Puisi Dengan Citraan

Puisi dengan Citraan
Citra atau citraan atau pencitraan dalam puisi ialah gaya penulisan yang menggabungkan imajinasi dengan alat indra. Jadi, gambaran dalam puisi berjumlah sama dengan lima alat indra yang dimiliki manusia.


Berikut ini ialah referensi puisi bertema Keindahan Alam yang mengandung citraan:

Rumah Terindah
Karya Mun

Adalah formasi rumah
barisan hijau pepohonan ramah
arak-arakan awan selalu menyapa
melangkah bersama waktu mengejar cita-cita


Sementara burung terus bernyanyi
berdansa bersama angin semilir
Tak pernah sunyi dalam nada alam raya

Aroma bunga merekah
menyusup ke  lubang hidung
kalah bacin keringat

Matahari menyengat kulit
adalah tamparan yang penyemangat
Pukulan hujan kala kayuhan sepeda sepulang sekolah
adalah kesejukan dan belaian rahmat

Pahitnya hidup tak pernah singgah
Manisnya keadaan menciptakannya kalah.

Bait pertama puisi di atas mengandung gambaran pengelihatan. Untuk sanggup mengetahui adanya warna pohon yang hijau barisan hijau pepohonan ramah spesialuntuk sanggup dilakukan dengan indra pengelihatan. Begitu juga dengan adanya awan, oleh orang kebanyakan awan spesialuntuk sanggup dilihat alasannya ialah berada jauh di langit.

Bait kedua mengandung gambaran pendengaran. Citra telinga ialah imajinasi yang muncul dan dituliskan dalam puisi alasannya ialah memakai indra pendengaran. Berarti imajinasi tersebut muncul alasannya ialah adanya bunyi yang didengar oleh penyairnya. dalam puisi di atas ada baris sementara burung terus bernyanyi. Nyanyian adalah aktivitas yang berkaitan dengan bunyi/suara maka yang sanggup menangkapnya ialah indra pendengaran. Ada pula bari tak pernah sunyi dalam nada alam raya. Sunyi ialah keadaan tanpa suara. Untuk mengetahui sunyi atau tidak juga memakai indra pendengaran.
Bait ketiga mengandung gambaran penciuman. Alat indra insan yang berfungsi sebagai penciuman ialah hidung. Keadaan yang sanggup ditangkap oleh hidung ialah yang berkaitan dengan bau-bau. contohnya ialah bau/aroma wangi. Wanginya sesuatu sanggup diketahui dengan mencium udara di sekitarnya. Dalam puisi di atas ada kata aroma jelas ini ialah hal yang sanggup ditangkap oleh indra penciuman. Kemudian ada kata amis keringat. Amis juga termasuk salah satu jenis aroma yang sanggup ditangkap oleh indra penciuman. Ada  dua kata yang mengatakan adanya gambaran penciuman dalam bait puisi ini yaitu: bacin dan aroma.

Bait keempat dalam puisi di atas mengandung gambaran peraba. Alat peraba dalam badan insan ialah seluruh lapisan kulit di seluruh tubuhnya. Semua hal yang sanggup dirasakan dengan permukaan kulit, dalam puisi berarti mengandung gambaran peraba. Dalam puisi di atas kata yang menunjukan adanya gambaran peraba ialah kata menyengat kulit; tamparan; kesegaran; belaian. Keempat kata tersebut sanggup dirasakan oleh indra peraba.

Baca Juga: misal Puisi Berdasarkan Pengalaman

Bait kelima dalam puisi di atas mengandung gambaran perasa. Alat indra perasa ada pada pengecap manusia. Permukaan pengecap insan mengandung saraf yang sanggup membedakan aneka macam macam rasa. Dalam puisi di atas ada kata pahit dan manis. Keduanya ialah jenis-jenis rasa yang sanggup ditangkap oleh indra perasa manusia.

Baca dan unduh juga misal Puisi yang lain atau pribadi unduh
close