Pemdiberitaan media akhir-akhir ini diwarnai dengan adanya diberita wacana FH dan RS yang menjadi tersangka alasannya perkara Percakapan Berkonten Pornografi.
Tulisan ini tidak hendak mengulas yang dipro dan dikontrakan oleh orang-orang. Bagi pendukungnya, tentu RS yaitu panutan yang mustahil melaksanakan hal keji itu. Sementara sebagian orang lain, termasuk Polisi Republik Indonesia meyakini bahwa yang bersangkutan disangka menjadi pihak yang menyuruh orang untuk membuat konten pornografi.
Sekarang, tidak lagi dibahas terkena siapa yang benar dan siapa yang salah. Yang akan dibahasa yaitu arti masing-masing kata dalam pemdiberitaan itu.
'Percakapan Berkonten Pornografi' terdiri dari tiga kata. Masing-masing yaitu kata percakapan; berkonten; dan pornografi. Dua kata yang pertama, yaitu percakapan dan berkonten ialah kata diberimbuhan, masing-masing memliki kata dasar cakap dan konten.
Selanjutnya mari kita bahas satu persatu istilah tersebut.
percakapan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, percakapan adalah kata bentukan yang terdiri dari kata dasar cakap dan imbuhan gabung (konfiks) per- -an. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ada dua kata cakap.
Kata cakap yang pertama memliki arti sanggup dan bisa melaksanakan sesuatu dengan baik. Arti cakap ini juga berarti rupawan yang sering diucapkan cakep dalam bahasa tutur lisan. Arti yang lain yang terdapat pada kata cakap yang pertama yaitu bagus, tidak lamban, dan cekatan.
Sementara kata cakap yang kedua memliki arti bicara atau omong. Jadi, percakapan mengacu pada kata cakap yang kedua yang terdapat pada KBBI. Arti percakapan adalah pembicaraan atau omongan.
berkonten
Dilihat dari ilmu morfologi, kata berkonten ialah kata diberimbuhan. ber- dan konten. Dalam KBBI edisi keempat, masih belum ada kata konten. Sementara pada KBBI daring yang sanggup diakses melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id kata konten sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti:
Jadi, konten yaitu kata benda (nomina). Sinonimnya yaitu informasi.
Dalam KBBI terbaru tersebut, kata konten tidak bisa dilekati oleh imbuhan. Jadi, kalau ada yang menulis berkonten mungkin yang dimaksud yaitu mencakup informasi atau mengandung konten. Bisa jadi menyerupai itu.
pornografi
Pornografi berasal dari dua akar kata yaitu porno dan grafi. Porno sanggup ditejemahkan sebagai 'cabul'. Hal yang tabu. Grafi berkaitan dengan tulisan. Nah, pornografi dalam KBBI mempunyai klarifikasi arti:
1. penggambaran tingkah laris secara erotis dengan lukisan atau goresan pena untuk membangkitkan nafsu berahi.
2. materi bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu berahi dalam seks.
Jadi, pornografi berkaitan dengan goresan pena dan gambar. Baik gambar yang diproduksi dengan cara melukis maupun gambar hasil fotografi.
Jadi, yang dimaksud dengan percakapan berkonten pornografi adalah pecakapan tertulis alasannya memakai media aplikasi chatting (WhatsApp) yang meliputi kata-kata dan gambar yang sanggup membangkitkan berahi dalam seks.
Pertanyaannya kenapa harus ada kata 'berkonten' tidakkah cukup ditulis percakapan pornografi. Media biasanya hemat kata, yang penting singkat dan jelas. Kalau perlu tendensius. Tetapi banyak media (mungkin menyitir dari pernyataan pihak yang berwenang) yang menulis judul percakapan berkonten pornografi. Ini kalimat yang cenderung dirasa lebih sopan.
Jika ditulis pecakapan berkonten pornografi seolah-olah percakapannya bukan percakapan porno, bukan percakapan cabul. Tetapi, bantu-membantu sama saja. Yang dimaksud yaitu percakapan cabul alasannya meliputi ujaran yang mengarah ke tindak pencabulan. Misalnya saat ada perkara dukun yang memerkosa, maka disebut dukun cabul bukan dukun berkonten cabul, padahal tidak tiruana kondisi si dukun tersebut menggambarkan kecabulan.
Harapan penulis blog ini spesialuntuk satu, biar tidak diblokir oleh google alasannya dianggap berkonten pornografi. Penggunaan kata cabul dan porno dalam goresan pena ini semata untuk mengulas dari segi bahasa alias linguistik.
