Tahukah Kamu, Orang Yang Melarang Imlek Ialah Orang Tionghoa?

Perayaan Imlek di Indonesia pernah dilarang. Sejak pertama kali Indonesia merdeka, Presiden pertama, Soekarno, mengeluarkan penetapan pemerintah wacana hari raya umat beragama. Ada empat hari raya untuk penganut Konghucu pada pasal 4 PP No. 2/OEM-1946. Keempat hari raya untuk penganut Konghucu di pertama kemeredekaan Indonesia yaitu sebagai diberikut:

a) Tahun gres Imlek
b) Hari wafatnya Konghucu
c) Ceng Beng
d) Hari Raya Konghucu
Kristoforus Sindhunata - TokohIndonesia.com



Sesudah penguasa berganti, Presiden Soeharto memimpin. Dia mendapatkan usulan dari Kristoforus Sindhunata. Kristoforus Sindhunata yaitu keturunan Tionghoa yang sanggup disebut sebagai nasionalis. Kristoforus Sindhunata lahir dengan nama Ong Tjong Hay di Jakarata (doloe Batavia) pada 20 Maret 1933.

Kristoforus Sindhunata yaitu perwira Angkatan Laut Republik Indonesia dengan pangkat terakhir yaitu Mayor Angkatan Laut, yang pertamanya mengikuti wajib militer.


Kristoforus Shindunata yaitu tokoh pembaruan tionghoa di Indonesia. Dia yaitu orang Tionghoa yang mengusulkan kepada pemerintah Soeharto untuk melarang segala aktifitas kebudayaan dan keagaaman Tionghoa di Indonesia.

Kristoforus justru sangat ekstrim dengan mengusulkan melarang total seluruh acara keagamaan dan kebudyaan Tionghoa. Sementara pemerintah Soeharto 'spesialuntuk' melarang perayaan-perayaan Konghucu di ruang publik. Jika dirayakan di dalam rumah langsung dan tidak diketahui  oleh orang di luar komunitasnya masih diperbolehkan.

Kristoforus yaitu orang Tionghoa beragama Katolik, bukan penganut Konghucu. Bahkan ia pernah menjadi Wakil Ketua PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Kristen Republik Indonesia).

Tidak spesialuntuk mengusulkan melarang kegiataan keagamaan. Kristoforus Sindhunata bahkan mengusulkan untuk menghapus tiruana kebudayaan yang berbau Tionghoa. Sebagai wujud menjadi orang Indonesia asli.

Usul Kristoforus Sindhunata mengilhami LPKB untuk mengeluarkan proposal untuk keturunan Tionghoa yaitu:

- Mau melupakan dan tidak lagi memakai nama Tionghoa.
- Menikah dengan orang Indonesia pribumi asli.
- Menanggalkan dan menghilangkan agama, akidah dan moral istiadat Tionghoa, termasuk bahsa maupun tiruana kebiasaaan dan kebudayaan Tionghoa dalam kehidupaan sehari-hari. Termasuk larangan untuk perayaan tahun gres imlek.

Kristoforus Sindhunata juga lebih menentukan kata 'Cina' daripada kata 'Tionghoa'.

Kristoforus Sindhunata alias Ong Tjong Hay meninggal dunia di Jakarta, tepatnya di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading pada 16 Agustus 2005.


close