Upaya Melestarikan Bahasa Kawasan Oleh Negara

pustamun.blogspot.com - Dalam diskusi Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat yang mengambil tema sentral "Merawat Bahasa Daerah" yang diselenggarakan pada hari Kamis, 17 November 2016, Sekretaris Jenderal MPR RI, Ma'ruf Cahyono menyatakan apresiasi terhadap acara ini sebagai upaya merawat bahasa daerah.

Diskusi dan Acara Pelestarian Budaya di Kompleks dewan perwakilan rakyat RI
Acara yang digelar di Ruang Presentasi Perpustakaan Setjen MPR RI ini juga dihadiri anggota MPR dari  Fraksi PKB Khrisna Mukti, Kepala Perpustakaan MPR, Roosiah Yuniarsih, dan sekitar enam puluh-an penulis, penyair, serta budayawan.

Salah satu alasan utama diadakan diskusi ihwal bahasa kawasan ini dilaksanakan yaitu alasannya yaitu kepedulian dan kekhawatiran dikala melihat fakta sekitar 15 bahasa kawasan Indonesia sudah punah dan sekitar 100 berpotensi punah. Tentu ini sangat memprihatinkan.


“Kegiatan ini dapat memdiberi donasi besar terhadap upaya menjalin kualitas Negara Kesatuan Republik Indonesia sekaligus melestarikan kebudayaan yang bermacam-macam dan menjaga kebhinnekaan,” kata Ma’ruf. Kegiatan ini, menurutnya tidak jauh dari upaya yang dilakukan MPR dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan aneka macam metode penyampaian.

Dalam peluang yang sama, Kepala Perustakaan MPR RI, Roosiah Yuniarsih mengungkapkan rasa bahagianya alasannya yaitu dari enam puluhan akseptor yang hadir, yang meliputi: penulis, penyair, dan budayawan yang meramaikan program tersebut, kebanyakan gres pertama kali mengunjungi gedung MPR. Jadi, sekaligus menjadi ajang sosialisasi keberadaan Perpustakaan dewan perwakilan rakyat RI. Bahkan ada yang sengaja hadir jauh dari ujung barat Indonesia, Aceh.

Dalam program ini, Khrisna Mukti (anggota Fraksi PKB)  membacakan puisi karya Na Dhien, yang ialah puisi kesukaan di ajang Ubud Writers and Readers Festival 2016 yang memakai bahasa Jawa.“jujur saya akui, saya lebih terbiasa berbahasa Betawi ketimbang berbahasa Jawa, sampe cuek tangan saya ini,"ujar Khrisna disambut tawa peserta.

Acara pelestarian budaya tersebut, selain diramaikan dengan pembacaan puisi dalam aneka macam bahasa daerah, juga diisi dengan bedah novel trilogi Si Tumoingkarangan Saut Poltak Tambunan dalam bahasa Batak, yang dimoderatori Kurnia Effendi.

(Tempo.co)
close