Akal | Peribahasa Yang Mengandung Kata Akal

Akal | Peribahasa yang Mengandung Kata Akal

Peribahasa ialah karya sastra nusantara yang tidak lekang oleh waktu. Masih bertahan dan digunakan dalam aneka macam peluang.

Setidaknya  ada lima peribahasa yang terdapat kata akal di dalamnya. Berikut ini ialah beberapa peribahasa yang mengandung kata akal yang terdapat dalam peribahasa di Indonesia.

Peribahasa dengan Kata 'Akal' di dalamnya


Peribahasa akal pertama

Akal akar berpulas tak patah

Artinya: orang yang pandai tak simpel kalah dalam perbantahan.

Yang dimaksud perbantahan ialah debat atau diskusi. Jadi, peribahasa di atas menggambarkan bahwa orang yang pandai atau banyak nalar selalu menang atau tidak simpel untuk dikalahkan dalam sebuah perdebatan dikala beradu argumentasi.

Peribahasa akal kedua

Akal tak sekali tiba

Artinya: tak ada sesuatu perjuangan yang sekali jadi dan sempurna.

Segala sesuatu harus diusahaan hingga berhasil dan harus diperbaiki secara terus-menerus. Jika spesialuntuk sekali saja dilakukan sanggup jadi masih mempunyai belum sempurnanya.

Ada pula peribahasa yang seakan-akan dengan peribahasa di atas yaitu:

Akal tak sekali hadir, runding tak sekali tiba.

Artinya seakan-akan dengan peribahasa sebelumnya.

Peribahasa akal ketiga

Lubuk nalar tepian ilmu

Artinya: orang yang pandai.

Lubuk itu berarti tempatnya akal. Jika di kawasan orang yang berakal, maka di sekililingnya dan dikelilingi oleh ilmu pengetahuan.

Peribahasa akal keempat

Ilmu dan nalar dihalai-halai itulah tanda orang yang lalai

Artinya: tidakboleh lengah menyelidiki ilmu dan menambah pengetahuan

Maksud peribahasa di atas ialah tidakboleh hingga menyepelekan ilmu pengetahuan. Jika hingga lalai (tidak serius dan tidak perhatian) dikala menempuh pendidikan, maka tidak akan menerima pengetahuan yang benar. Bisa jadi, ilmu pengetahuan yang didapat ialah pengetahuan yang tidak sempurna, bahkan mungkin salah.

Peribahasa akal kelima

Cerdik tidak berakal

Artinya: pandai tetapi masih belum berbudi pekerti yang baik. Peribahasa ini dikatakan dan cocok untuk anak kecil.

Maksudnya, cerdik dalam menyikapi sesuatu. Cerdik cenderung kreatif. Tetapi dilawankan dengan tidak berakal, maksudnya tidak sanggup memikirkan imbas dari perbuatannya. Hal ini mengatakan sifat anak kecil.

Biasanya anak kecil sudah dianggap pandai dikala sanggup melaksanakan sesuatu hal. Kecerdikan itu tidak mengatakan kepandaian apalagi penghormatan terhadap orang lain. Masih belum memahami sepenuhnya tingkah laris yang dilakukan ialah tingkah laris yang baik atau buruk.


Demikian klarifikasi peribahasa yang mengandung kata akal beserta pola dan penjelasannya.
close