pustamun.blogspot.com - Malam ini sambil menulis postingan ini saya menonton program 7 Tahun Mata Najwa. Banyak tokoh yang hadir, baik sebagai narasumber, baca puisi, atau 'sekadar' menjadi penonton. Acara tersebut keren, dibuka oleh penampilan puisi dari dua menteri wanita Kabinet Jokowi-JK. Dalam deretan penonton, ada artis-artis top papan atas Indonesia, ada juga pejabat, mantan pejabat, Kapolri, tokoh agama, komisioner KPK. Bertabur bintang.
Selain alasannya yaitu 'bertabur bintang' program Mata Najwa kali ini sangat keren alasannya yaitu memakai medium puisi untuk berbicara. Puisi dari penyair-penyair kenamaan Indonesia dibacakan oleh tokoh-tokoh
tersebut. Ada puisi Aku milik Chairil Anwar, ada pula puisi Gus Mus, Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat.
Jelas, rangkaian bait puisi yang dibacakan oleh tokoh-tokoh tersebut ialah kata-kata yang bernas. Ada pula tokoh yang kata-katanya bernas meskipun tidak sedang berpuisi. Kata-kata yang diucapkan oleh Anies Baswedan dikala sesi tanya tanggapan dengan Najwa Shihab.
Berikut ini yaitu kata-kata bernas Anies Baswedan tersebut:
Berbicara kebhinnekaan juga harus berbicara persatuan, alasannya yaitu 'Bhinneka Tunggal Ika
Anies Baswedan mengucapkan kata tersebut menjawaban pertanyaan Najwa Shihab tentang informasi kebhinnekaan yang akhir-akhir ini menjadi informasi yang banyak dibahas. Kata-kata Anies Baswedan tersebut sekaligus menjadi penengah antara dua informasi yang sedang berkembang, yaitu informasi kebhinnekaan dan informasi yang menentang kebhinnekaan.
Selama ini ada dua kutub anutan dan pendapat yang saling beradu argumen dalam aneka macam peluang dan aneka macam media. Satu kubu memaksakan kehendak untuk seolah-olah menyeragamkan dan menolak keberagaman. Di sisi lain, ada pula pihak (tentu juga ada yang mendanai) kegiakan pawai kebhinnekaan.
Anies Baswedan, melalui kata-katanya yang bernas, mencoba mengingatkan bahwa bhinneka tunggal ika ialah satu kesatuan, tidak sanggup spesialuntuk dipisah spesialuntuk ditekankan pada bhinneka atau bermacam-macam saja, tetapi juga harus ditekankan pada persatuannya.
Melalui kata-kata bernasnya, Anies Baswedan berusaha untuk mengembalikan makna bhinneka yang selama ini seolah-olah menjadi kata sakti. Sebenarnya kata bhinneka ialah kata biasa yang searti dengan bermacam-macam, berguaka ragam, beragam. Kata bhinneka menjadi 'sakti' dikala digabung dengan tunggal ika.
Kalau spesialuntuk bhinneka tapi tidak bersatu, berarti bukan Indonesia.
Catatan:
Bernas adalah kata arkais yang sudah jarang dipakai lagi. Bernas sama artinya dengan mencakup.
Selain alasannya yaitu 'bertabur bintang' program Mata Najwa kali ini sangat keren alasannya yaitu memakai medium puisi untuk berbicara. Puisi dari penyair-penyair kenamaan Indonesia dibacakan oleh tokoh-tokoh
tersebut. Ada puisi Aku milik Chairil Anwar, ada pula puisi Gus Mus, Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat.
Jelas, rangkaian bait puisi yang dibacakan oleh tokoh-tokoh tersebut ialah kata-kata yang bernas. Ada pula tokoh yang kata-katanya bernas meskipun tidak sedang berpuisi. Kata-kata yang diucapkan oleh Anies Baswedan dikala sesi tanya tanggapan dengan Najwa Shihab.
Berikut ini yaitu kata-kata bernas Anies Baswedan tersebut:
Berbicara kebhinnekaan juga harus berbicara persatuan, alasannya yaitu 'Bhinneka Tunggal Ika
Anies Baswedan mengucapkan kata tersebut menjawaban pertanyaan Najwa Shihab tentang informasi kebhinnekaan yang akhir-akhir ini menjadi informasi yang banyak dibahas. Kata-kata Anies Baswedan tersebut sekaligus menjadi penengah antara dua informasi yang sedang berkembang, yaitu informasi kebhinnekaan dan informasi yang menentang kebhinnekaan.
Selama ini ada dua kutub anutan dan pendapat yang saling beradu argumen dalam aneka macam peluang dan aneka macam media. Satu kubu memaksakan kehendak untuk seolah-olah menyeragamkan dan menolak keberagaman. Di sisi lain, ada pula pihak (tentu juga ada yang mendanai) kegiakan pawai kebhinnekaan.
Anies Baswedan, melalui kata-katanya yang bernas, mencoba mengingatkan bahwa bhinneka tunggal ika ialah satu kesatuan, tidak sanggup spesialuntuk dipisah spesialuntuk ditekankan pada bhinneka atau bermacam-macam saja, tetapi juga harus ditekankan pada persatuannya.
Melalui kata-kata bernasnya, Anies Baswedan berusaha untuk mengembalikan makna bhinneka yang selama ini seolah-olah menjadi kata sakti. Sebenarnya kata bhinneka ialah kata biasa yang searti dengan bermacam-macam, berguaka ragam, beragam. Kata bhinneka menjadi 'sakti' dikala digabung dengan tunggal ika.
Kalau spesialuntuk bhinneka tapi tidak bersatu, berarti bukan Indonesia.
Catatan:
Bernas adalah kata arkais yang sudah jarang dipakai lagi. Bernas sama artinya dengan mencakup.