BAB I
PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Pendidikan secara pribadi berkaitan dengan nilai. Pendidikan harus terlebih lampau memilih nilai mana yang akan dianut sebelum memilih kegiatannya. Hal ini berarti bahwa nilai terletak dalam tujuan. Nilai-nilai pendidikan terletak di dalam rumusan dan uraian ihwal tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dari suatu masyarakat pada hakikatnya ialah perwujudan dari harapan ideal suatu masyarakat tersebut.
Nilai-nilai ideal tersebut akan dimanifestasikan dalam sikap kehidupan setiap masyarakat dari masyarakat. Perilaku setiap orang dari suatu masyarakat ialah citra atau cerminan dari nilai-nilai ideal tersebut yang sudah menyatu dalam setiap diri pribadi seseorang sebagai suatu hasil proses pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional pada hakikatnya ialah perwujudan harapan ideal bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah air biar sanggup menumbuhkan insan pembangunan yang bertanggung jawaban sebagai masyarakat Pancasila.
Pendidikan Nasional Indonesia remaja ini tidak terlepas dari praktek-praktek pendidikan di masa kemudian yang mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang diputuskan. Ada banyak sekali pengetahuan dan nilai-nilai sejarah dalam pendidikan di masa kini dan di masa yang akan hadir. Oleh alasannya itu, sejarah pendidikan nasional tersebut perlu dipelajari.
Kebijakan dalam bidang pendidikan nasional dipengaruhi oleh tindakan kebijakan yang diambil pada masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan dan imbas yang mendalam pada pengambil kebijakan pendidikan nasional ketika ini.
A.2 Rumusan Masalah
Agar kasus yang akan dibahas memperoleh kejelasan dan penyusunan makalah lebih terarah, kami merumuskan kasus sebagai diberikut:
- Bagaimana Pendidikan pada zaman Pra sejarah (Purba) ?
- Bagaimana Pendidikan pada zaman Kerajaan-kerajaan ?
- Bagaimana Pendidikan zaman imbas kolonialisme ?
A.3 Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu kiprah Mata Kuliah Landasan Pendidikan pada semester 2. Selain itu untuk menambah wawasan terkena sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia.
Maksud pembuatan makalah ini ialah sebagai diberikut :
- Menerangkan secara historis pendidikan di Indonesia.
- Menjelaskan fungsi historis pendidikan di Indonesia.
- Mendeskripsikan sejarah pendidikan di Indonesia.
A.4 Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini ialah dengan study literature. Yaitu dengan mengambil sumber dari beberapa buku dan website yang berkaitan dengan topik kasus yang dibahas.
A.5 Sistematika Makalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membagi ke dalam 3 sub bahasan :
Bab 1 adalah, penlampauan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab 2 adalah, pembahasan.
Bab 3 ialah epilog yang meliputi kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.1 Pendidikan Pada Zaman Prasejarah (Purba)
Masa prasejarah suatu bangsa dimulai semenjak adanya insan di suatu wilayah dan berakhir ketika insan itu sudah memakai tulisan. Masa prasejarah setiap bangsa berlangsung sangat panjang dan mengalami evolusi. Misalnya peradaban masyarakat prasejarah Indonesia berkembang selama ribuan tahun.
Pembabakan masa prasejarah Indonesia didasarkan pada temuan-temuan atau alat-alat yang dipakai insan yang tinggal di kepulauan Indonesia. Alat-alat yang ditemukan terbuat dari kerikil dan logam. Oleh lantaran itu, pembabakan masa prasejarah Indonesia terdiri atas zaman kerikil dan zaman logam.
Kebudayan zaman ini dikenal sebagai Paleolitik dan Neolitik, masyarakat tidak mempunyai stratifikasi sosial yang tegas (egaliter), adapun kepercayaan yang dianut ialah Animisme dan Dinamisme. Implikasinya pendidikan bertujuan biar generasi muda sanggup mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat, dan taat terhadap nilai-nilai religi. Saat ini pendidikan berlangsung dalam keluarga dan kehidupan masyarakat secara alamiah atau belum secara formal.
