Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Berguru Siswa Pada Pelajaran Ipa Di Kelas Vi


A. Kajian Materi Pembelajaran IPA
Untuk menanggapi kemajuan masa global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk terus menyelaraskan dengan perkembangan jaman maka kita dituntut untuk terus memajukan ilmu pengetahuan tersebut.
Sehubungan dengan hal itu, sains memegang tugas yang cukup signifikan dalam peningkatan kualitas sumber daya teknologi lantaran di dalamnya dipelajari banyak sekali sumber, asal, pemberdayaan serta memanfaatkan teknologi baik yang berasal dari alam maupun rekayasa manusia.
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam yakni istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya yakni benda-benda alam dengan hukum-hukum yang niscaya dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia wacana Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
2. Fungsi IPA di Sekolah Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari IPA berfungsi sebagai media untuk menguasai konsep dan manfaat IPA serta mempersembahkan bekal pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD yakni sebagai diberikut:
  1. Untuk menekankan pemahaman wacana pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaa dalam kehidupan sehari-hari.
  2. 7
     
    Untuk membangun imaginasi dan rasa ingin tahu siswa dan biar bisa bersikap nyata menanggapi kemajuan sains dan teknologi.
  3. Untuk meningkatkan kompetensi siswa untuk menyidik alam sekitarnya, memecahkan dilema dan membuat kesimpulan.
  4. Ikut serta dalam memelihara dan menjaga lingkungan alam.
4. Ruang Lingkup
Di tingkat sekolah dasar (SD), Ruang lingkup mata pelajaran IPA mencakup dua aspek diantaranya:
  1. Pemahaman konsep dan penerapannya dalam kehidupan.
  2. Penyelidikan atau penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas, dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah sebagai kerja ilmiah.
  3. Pemahaman konsep dan penerapannya.
Pendek kata, untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran IPA guru, siswa, alat peraga yakni faktor penting yang sangat mendukung keberhasilan. Selain itu penerapan taktik pembelajaran yang relevan atau sesuai dengan materi pembelajaran juga ialah faktor penunjang untuk bisa memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

B. Metode Pembelajaran
Pendidikan memegang tugas penting dalam mempersiapkan sumber daya insan yang berkarakter. Oleh lantaran itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa sanggup menuntaskan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil berguru yang baik. Hasil belajar seseorang, ditentukan oleh banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang sanggup mempengaruhi hasil berguru seseorang yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memdiberi kegampangan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Metode pembelajaran dipilih menurut pada tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran yang akan disampaikan, serta masukana dan kondisi siswa yang dihadapi oleh para pengajar. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar adalah:
  1. Tidak ada satu metode yang terbaik yang sanggup digunakan untuk segala situasi dan tujuan pengajaran.
  2. Setiap metode yang dipilih hendaknya diadaptasi dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
  3. Penggunaan metode yang bervariasi akan membuat situasi pembelajaran menjadi lebih efektif (Suroso, 1999:19-20).
Ismawati (2011:100) mengemukakan bahwa tidak tiruana metode yang ada baik dan bisa dipakai. Karena itu sebelum memutuskan metode yang akan dipergunakan, guru harus mempertimbangkan ketentuan-ketentuan sebagai diberikut:
1.    Metode harus bervariasi.
2.    Metode harus menarikdanunik dan merangsang siswa untuk belajar.
3.    Metode harus menggiatkan siswa secara mental dan fisik dalam belajar, sanggup berwujud tes, praktik, atau pertanyaan-pertanyaan.
4.    Metode harus mengarahkan aktivitas berguru siswa ke arah tujuan pengajaran.
5.    Metode harus menyebarkan kreativitas siswa.