Salam Pustamun!
Tulisan ini tidak hendak mengulas yang dipro dan dikontrakan oleh orang-orang. Bagi pendukungnya, tentu RS yaitu panutan yang mustahil melaksanakan hal keji itu. Sementara sebagian orang lain, termasuk Polisi Republik Indonesia meyakini bahwa yang bersangkutan disangka menjadi pihak yang menyuruh orang untuk membuat konten pornografi.
Sekarang, tidak lagi dibahas terkena siapa yang benar dan siapa yang salah. Yang akan dibahasa yaitu arti masing-masing kata dalam pemdiberitaan itu.
'Percakapan Berkonten Pornografi' terdiri dari tiga kata. Masing-masing yaitu kata percakapan; berkonten; dan pornografi. Dua kata yang pertama, yaitu percakapan dan berkonten ialah kata diberimbuhan, masing-masing memliki kata dasar cakap dan konten.
Selanjutnya mari kita bahas satu persatu istilah tersebut.
percakapan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, percakapan adalah kata bentukan yang terdiri dari kata dasar cakap dan imbuhan gabung (konfiks) per- -an. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ada dua kata cakap.
Kata cakap yang pertama memliki arti sanggup dan bisa melaksanakan sesuatu dengan baik. Arti cakap ini juga berarti rupawan yang sering diucapkan cakep dalam bahasa tutur lisan. Arti yang lain yang terdapat pada kata cakap yang pertama yaitu bagus, tidak lamban, dan cekatan.
Sementara kata cakap yang kedua memliki arti bicara atau omong. Jadi, percakapan mengacu pada kata cakap yang kedua yang terdapat pada KBBI. Arti percakapan adalah pembicaraan atau omongan.
berkonten
Dilihat dari ilmu morfologi, kata berkonten ialah kata diberimbuhan. ber- dan konten. Dalam KBBI edisi keempat, masih belum ada kata konten. Sementara pada KBBI daring yang sanggup diakses melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id kata konten sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti:
- n informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik
Jadi, konten yaitu kata benda (nomina). Sinonimnya yaitu informasi.
Dalam KBBI terbaru tersebut, kata konten tidak bisa dilekati oleh imbuhan. Jadi, kalau ada yang menulis berkonten mungkin yang dimaksud yaitu mencakup informasi atau mengandung konten. Bisa jadi menyerupai itu.
pornografi
Pornografi berasal dari dua akar kata yaitu porno dan grafi. Porno sanggup ditejemahkan sebagai 'cabul'. Hal yang tabu. Grafi berkaitan dengan tulisan. Nah, pornografi dalam KBBI mempunyai klarifikasi arti:
1. penggambaran tingkah laris secara erotis dengan lukisan atau goresan pena untuk membangkitkan nafsu berahi.
2. materi bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu berahi dalam seks.
Jadi, pornografi berkaitan dengan goresan pena dan gambar. Baik gambar yang diproduksi dengan cara melukis maupun gambar hasil fotografi.
Jadi, yang dimaksud dengan percakapan berkonten pornografi adalah pecakapan tertulis alasannya memakai media aplikasi chatting (WhatsApp) yang meliputi kata-kata dan gambar yang sanggup membangkitkan berahi dalam seks.
Pertanyaannya kenapa harus ada kata 'berkonten' tidakkah cukup ditulis percakapan pornografi. Media biasanya hemat kata, yang penting singkat dan jelas. Kalau perlu tendensius. Tetapi banyak media (mungkin menyitir dari pernyataan pihak yang berwenang) yang menulis judul percakapan berkonten pornografi. Ini kalimat yang cenderung dirasa lebih sopan.
Jika ditulis pecakapan berkonten pornografi seolah-olah percakapannya bukan percakapan porno, bukan percakapan cabul. Tetapi, bantu-membantu sama saja. Yang dimaksud yaitu percakapan cabul alasannya meliputi ujaran yang mengarah ke tindak pencabulan. Misalnya saat ada perkara dukun yang memerkosa, maka disebut dukun cabul bukan dukun berkonten cabul, padahal tidak tiruana kondisi si dukun tersebut menggambarkan kecabulan.
Harapan penulis blog ini spesialuntuk satu, biar tidak diblokir oleh google alasannya dianggap berkonten pornografi. Penggunaan kata cabul dan porno dalam goresan pena ini semata untuk mengulas dari segi bahasa alias linguistik.
Salam Pustamun!