Pada masa ini konsep pendidikan atau berguru berdasarkan pada hasil pengalaman-pengalaman dalam menjalani kehidupannya. Alat-alat yang dipakai pada masa prasejarah ialah penemuan-penemuan yang berdasarkan pada kondisi alam serta kebutuhan. Terciptanya alat-alat gres untuk keperluan sehari-hari bukan ialah satu kebetulan melainkan sebagai hasil berguru dari pengalaman-pengalamannya. Walaupun alat-alat gres tersebut terciptadalam proses yang sangat panjang (evolusi), hal itu menunjukkan bahwa mereka mau terus berguru memecahkan problem hidup. Akhirnya dengan semangat pantang mengalah pada tantangan alam, mereka bisa hidup dan bertahan serta terus mengembangkan peradaban.
A.2 Pendidikan Pada Zaman Kerajaan Hindu-Budha
Kehadiran saudagar-saudagar dari India sudah mengakibatkan perubahan sosial budaya penduduk pribumi. Hal ini ditandai dengan munculnya banyak sekali kerajaan dan feodalisme. Tersebarnya agama Hindu dan Budha, munculnya stratifikasi sosial berdasarkan kasta, dan dimulainya zaman sejarah. Implikasinya pendidikan pada zaman ini selain diselenggarakan di dalam keluarga dan masyarakat juga sudah berlangsung di perguruan.
Pendidikan bertujuan biar penerima didik menjadi penganut agama yang taat, bisa hidup bermasyarakat, membela diri dan membela negara. Adapun kurikulum pendidikannya meliputi : Agama, Bahasa Sansekerta, termasuk membaca dan menulis (huruf Palawa), kesusastraan, keterampilan memahat atau membuat candi, bela diri (ilmu perang). Khususnya zaman Hindu bersifat aristokratis. Adapun metode pendidikannya ialah Guru Kula. Pada zaman kerajaan Budha sudah berdiri “Perguruan Tinggi Budha” yang mana anakdidiknya berhadiran dari negara-negara tetangga. Pengelolaan pendidikan bersifat otonom, dimana pemerintah tidak ikut campur dalam mengelola sistem pendidikan.
Selain itu, pada masa ini terjadi pertukaran pelajar, dimana ada pelajar dari luar negeri yang berguru di negeri kita dan ada pelajar yang berguru ke negeri lain contohnya India untuk memperdalam agama Budha, negeri sempurna asal agama tersebut.
A.3 Pendidikan Pada Zaman Kerajaan Islam
Kehadiran saudagar beragama Islam sudah mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat pribumi antara lain tersebarnya agama Islam dan kebudayaan yang bercorak Islami. Pemerintahan tetap berbentuk kerajaan, namun bagi kalangan muslim stratifikasi sosial sebagaimana berlaku pada zaman sebelumnya mulai ditinggalkan. Implikasinya, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan insan yang bertaqwa kepada Allah SWT biar selamat dunia akherat melalui pelaksanaan doktrin dan amal. Selain di dalam keluarga, pendidikan berlangsung di langgar-langgar mesjid dan pesantren bersifat demokratis, ibarat pada zaman – zaman sebelumnya pemerintahan tidak ikut campur dalam sistem pendidikan (otonom). Kurikulumnya meliputi Tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah SWT), Al-Qur’an, hadist, fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis aksara Arab.
Metode pendidikan dilakukan melalui tabligh (wetonan) dan sorogan (cara-cara berguru individual), tiruana itu dipakai pula media dan cerita-cerita yang dipakai pada zaman Hindu-Budha spesialuntuk saja isinya diganti dengan fatwa Islami. Pesantren sebagai forum pendidikan yang muncul zaman Hindu-Budha diselenggarakan pula pada zaman kerajaan Islam dan bahkan hingga remaja ini.
A.4 Pendidikan Pada Zaman Pengaruh Portugis dan Spanyol
Bangsa Portugis dan Spanyol hadir ke Indonesia untuk berdagang, tetapi selain itu mereka pun (para misionaris) bertujuan membuatkan agama Katolik. Implikasinya, pendidikan zaman ini pertamanya dimaksudkan demi penyebaran agama Nasrani tahun 1536 didirikan sekolah (Seminarie) di Ternate, selain itu didirikan pula pendidikan meliputi Agama Nasrani ditambah pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan didiberikan bagi belum dewasa masyarakat terkemuka.
