenku? Soalnya saya kaya pernah denger bunyi abang lohh, hehe maaf kak disini petang tiruana, gak keliatan dehh wajah kakak.. Oh yaa kak? Kapan Akbar mau pulang ke Indonesia kak? Iya kak, niscaya kok kak.” bunyi kiky yang tampak penuh keinginan dan perkara dihatinya, entah mengharapkan sang barista atau penglihatan yang kembali. Entah harus senang alasannya yakni mendengar Akbar akan pulang ataukah enggan kepadanya alasannya yakni ia sudah tega menciptakannya mengalami kecelakaan separah ini.
“Kak ?? Kakak kok gak balasan saya kak?” spesialuntuk ada bunyi tangis yang ia dengar, tanpa ada bunyi lelaki misterius tadi
“Lohh kalian kenapa nangis terus? Hehe sudahlah lagian saya masih sanggup milahat lagi kan suatu dikala nanti” Kiky yang berusaha menenangkan orang orang disekitarnya.
Beberapa hari kemudian Kiky menerima kabar bahwa ia menerima donor mata yang kebetulan cocok dengannya, Operasi implan mata pun dilakukan segera. Sesudah beberapa jam pada masa kritis, akhirnya Kiky pun duduk di kawasan pulas operasi dan mulai membuka matanya. Dan Ia pun sanggup kembali melihat warna warni indahnya dunia sekalipun masih tak tampak tanda tanda kehadiran sang Barista disana.
___
“True Love is complicated, when you think your love was gone, whereas in truth it’s just moved from your mind to your hearth and will never gone from you because it’s a true love”
Hari ini ia mengpertamai harinya dengan rasa tak karuan, haruskah ia senang alasannya yakni akhirnya ia sanggup melihat lagi, ataukah melanjutkan kesedihan dan kekecewaannya karena ia harus merelakan satu satunya orang yang ia akungi melanjutkan hidupnya bersama orang lain.
Satu ahad silam, kerinduannya terhadap Oreo Coffee Late membawanya bukan ke café yang menyediakan sajian tersebut namun alasannya yakni ia mengetahui bahwa Akbar segera pulang, ia pun kemudian pergi ke rumah sang barista. Sesampainya di rumah Akbar, ia pun membunyikan bel, dan tak usang kemudian munculah sesorang yang ia ketahui sebagai adik dari Akbar didepannya.
“Eh ada kak Kiky, ada apa kak? Mari masuk kak”
“Rena, kakakmu kemana? Aku mau menemuinya.”
“Kak maaf, kak Akbar sudah berkeluarga kak, tidakboleh ganggu mereka lagi”
“Janji deh, abang gak akan gangguin mereka, abang cuma mau silaturahmi aja kokk.”
“……..” tanpa jawabanan, ia tampak berusaha menyembunyikan kesedihan yang begitu terang nampak dimatanya
“Lohh.. engkau kenapaa?? Sumpah deh abang gak akan ganggu ijab kabul mereka, abang cuma kangen sama kopi bikinan kakakmu aja kok, sekalian juga pingin ketemu istri kakakmu”
“Kak mungkin ini saatnya saya kasih tau abang yang bersama-sama ya kak”
“Haaa?? Maksudmu apa? Kakak gak paham.. hehe maaf loading usang abis kebentur pohon otak abang dik”
“Kakak sini kak, masuk doloe, kita duduk doloe sebentar” tampak tangan Rena menarikdanuniknya masuk kedalam rumah. Sesudah duduk, merekapun melanjutkan pembicaraan.
“Ada apa? Kok kayaknya fokus banget engkau? Tenang aja, abang sudah tulus kok kalau kakakmu berkeluarga dengan orang baik pilihannya”
“Kakak gak pernah tau apa yang terjadi kak!”
“Maksudmu??” jawabannya bingung
“Kak Kiky, kakakku Akbar tidak pernah berkeluarga dengan siapapun, Ia meninggal beberapa hari kemudian alasannya yakni penyakit kanker yang ia idap selama 2 tahun terakhir kak”
“Haaa?? Renaa!!?? Kamu ngomong apa Ren?? Dia sudah berkeluarga beberapa ahad kemudian bukan?” Suara Kiky tampak tidak percaya.
“Ia tidak pernah berkeluarga dengan siapapun kak, ia spesialuntuk cinta kepada kakak.”
“Lalu bagaimana ketika ia mendalami kursus Barista di Australia?? Kata akbar ia sudah berkeluarga disana?”
“Kak, bersama-sama ia tidak pernah kursus Barista di negara manapun, itu spesialuntuk alasannya saja alasannya yakni ia ingin pergi untuk kemotrapi di kota lain tanpa sepengetahuan kakak.”
“Tapi kenapaa?? Dan kenapa juga ia menuntutku untuk bilang bahwa kita tidak pernah mempunyai relasi yang Istimewa sebelumnya?”
“Tentu saja alasannya yakni ia menyanyangi kakak.. ia tak mau abang turut bersedih dalam penderitaannya”
“…......” Kiky tanpak tercengang tak percaya..
“Kak Akbar tidak mau mempunyai relasi Istimewa dengan abang alasannya yakni ia tak mau bila spesialuntuk mempunyai abang sementara dan meninggalkan abang kemudian, menurutnya itu akan membuat abang merasa murung kak. Makara beliau ingin menutupi tiruananya alasannya yakni ia ingin abang segera melupakannya. Dan kak, Apa abang ingat ketika abang dirumah sakit waktu itu, kakakku pergi menjenguk abang dan berbicara kepada abang dengan memakai dingklik rodanya. Apa abang ingat bunyi lelaki yang berbicara kepada abang waktu itu? Itu kakakku kak.. ia juga sempat menjanjikan kepada abang bahwa suatu dikala nanti abang akan mendapatkan donor mata bukan?, dan apa abang tahu mata siapa yang bersinar diwajah abang kini?? Tidakkah abang memahami maksud secerca perkataannya bahwa kak Akbar akan segera pulang? Kak, tiruana keputusan dan tindakannya spesialuntuk didasarkan pada rasa cinta yang teramat dalam kepada kakak.”
“--------------------“
Air mata Kiky kemudian menetes seiring terungkapnya tiruana kenyataan. Kenyataan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kenyataan yang mengambarkan tiruana teka teki dongeng cintanya. Kenyataan yang membuat Kiky paham alasan mengapa akbar tidak pernah menjadikannya seorang kekasih sebelumnya, kini ia juga tahu mengapa akbar menginginkan beliau untuk menyampaikan bahwa mereka tidak pernah mempunyai relasi Istimewa sebelumnya. Sembari memegang kedua matanya, kini ia pun memahami dan mencicipi cinta bersama-sama yang akbar alirkan melalui bab paling berkilau diwajahnya.
___
“The Real Love is trying to give whatever you have to her and never expect her to do the same to you or even just knowing that it is from you. Love is giving not receiving”
Seperti segelas Oreo Coffee Late, bintik hitam remahan biscuit oreo mengpertamai bintik hitam pertama penderitaan Kiky. Namun ketika ia mencoba untuk mendapatkan dan mengaduknya perlahan, ia mulai melihat adanya susu dan kopi disana. Ketika ia minum dan ia rasakan seluruh unsur unsur didalamnya, dikala itulah ia menemukan kenikmatan yang tepat dari kerja sama bagus dan pahitnya kehidupan.
Sesudah tiruana ini, Kini ia pun tahu bahwa arti cinta yang sesungguhnya yakni berusaha mengorbankan apa yang kita punya demi kebahagiaannya tanpa mengharapkan ia membalas atau sekedar mengetahuinya.