C. Metode Demonstrasi
1.                  Definisi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran digunakan untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya klarifikasi verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu sudah dilakukan atau peralatan itu sudah dicoba lebih lampau sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemontrasikan (guru, peserta didik, atau orang luar) mempertunjukkan sambil menandakan wacana sesuatu yang didemonstrasikan (Ramayulis, 2004: 244).
Metode Demonstrasi yakni cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian.  Metode Demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan memakai alat-alat menolong pengajaran menyerupai benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain.  (Cecep, 2005).  Metode Demonstrasi yakni metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melaksanakan suatu kegiatan, baik secara pribadi maupun melalui penerapan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000). 
Metode demonstrasi yakni metode yang digunakan untuk menunjukkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan materi pelajaran (Djamarah, 2000).  Berdasarkan pendapat di atas sanggup dipahami bahwa metode demonstrasi ialah tehnik mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang menggambarkan suatu proses atau insiden berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari.
Dalam penerapan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang mahir dalam bidang pelajaran itu.  Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan visual siswa. Metode demonstrasi ialah metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawabanan atas pertanyaan-pertanyaan menyerupai ini (contoh :  Pembulatan Biodiesel) bagaimana cara menciptakannya?, terdiri dari materi apa?, bagaimana proses mengerjakannya?)
Istilah demonstrasi dalam pengajaran digunakan untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya klarifikasi verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda (Ramayulis, 2004:244). Kerja fisik itu sudah dilakukan atau peralatan itu sudah dicoba lebih lampau sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan (guru, peserta didik atau orang luar) mempertunjukkan sambil menandakan wacana sesuatu yang didemonstrasikan.
2.        Kebaikan Metode Demonstrasi
  1. Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik diikutsertakan.
  2. Pengalaman peserta didik bertambah lantaran peserta didik turut memmenolong pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia mendapatkan pengalaman yang bisa menyebarkan kecakapannya.
  3. Pelajaran yang didiberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang didiberikan oleh guru tetapi juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi .
  4. Pengertian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu proses yakni dengan mempergunakan alat pendengar, penglihatan, dan bahkan dengan perbuatannya sehingga megampangkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan sifat verbalisme dalam belajar.
  5. Perhatian peserta didik sanggup dipusatkan dan titik yang dianggap penting oleh guru sanggup diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian peserta didik spesialuntuk tertuju kepada suatu yang didemonstrasikan lantaran peserta didik lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada spesialuntuk semata-mata mendengar saja.
  6. Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara verbal banyak menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi kalau klarifikasi wacana suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, di samping klarifikasi verbal juga sanggup mempersembahkan citra konkrit.
  7. Beberapa dilema yang menimbulkan pertanyaan atau dilema dalam diri peserta didik sanggup terjawaban pada waktu peserta didik mengamati proses demonstrasi.
  8. Menghindari ”coba-coba dan gagal”  yang banyak memakan waktu belajar, di samping simpel dan fungsional. Khususnya bagi peserta didik yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya sesuatu.
  9. Metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidikan untuk itu perlu persiapan yang matang.
  10. Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan.
3.    Kelemahan Metode Demonstrasi
a.                                                         Memerlukan waktu yang cukup banyak
b.        Apabila terjadi belum sempurnanya media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien
c.         Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
d.        Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
e.         Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.
4.    Mempersiapkan Suatu Demonstrasi
Suatu demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak tergantung kepada pengalaman yang sudah dilalui dan kepada macam atau demonstrasi apa yang ingin disajikan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa untuk melaksanakan demonstrasi yang diperlukan:
  1. Perumusan tujuan instruksional khusus yang terang yang mencakup banyak sekali aspek, sehingga sanggup diharapkan peserta didik itu akan sanggup melaksanakan aktivitas yang didemonstrasikan itu sehabis pertemuan berakhir. Untuk itu hendaknya guru mempertimbangkan:
1)   Apakah metode itu masuk akal dipergunakan dan ialah cara paling efektif untuk mencapai tujuan intruksional khusus tersebut.
2)   Apakah alat-alat yang diharapkan itu mudah diperoleh dan sudah dibacakan terlebih lampau atau apakah kegiatan-kegiatan fisik bisa dilakukan dan sudah dilatih kembali sebelum demonstrasi dilakukan.
3)    Apakah jumlah peserta didik tidak terlalu besar yang memerlukan daerah dan tata ruang khusus biar tiruana peserta didik sanggup berpartisipasi secara aktif.
  1. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi, guru sudah mencobakannya lebih lampau biar demonstrasi itu tidak gagal.
1)    Apakah guru terbiasa atau memahami benar terhadap tiruana langkah-langkah atau tahap-tahap dari demonstrasi yang akan dilakukan.
2)   Apakah guru memiliki pengalaman yang cukup untuk menandakan setiap langkah demonstrasi itu.
3)   Apakah tidak membutuhkan tes lanjutan untuk menguasai demonstrasi itu.
  1. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya guru sudah merencanakan seluruh waktu yang digunakan maupun batas waktu untuk langkah demonstrasi yang akan dilakukan sehingga pertanyaan-pertanyaan di bawah ini terjawaban.
1)    Apakah kendalanya juga sudah termasuk waktu untuk memdiberi peluang kepada peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sehabis demonstrasi?
2)  Berapa usang waktu yang digunakan untuk memdiberi rangsangan atau motivasi biar peserta didik berpartisipasi dan melaksanakan observasi ulang, baik sebagian maupun keseluruhan?
3)  Apakah ke dalamnya juga termasuk waktu untuk mengadakan demonstrasi ulang, baik sebagian maupun keseluruhan?
  1. Selama demonstrasi berlangsung guru sanggup mempertanyakan kepada diri sendiri apakah:
1)  Keterangan-keterangan itu sanggup didengar terang oleh peserta didik.
2)  Kedudukan alat atau kedudukan guru sendiri sudah cukup baik sehingga tiruana peserta didik sanggup melihatnya dengan jelas.
3)  Terdapat cukup waktu dan peluang untuk membuat catatan seperlunya bagi peserta didik.
  1. Mempertimbangkan penerapan alat menolong pengajaran lainnya, sesuai dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi. Untuk itu  sanggup dipertanyakan hal-hal diberikut:
1)  Adakah guru menyimpulkan aktivitas dari setiap langkah-langkah pokok demonstrasi itu.
2)  Bagaimana dan kapan dilakukan tiruana hal-hal itu, sebelum, sehabis atau selama demonstrasi itu berlangsung.
  1. Menetapkan planning untuk menilai kemajuan siswa. Seringkali perlu telebih lampau dilakukan diskusi-diskusi dan peserta didik mencobakan kembali atau mengadakan demonstrasi ulang untuk memperoleh kecakapan yang lebih baik.