A.5 Pendidikan Pada Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda
Pada pertamanya 1596 bangsa Belanda hadir ke Indonesia untuk berdagang yaitu dengan mendirikan VOC 1602. VOC didirikan untuk mencapai monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dalam mencapai tujuan itu Belanda tak segan-segan memakai kekuatan militer untuk menguasai kerajaan-kerajaan yang berdaulat, yang tidak mengakui monopolinya.
Sekitar tahun 1890 dari orang-orang Belanda progresif timbul suara-suara yang menghendaki biar hasil rempah-rempah dikembalikan ke Indonesia
A.6 Pendidikan Pada Zaman Pergerakan Kebangsaan (Pergerakan Nasional)
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi timbulnya pergerakan nasional yaitu :
- Penderitaan dan kondisi yang merugikan bangsa Indonesia jawaban kebijakan pemerintah kolonial Belanda menimbulkan rasa senasib sepenanggungan sehingga timbul rasa nasionalisme.
- Kebemasukan di masa lampau bangsa kita memperkuat rasa harga diri sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka.
- Kaum terpelajar di kalangan bangsa kita terdorong untuk berperan menjadi motor pergerakan.
- Bahasa Melayu ialah bahasa kesatuan menyadarkan bahwa kita ialah satu bangsa.
- Karena dominan bangsa kita beragama Islam, timbul persepsi bahwa Belanda ialah kafir.
Sejak kebangkitan nasional (1908) sifat usaha rakyat Indonesia tidak spesialuntuk dilakukan dengan memakai fisik saja tetapi melalui banyak sekali partai dan organisasi, khususnya melalui pendidikan. Hampir setiap organisasi pergerakan nasional mencantumkan dan melaksanakan pendidikan dalam anggaran dasar dan/atau jadwal kerjanya.
I. Djumhur dan H. Danasuparta (1976) mengemukakan bahwa setelah tahun 1900 usaha-usaha partikelir di bidang pendidikan berlangsung dengan sangat giatnya. Pada masa itu lahir sekolah-sekolah partikelir yang diselenggarakan para perintis kemerdekaan yang terbagi atas dua corak yaitu :
1. Sekolah-sekolah yang bercorak politik, diselenggarakan oleh Ki Hajar Dewantara (Taman Siswa), Dr. Douwes Dekker atau Dr. Setiabudhi (Ksatrian Institut), Moch. Sjafei (INS Kayutanam) dsb.
2. Sekolah-sekolah yang bercorak Islam, diselenggarakan oleh Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sumatera Tpertamaib, dll.
Sebelumnya juga sudah diselenggarakan oleh tokoh-tokoh perempuan ibarat R.A. Kartini (Jepara), R.D. Dewi sartika (Bandung) dan Rohana Kuddus (Sumatera). Kebijakan dan praktek pendidikan yang diselenggarakan rakyat dan kaum pergerakan antara lain :
a. Budi Utomo
Dalam Kongres pertamanya (3-4 Desember 1908), Budi Utomo menegaskan tujuan perkumpulan ialah untuk kemajuan yang selaras untuk untuk negeri dan bangsa Indonesia.
b. Muhammadiyah
Berdiri pada tanggal 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Didirikan dalam rangka mempersembahkan pendidikan bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri. Dasar pendidikannya berasaskan Islam dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadist. Tujuannya untuk membentuk insan manusia muslim berakhlak mulia, cakap, percaya diri dan berkhasiat bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dibawah pimpinan Majelis Pengajaran. Sampai kini Muhammadiyah terus berjuang dan berkembang dalam rangka mencapai cita-citanya.
c. Perkumpulan Putri Mardika
Didirikan pada tahun 1912, bertujuan untuk memajukan pengajaran belum dewasa perempuan (Odang, Muchtar, 1976)
d. Trikoro Dharmo
Didirikan tahun 1915. Berbagai organisasi cowok dan pelajar yang berdiri hingga terjadi Sumpah Pemuda tahun 1928, bersama – sama gerakan lainnya menyumbangkan jasa yang besar demi pendidikan nasional dan kemerdekaan Indonesia.
e. Perguruan Taman Siswa
Awalnya Ki Hajar Dewantara (1889-1959) bersama rekannya berjuang di jalur politik praktis, namun mulai tahun 1921 perjuangannya diseriuskan di jalur pendidikan.
