Mengupas Pesan Gus Mus Untuk Warga Nu Yang Marah

Jagat pemdiberitaan dihebohkan oleh pernyataan Ahok dan Tim Pengacaranya yang seolah-olah mengancam KH. Ma'ruf Amin. Secara tidak langsung, Ahok mengancam akan memolisikan KH. Ma'ruf Amin alasannya dianggap berbohong di bawah sumpah persidangan.

Memang, KH. Ma'ruf Amin menjadi saksi dalam kapasitasnya sebagai Ketua MUI. Tetapi KH Ma'ruf Amin tidak dapat dilepaskan dari jabatannya sebagai Rais Am PBNU. Maka, mengetahui bahwa Kiainya 'diancam' dan diperiksa terlalu usang hingga kelelahan banyak orang NU marah. Ansor menyatakan siaga satu. Tokoh-tokoh NU mengKoreksi Ahok. Bahkan Yenny Wahid, masyarakat NU yang selama ini bersahabat dengan Ahok mengingatkan biar Ahok tidak melaporkan KH. Ma'ruf Amin ke polisi. Urusan dapat semakin runyam.

Tensi sudah agak mereda ketika Ahok menyampaikan bahwa yang akan dilaporkan ialah saksi pelapor, bukan KH. Ma'ruf Amin. Masalahnya, Ma'ruf Amin juga dapat dianggap saksi dari pihak pelapor. Kilahan yang dilakukan oleh Ahok masih belum efektif.

Selanjutnya, Ahok mengunggah video seruan maaf secara terbuka kepada KH. Ma'ruf Amin. Karena Ahok minta maaf, berarti Ahok merasa bersalah. Tensi ketegangan sudah mulai reda. Lebih-lebih KH. Ma'ruf Amin juga sudah memaafkan Ahok.


Sementara Gus Mus, Tokoh NU yang juga sangat disegani lebih menentukan mendinginkan suasana dan berpikir jernih. Dalam meme yang disebarkan oleh @Alissawahid dan @Gusdurians, meliputi pernyataan Gus Mus.

Berikut isi pernyataan dalam meme tersebut secara lengkap:
"Kita boleh tidak sama dengan siapa pun atau apa pun; boleh punya kepentingan politik apa pun, tapi kita harus tetap menjaga akhlak dan keihklasan khidmah usaha kita.
Janganlah kita termasuk bab orang yang ingin merusak persatuan dan mengobarkan kekacauan di negari yang selama ini kita bela-bela.
Jangan grusa-grusu. Jangan simpel terpancing. Jangan ibarat mereka yang berpolitik dengan menghalalkan apa saja."

Memahami sebuah wacana, pernyataan Gus Mus termasuk sebuah perihal dalam pengertian ilmu linguistik, harus dilihat aneka macam aspek pendukungnya. Aspek di dalam teks, dan aspek di luar teks. Berkaitan dengan hal itu, sebuah perihal diproduksi oleh siapa dan disebarkan oleh siapa juga harus menjadi pertimbangan untuk mengetahui ideologi (kepentingan) dalam ideologi tersebut.

Pernyataan Gus Mus tentu ideologinya lain dengan ideologi yang mengembangkan meme yang meliputi pernyataan Gus Mus. Gus Mus tentu nrimo untuk mendinginkan suasana. Toh selama ini dia memang begitu. Selalu mengajak untuk bertindak baik, berlaku baik, cuek menyikapi keadaan.

Sementara yang mengembangkan meme tersebut dapat punya kecenderungan lain. Salah satu orang yang meretweet meme tersebut adalah @FadjroeL. Fajrul Rahman ialah salah satu pendukung Ahok. Nah, dapat diketahui bahwa pernyataan Gus Mus dari sisi pendukung Ahok dapat menguntungkan Ahok. Secara tidak eksklusif membela Ahok biar tidak terus menerus dikutuk oleh pengikut KH. Ma'ruf Amin (masyarakat Nahdliyin).

Mbak @alissawahid menulis caption 'pesan untuk masyarakat NU'. Sebenarnya meme tersebut tidak spesialuntuk untuk masyarakat NU. Kalau sebatas ditujukan kepada masyarakat NU seperti spesialuntuk masyarakat NU yang simpel terpancing dan grusa-grusu. Padahal pesan Gus Mus tersebut ialah pesan bagi kita tiruana. Bagi seluruh bangsa Indonesia. Termasuk bagi Ahok dan Timnya.

Ada empat pokok pesan Gus Mus yang disarikan dari meme tersebut, yaitu:
1) Jangan merusak persatuan dan mengobarkan kekacauan.
2) Jangan grusa-grusu.
3) Jangan simpel terpancing.
4) Jangan berpolitik dengan mengahalalkan segala cara.

Keempat hal itu dapat menjadi pesan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pesan untuk menjaga kerukunan. Persatuan serta tidak mengobarkan kebencian. Di satu sisi, kelompok anti-Ahok seperti yang sangat pro persatuan. Tetapi melalui pernyataannya Ahok juga sempat memunculkan kekacauan. Karena Ahok grusa-grusu alias tergesa-gesa dengan pernyataan pertama yang menyampaikan bahwa KH. Ma'ruf Amin berbohong.

Akhirnya, tiruana pihak menjadi terpancing. Ahok terpancing oleh situasi yang selalu memanas ketika sidang. Orang NU terpancing murka alasannya Ulamanya di dihina. Bahkan hingga rabu malam, di Twitter ada tagar #AhokLecehkanUlama yang menjadi TTI. SBY pun terpancing alasannya pernyataan kuasa Hukum Ahok menyampaikan bahwa mereka punya bukti rekaman telepon. SBY berpikir bahwa dirinya disadap. Terpancing lagi.

Mungkin kita perlu mendinginkan hati, meluruskan pikiran jikalau harus terlibat dalam Pilkada Paling gerah di negeri ini, yaitu Pilkada DKI Jakarta.

Semoga....
close