Maleficent | Cara Menulis Kreatif Dengan Membalik Tokoh Protagonis Dan Antagonis

Salah satu film yang alur ceritanya dipengaruhi oleh dongeng Eropa berjudul Maleficent. Judul film ini diambil dari nama tokoh utamanya. Maleficent ialah peri yang baik sewaktu kecil tapi berubah jahat dikala besar.

Jika dilihat secara seksama, alur dongeng (plot) film Maleficent yang dibintangi oleh Angelina Jolie ini diangkat menurut dongeng rakya 'Putri Tidur'. Seperti yang jamak diketahui di seluruh dunia, dongeng Putri Tidur adalah dongeng ihwal seorang putri yang terpulas dikala berusia 17 tahun alasannya dikutuk oleh seorang peri jahat atau penyihir jahat. Putri tersebut gres sanggup berdiri dikala dicium oleh cinta sejatinya.


Nah, dalam dongeng dongeng Putri Tidur tokoh Penyihir hitam niscaya disebut sebagai tokoh Antagonis. Tokoh yang menghalangi kebahagiaan dari keluarga putri dan keluarga kerajaan. Sementara Putri dan keluarga kerajaan ialah tokoh protagonis, yang biasanya disebut dengan tokoh yang baik.



Penjelasan lengkap ihwal tokoh protagonis dan tokoh antagonis sanggup dilihat dalam artikel yang berjudul: Pengertian Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis.

Kalau kita membaca ceritanya (atau bahkan yang sudah menonton) niscaya mengetahui alur dongeng Maleficent yang tidak tertebak. Ada kalanya tokoh Maleficent ialah tokoh yang baik, tapi di satu sisi ia ialah penyihir jahat yang sudah mengutuk seorang putri yang tidak berdosa.

Jika dongeng dongeng Putri Tidur diambil dari sudut pandang seorang putri dan raja yang baik hati, dalam dongeng Maleficent justru diangkat dari sudut pandang yang berkebalikan. Diambil dari sudut pandang si penyirhir yang pertamanya jahat.

Cerita Maleficent menjadi sangat menarikdanunik alasannya penyihir yang dikenal sebagai tokoh jahat, alias tokoh antagonis, dalam dongeng film ini justru digambarkan sebagai korban. Memang ia jahat, memang ia ialah tokoh antagonis alasannya mengutuk putri yang tidak berdosa. Namun, jikalau melihat ceritanya, kita akan setengah mendukung si penyihir jahat, dan alasannya mengapa ia jahat.

Maka dari itu, batasan antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis untuk Maleficent susah dipisah dengan garis yang tegas. Kita akan setuju bahwa tokoh Maleficent 'spesialuntuk' membela diri dan harga dirinya.

Dalam dongeng itu, yang jelas-jelas antagonis ialah tokoh raja. Di dalam dongeng Putri Tidur, spesialuntuk disebutkan bahwa Raja ialah raja yang baik, sementara dalam Maleficent, Raja Stefan sebelumnya ialah rakyat jelata yang sanggup mewarisi takhta kerajaan alasannya berhasil mengalahkan Maleficent. Meskipun tidak sanggup sepenuhnya disebut stefan ialah tokoh jahat, meskipun sanggup disebut sebagai tokoh antagonis.

Tokoh Raja Stefan sanggup dikatakan tidak jahat sepenuhnya alasannya ia tidak tega untuk membunuh Maleficent dikala punya peluang.

Anomali yang disengaja alias pembolak-balikan alur dongeng yang sengaja dibentuk berlawanan dengan dongeng Putri Tidur, membuat film ini semakin menarikdanunik. Dalam film ini, Maleficent yang sudah mengutuk si putri, justru melindungi putri tersebut dari mara bahaya.

Pemutarbalikan tokoh antagonis dan tokoh protagonis, ini menjadi sangat menarikdanunik lagi. Karena tokoh yang sebelumnya digambarkan akan mencelakai Putri justru melindungi, bahkan sanggup menolong sang Putri, alasannya ciuman dari Maleficent justru menjadi ciuman dari pecinta sejatinya.

Maleficent tidak menyadari itu, sampai balasannya Putri pulas sehabis berdiri tidak lagi menghormati raja dan meninggalkan istana kerajaannya. Justru turut serta dengan Maleficent ke negeri sihirnya yang pertamanya indah, lalu menjadi sihir jasus dikala Maleficent menjadi tokoh antagonis, di simpulan cerita, mengubah negeri sihirnya kembali indah.
close