Taman Siswa didirikan di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922 oleh Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara tujuan asas pendidikannya yang dikenal dengan azas Taman Siswa 1922, yaitu :
1. Hak seseorang akan mengatur dirinya sendiri dengan wajib mengingat tertibnya kehidupan umum.
2. Pengajaran berarti mendidik untuk menjadi insan yang merdeka batinnya, fikiran dan tenaganya.
3. Pendidikan hendaknya berasaskan kebudayaan kita sendiri.
4. Pendidikan harus didiberikan kepada seluruh rakyat umum.
5. Agar bebas, merdeka lahir batin, maka kita harus bekerja berdasarkan kekuatan sendiri.
6. Agar hidup tetap dengan berdiri sendiri, maka segala belanja harus dipikul dengan uang pendapatan sendiri
7. dengan tidak terikat lahir batin, serta kesucian hati, berminat kita berdekatan dengan sang anak.
Pada tahun 1974 asas Taman Siswa (1922) diubah menjadi “Panca Dharma” Taman Siswa, yaitu : Kebebasan atau kemerdekaan, Kebudayaan, Kodrat Alam, kebangsaan dan kemanusian
f. Ksatriaan Institut
Ksatrian Institut didirikan oleh Ernest Francoist Eugene douwes Dekker (Multatuli atau Setyabudhi) yang memimpin forum ini semenjak 1922-1940. Dasar pendidikannya ialah kebangsaan Indonesia, terutama melalui sejarah kebangsaan. Tujuannya ialah menghasilkan ksatria (ridderschap) bagi Indonesia Merdeka di masa hadir. Sekolah kejuruan ialah organisasi dalam sistem pendidikan Ksatriaan Institut hingga tahun 1937, ada sekolah yang tersebar di Bandung, Ciwidey, dan Cianjur (Odang Muchtar, 1976).
g. Nahdlatul Ulama (NU)
Didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Salah seorang ulama yang mendirikan NU ialah KH. Hasyim Asy’ari yang pernah menjadi Raisul Akbar perkumpulan ini. Sebelum menjadi Partai politik NU bertujuan memegang teguh salah satu mazhab dari empat mazhab yang ada (Syafi’i, Maliki, Hanafi, Hambali) dan mengerjakan apa-apa yang menjadi kemaslahatan untuk agama Islam. Sesudah menjadi partai Politik (Mei 1952) hingga kini NU masih terus berjuang melaksanakan penemuan dan menyelenggarakan Pendidikan ( I. Djumhur dan H. Danasuparta, 1976).
h. INS Kayutanam
Didirikan oleh Muhammad Syafei (1985-1969) pada tanggal 31 Oktober 1926 di kayu tanam Sumatera Barat. Perjuangan INS diarahkan demi kemerdekaan melalui pendidikan yang menekankan lulusannya biar sanggup berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain atau jabatan yang didiberikan kaum penjajah.
Seperti dikemukakan oleh Ag. Soejono (1979) pada pertama didirikannya INS mempunyai dasar pendidikan sebagai diberikut : Berfikir secara logis atau rasional, Keaktifan atau kegiatan, Pendidikan Kemasyarakatan, Memperhatikan talenta anak, dan Menentang Intelektualisme
Tujuan pendidikannya ibarat dikemukakan Umar Tirtaraharja dan La Sulo (1995) yaitu mendidik rakyat ke arah kemerdekaan, memdiberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mendidik para cowok biar berkhasiat untuk masyarakat, menanamkan kepercayaan diri dan berani bertanggung jawaban dan mengusahakan sanggup berdiri diatas kaki sendiri dalam pembiayaan.
i. Pada bulan Juli 1927 dalam pidato pembelaannya Bung Hatta di Den Haag, mengusulkan supaya ada perbaikan dalam banyak sekali bidang sosial diantaranya ialah bidang training pendidikan nasional.
j. Kongres Pasundan pada tahun 1930 juga menempatkan pendidikan dan pengajaran sebagai salah satu masukana perjuangannya.
k. Pada bulan November 1937 dalam Kongres ke-26 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGI) di Bandung dirumuskan biar diadakan wajib belajar. Tahun diberikutnya (1938) ketika Kongres di Malang PGI menunutut biar pendidikan dan pengajaran diserahkan ke tempat tetapi dilampaui dengan perbaikan keuangan daerah.
