Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen Beras Aking Karya Ayu Pangestu

Artikel ini ialah lanjutan dari artikel sebelumnya yang mengulas analisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen Beras Aking karya Ayu Pangestu. 

Silahkan baca dan pahami, akan lebih baik kalau pembaca yang budiman sudi mempersembahkan komentar atau Koreksian kalau ada bab yang kurang sempurna dalam analisis ini. Komentar dan Koreksian yang pembaca diberikan bukan spesialuntuk untuk saya sebagai penulis blog ini, tetapi bagi tiruana orang yang turut membaca blog ini.

Selamat membaca hasil analsis unsur-unsur ekstrinsik cerpen Beras Aking diberikut ini:

Unsur ekstrinsik cerpen dipengaruhi oleh latar belakang pengarang maupun latar belakang penciptaan cerpen. Cerpen yang ditulis oleh seorang yang hidup di pantai niscaya akan banyak membicarakan tentang pantai. Cerpen yang ditulis di masa pergolakan perang, niscaya bertema perang.
Bagaimana dengan cerpen Beras Aking?


Unsur ekstrinsik cerpen sanggup lebih elok dan tajam dianalisis kalau mengetahui biografi pengarang. Akan tetapi alasannya keterbatasan sumber isu terkena Ayu Pangestu, pengarang Beras Aking maka, pengkajian menurut latar belakang pengarang tidak sanggup dilakukan.
Yang sanggup diketahui terkena cerpen Beras Aking adalah ditulis pada 2007. Berdasarkan isu singkat dari pusatilmudunia1.blogspot.com/search?q=menganalisis-cerpen (diakses pada 25 November 2016).
Selebihnya tidak sanggup diketahui latar belakang pengarangnya.

Akan tetapi dilihat dari segi latar belakang penciptaannya, sanggup diketahui bahwa Beras Aking diciptakan di Indonesia. Nasi aking atau beras aking ialah makanan yang dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Ada yang dimakan insan (untuk yang kualitas bagus), ada pula yang dijadikan makanan ternak. Orang yang mengonsumsi nasi aking ialah kalangan miskin. Dari situ, sanggup digambarkan lingkungan sosial dan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen Beras Aking.

Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi sosial yang tergambar dalam cerpen kemungkinan dipengaruhi dari kondisi sosial penciptaan cerpen. Kondisinya ialah masih ada kesentidakboleh. Disebutkan dalam cerpen, nasi aking dibeli dari rumah makan, berarti ada kesentidakboleh sosial. Juga ada tindakan kriminal pencurian mobil. Hal ini ialah problem sosial yang kemungkinan masih terjadi ketika penciptaan cerpen.

Kondisi Lingkungan Pendidikan

Pendidikan di Indonesia kala itu (2007, mungkin sampai kini) ialah sesuatu yang mahal. Lebih-lebih bagi masyarakat miskin. Masih harus berpinjaman untuk menyekolahkan anaknya. Selain itu, lulusan pendidikan tinggi juga tidak otomatis mendapat pekerjaan yang tinggi pula. 

Untuk mendapat isu terbaru dalam blog ini, silahkan ikuti melalui email di pojok kanan bawah. Mari tambah pengetahuan kita! Salam Sastra!
close