Kapan Aksara Harus Kapital? | Klarifikasi Ihwal Penulisan Aksara Kapital Yang Benar

Sering kali kita gundah ihwal penulisan karakter kapital. Padahal bahan ihwal karakter kapital selalu muncul di soal Ujian Nasional. Baik untuk tingkat SD, SMP, sampai SMA/SMK. Materi ihwal penulisan karakter kapital yaitu bahan bahasa Indonesia yang gampang-gampang susah.

Kita merasa bahan penulisan karakter kapital simpel dan simpel alasannya merasa sering melihat. Tapi acap kali kita juga gundah memilih mana yang benar dan mana yang salah dalam sebuah soal alasannya sering muncul jawabanan yang ibarat dan bahkan seolah tidak ada bedanya.

Dalam postingan kali ini, akan dibahas cara penulisan karakter kapital. Khususnya penulisan karakter kapital yang sering muncul dalam soal-soal untuk Ujian Nasional dan Ujian-ujian yang lain, baik ujian sekolah alias US, Ujian Sekolah Berstandar Nasional alias USBN maupun Ulangan Semester atau Penilaian Semester.


Sebenarnya, ada berbagai ketentuan penulisan karakter kapital. Jika kita baca dalam Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, akan kita ketahui ketentuan-ketenuan itu.

Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan sanggup DIUNDUH DI SINI.

1. Huruf kapital digunakan untuk karakter pertama kata pada pertama kalimat.

Misalnya:

Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan final dalam satu jam.
Pergi dari sini!

Jadi, apapun jenis kalimatnya harus dipertamai dengan karakter kapital. Baik kalimat diberita, kalimat perintah, maupun kalimat tanya.

2. Huruf kapital atau karakter besar digunakan sebagai karakter pertama kata pada pertama kalimat sehabis petikan langsung.

misal:

"Kamu dari mana?" Tanya gurunya.

Jadi, karakter 'T' harus ditulis dengan karakter kapital karena

3. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama dalam kata dan ungkapan yang bekerjasama dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya:
Islam Quran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan mengatakan jalan kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau diberi rahmat.

Penggunaan karakter kapital digunakan untuk hal dan yang mengarah kepada Tuhan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari hamba Tuhan. Tapi, bukan berarti salah

4. a. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

misal gelar kehormatan:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Sri Paduka Wijaya

Mahaputra dan Sultan adalah gelar kehormatan. Dalam khazanah Jawa, Sri juga menjadi gelar kehormatan.

misal gelar keagamaan:
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim

Kata haji, Imam, Nabi adalah gelar dalam laras keagamaan, maka harus memakai karakter kapital. misal penerapan karakter kapital lain yaitu penerapan gelar Kiai dan Gus yang diikuti dengan nama orang, misalnya: Kiai Haji Abdurrahman Wahid; Gus Dur.

b. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Jadi, ini berkaitan dengan klarifikasi sebelumnya.

Misalnya:
Dia gres saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini ia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah ibarat kiai.

Dalam contoh-contoh di atas, sultan, haji, kiai tidak diikuti dengan nama orang. Maka tetap ditulis tanpa karakter kapital (ditulis kecil).

5. a. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama daerah yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.

Misalnya:
Wapres Adam Malik
Perdana Menteri Nehru

Kedua contoh di atas yaitu penerapan nama jabatan (Wakil Presiden dan Perdana Menteri) yang diikuti oleh nama orang. Maka harus dipertamai karakter kapital.

Laksamana Muda Udara Husein Sastrguagara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah

Penggunaan nama pangkat atau jabatan instansi di atas juga harus dipertamai dengan karakter kapital, baik yang diikuti nama orang  maupun yang tidak. Yang tidak diikuti nama orang contohnya Gubernur Jawa Tengah. Penulisan ini tetap harus memakai karakter kapital alasannya digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu. Misalnya: Acara itu dibuka pribadi oleh Gubernur Jawa Tengah.

b. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Sidang itu dipimpin Presiden.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen.

c. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama daerah tertentu.

Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Divisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.

6. a. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama unsur unsur nama orang.

Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere

Catatan:
(1) Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama ibarat pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).

Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
Vasco da Gama

(2) Dalam nama orang tertentu, karakter kapital tidak digunakan untuk menuliskan karakter pertama kata bin atau binti.

Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
Siti Fatimah binti Salim
Zaitun binti Zainal

b. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama akronim nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:
pascal second Pas
J/K atau JK-1 joule per Kelvin
N Newton

c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai karakter pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere

7. a. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia

b. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

8. a. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.

Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal

b. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama unsur-unsur nama kejadian sejarah.
Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

c. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama kejadian sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.

Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. a. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama unsur-unsur nama diri geografi.
Misalnya:

Banyuwangi
Asia Tenggara
Cirebon
Amerika Serikat
Eropa
Jawa Barat

b. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng Gunung Semeru
Jalan Diponegoro Jazirah Arab
Ngarai Sianok Lembah Baliem
Selat Lombok Pepegununganan Jayawijaya
Sungai Musi Tanjung Harapan
Teluk Benggala Terusan Suez

c. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama nama diri atau nama diri geografi jikalau kata yang menlampauinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
gesekan Jepara pempek Palembang
tari Melayu sarung Mandar
asinan Bogor sate Mak Ajad

d. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau

e. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
harimau sumatera
petai cina
pisang ambon

10. a. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama tiruana unsur nama resmi negara, forum resmi, forum ketatguagaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, ibarat dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak

b. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama kata yang bukan nama resmi negara, forum resmi, forum ketatguagaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya:
beberapa tubuh hukum
kolaborasi antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik
berdasarkan undang-undang yang berlaku

Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, forum resmi, forum ketatguagaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, contohnya Indonesia, karakter pertama kata itu ditulis dengan karakter kapital.

Misalnya:
Pemdiberian penghasilan bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang menelaah persoalan itu.
Surat itu sudah ditanhadirani oleh Direktur.

11. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama setiap unsur bentuk ulang tepat yang terdapat pada nama forum resmi, forum ketatguagaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan

12. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama tiruana kata (termasuk tiruana unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata kiprah ibarat di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi pertama.

Misalnya:
Saya sudah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia yaitu distributor surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menuntaskan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".

13. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama unsur akronim nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya:
Dr. doktor
S.E. sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
S.Kp. sarjana keperawatan
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
Prof. profesor
K.H. kiai haji
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara

Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.

14. b. Huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama kata penunjuk korelasi kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua abang dan adik saya sudah berkeluarga.
Dia tidak memiliki saudara yang tinggal di Jakarta.

15. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
Surat Anda sudah kami terima dengan baik.

16. Huruf kapital digunakan sebagai karakter pertama pada kata, ibarat keterangan, catatan, dan contohnya yang dilampaui oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.
close