Karakter pendidikan kaum pergerakan bersifat nasionalistik, berdiri sendiri atau percaya kepada kemampuan sendiri dan Pengakuan kepada eksistensi perguruan tinggi swasta.
A.7 Pendidikan Zaman Pendudukan Militer Jepang
Tujuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintahan pendudukan Jepang diarahkan demi kepentingan memenangkan perang Asia Timur Raya bagi Jepang. Namun lama-kelabuaan tujuan pendidikan militer Jepang menjadi penindasan. Ada dua kebijakan pendudukan Jepang :
- Menghapuskan tiruana imbas barat di Indonesia melalui “pen-Jepang-an”
- Memobilisasi segala kekuatan dan sumber yang ada untuk mencapai kemenangan Asia Timur Raya.
Implikasi kekuasaan pemerintahan pendudukan militer Jepang dalam bidang pendidikan Indonesia yaitu :
1. Tujuan dan isi pendidikan diarahkan untuk kepentingan perang Asia Timur Raya.
2. Hilangnya sistem dualisme dalam pendidikan
3. Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat (populis).
A.8 Pendidikan Indonesia Periode Tahun 1945-1969
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI tetapkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara. Sejak ketika itu jenjang dan jenis pendidikan diubahsuaikan dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Sekalipun pada tahun 1949 terjadi perubahan dasar negara yaitu Undang-Undang Dasar RIS, tetapi pendidikan nasional tetap dilaksanakan sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UU RI No. 4 Tahun 1950 ihwal “Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah” yuncto UU RI No. 12 Tahun 1954 di dalam pasal 3 UU ini sebut bahwa “Tujuan Pendidikan dan Pengajaran ialah membentuk insan susila yang cakap dan masyarakat negara yang demokratis serta bertanggung jawaban ihwal kesejahteraan masyarakat dan tanah air”. Adapun pasal 4 menyatakan “Pendidikan dan Pengajaran berdasarkan asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar negara republik Indonesia dan atas kebudayaan bangsa Indonesia”.
Pada masa pembangunan nasional semesta berencana tahap pertama (1961-1969) sekalipun dekrit Presiden 5 Juli 1959 menyatakan bahwa bangsa dan negara kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 tetapi lantaran dominasi politik tertentu maka dasar/asas pendidikan nasional diubah menjadi Pancasila dan manipol USDEK. Pada masa ini tujuan pendidikan ialah untuk melahirkan masyarakat negara sosialis Indonesia yang susila, bertangung jawaban atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia adil dan makmur baik spiritual maupun material dan berjiwa Pancasila.
A.9. Pendidikan Indonesia Pada Periode Tahun 1969-1993
Sejak zaman orde gres dan alam masa PJP I dasar pendidikan dikembalikan kepada Pancasila sejati berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945, yang kemudian dalam UU No. 2 Tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan insan seutuhnya. Sejak pertama PJP I sudah dilakukan identifikasi masalah-masalah pendidikan nasional, selanjutnya pembangunan pendidikan dilakukan secara bersinambungan setiap Pelita. Selama PJP I sudah tiga kali pembaharuan kurikulum sekolah yaitu Kurikulum 1968, Kurikulum 1975 dan kurikulum 1984.
Penambahan dan perbaikan masukana maupun pramasukana pendidikan Inpres SD upaya peningkatan mutu tenaga kependidikan serta dilakukan banyak sekali penemuan pendidikan lainnya demi peningkatan prestasi, relevansi, efisiensi, efektifitas dan mutu pendidikan nasional. Untuk itu pembangunan pendidikan didanai baik dari dana rupiah maupun dari kerjasama dengan luar negeri. Memang banyak hasil pembangunan pendidikan selama PJP I yang sudah diraih namun demikian permasalahan pendidikan masih tetap belum terpecahkan scara keseluruhan dan masih harus terus diupayakan melalui pembangunan pendidikan pada PJP selanjutnya.
A.10. Pendidikan Indonesia Pada Periode Tahun 1994-sekarang
Pada periode ini sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih dinamis. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan kurikulum pada tahun 1994 yang lebih mengarah ke arah modern dan melihat ke luar. Pada periode ini setiap penerima didik diarahkan untuk cepat menguasai materi pelajaran dengan sistem CBSA.
Akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama, lantaran terjadi perubahan kurikulum kembali seiring dengan terjadinya masa reformasi. Hal ini juga menyentuh bidang pendidikan. Sistem pendidikan mengalami reformasi dalam hal struktur dan sistem secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk mengikuti semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia yang semakin cepat dan canggih.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan pada masa zaman prasejarah dilaksanakan di lingkungan keluarga dan dalam kehidupan masyarakat yang alamiah. Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap, dan nilai terkena kepercayaan melalui upacara-upacara keagamaan. Tujuan pendidikan di zaman prasejarah ialah generasi prasejarah sanggup mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat, taat terhadap adat dan nilai-nilai religi atau kepercayaan yang mereka yakini.
Pendidikan pada zaman Hindu-Budha diselenggarakan di dalam keluarga juga diselenggarakan di Perguruan (Paguron/Pesantren), sebagaimana sudah berlangsung di Kerajaan Tarumguagara dan Kutai. Yang menjadi pendidik/guru/pandita ialah kaum Brahmana kemudian berlanjut pada Mpu. Tujuan pendidikannya ialah biar para penerima didik menjadi penganut yang taat, bisa hidup bermasyarakat sesuai dengan tatanan masyarakat yang berlaku, bisa membela diri dan membela negara.
Pendidikan pada zaman Islam bersifat demokratis. Pada zaman ini pendidikan dikelola para Ulama/Ustad/Guru. Pendidikan dilakukan dengan metode bervariasi. Tujuan pendidikan pada kerajaan Islam diarahkan biar menjadi insan yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Pada zaman Pengaruh Portugis dan Spanyol utamanya dalam bidang pendidikan berkenaan dalam penyebaran agama Katolik. Kurikulum pendidikannya meliputi pendidikan agama Katolik. Ditambah pengajaran membaca, menulis dan berhitung.
Pendidikan zaman VOC dibawah kekuasaan kolonial Belanda dipertamai pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh VOC. Kurikulum pendidikannya meliputi pengajaran agama Protestan, membaca dan menulis dan belum bersifat formal dan nama pendidikannya tidak ditentukan dengan pasti. Cirinya yaitu minimnya partisipasi pendidikan bagi bangsa Belanda dan belum dewasa Bumiputera dari golongan priyayi dan pendidikan bertujuan untuk menghasilkan tenaga murah atau pegawai rendahan.
Kebijakan dan praktek pendidikan yang diselenggarakan rakyat dan kaum pergerakan sebagai masukana usaha kemerdekaan dan penyelenggaraan pendidikan nasional antara lain : Budi Utomo, Muhammadiyah, Perkumpulan Putri Mardika, Trikoro Darmo, Perguruan Taman Siswa, Ksatriaan Institut, NU, INS Kayutanam.
Pendidikan zaman pendudukan militer Jepang tujuan dan isi pendidikan diarahkan demi kepentingan perang Asia Timur. Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat (populis) dan sistem pendidikan menjadi dualitas membedakan dua jenis sekolah untuk belum dewasa bangsa Belanda dan Bumiputera dihapuskan pada Jepang.
Pendidikan pada periode 1945-1969 pemerintah mengusahakan pendidikan bersifat demokratis yaitu kewajiban beajar sekolah dasar bagi belum dewasa yang berumur 8 tahun. Kemudian lahirnya LPTK pada tingkat Universitas dan lahirnya Perguruan Tinggi.
Pendidikan pada masa pembangunan Jangka Panjang I sudah dilakukan tiga kali perubahan Kurikulum pendidikan sekolah yaitu apa yang dikenal sebagai Kurikulum : Kurikulum 1968, Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984.
Pendidikan pada masa masa reformasi mengalami perubahan yang sangat signifikan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Pada masa ini mulai dikembangkan sistem Ujian Nasional yang mempunyai standar yang berlaku secara nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar, O., (Peny.). (1991). Dasar-Dasar Kependidikan. IKIP Bandung.
Ratmaningish, Neiny. (1995). Sejarah (Nasional dan Umum). Gguaca Exact. Bandung
Supriatna, Nana. (1997). Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Grafindo Media Utama. Bandung
Syarifudin, Tatang. (2007). Landasan Pendidikan. Percikan Ilmu. Bandung.
.