D.   Konsep Prestasi Belajar
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan prestasi belajar, tidak mudah mempersembahkan jawabanan dengan begitu saja, mengingat banyak komponen dan faktor yang ikut melatarbelakanginya. Faktor tersebut baik yang berasal dari luar diri peserta didik, ataupun berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri menyerupai faktor psikologis dan pisiologi. Untuk lebih megampangkan dalam memahami pengertian prestasi berguru terlebih lampau dijelaskan wacana beberapa pengertian belajar.
Pada dasarnya kehidupan sekolah tidak ubahnya dengan kehidupan sosial yang sangat luas. Sekolah ialah miniatur kehidupan sosial. Para peserta didik yang berguru berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan sosial secara matang.
Interaksi antara sejumlah individu dalam lingkungan sekolah, juga terlibatnya lingkungan sekitar, sehingga mewujudkan kondisi yang amat kompleks dalam proses berguru mengajar di sekolah. Faktor-faktor dalam diri anakdidik (intern) dan faktor yang hadir dari luar (ekstern) secara bahu-membahu turut mempengaruhi aktivitas berguru anakdidik yang kesudahannya tercermin dalam perubahan pola-pola sikap mereka.
Keputusan untuk melaksanakan aktivitas berguru pada tiap-tiap individu tidak sama, tergantung pada kekuatan motivasi diri, lantaran jikalau motivasi kekuatan motivasi diri berpengaruh maka keputusan utuk melaksanakan aktivitas berguru juga tinggi. Hanya kekuatan motivasi yang berasal dari dalam diri sendirilah yang ialah faktor pendorong untuk melaksanakan berguru sanggup berdiri diatas kaki sendiri lantaran berguru sanggup berdiri diatas kaki sendiri menekankan pada autoaktifitas peserta didik dalam berguru yang penuh dengan tanggung balasan atas keberhasilan belajarnya (Nasution, 2001:25).
Dalam setiap perjuangan dan insiden yang dilakukan, insan selalu mendambakan keberhasilan. Begitu juga dalam proses berguru mengajar di sekolah. Seorang siswa melaksanakan aktivitas berguru mrengajar selalu mendapatkan keberhasilan belajar. Dalam dunia pendidikan keberhasilan itu disebut prestasi belajar. Prestasi berguru ialah wujud dan keberhasilan berguru yang mengatakan kecakapan dalam penguasaan materi pelajaran yang menuntut ketekunan dan kesungguhan dalam pelaksanaan belajar.
Belajar yakni suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sesuai hasil proses berguru sanggup ditunjukkan dalam banyak sekali bentuk menyerupai berubah pengetahuan, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaannya. Oleh lantaran itu berguru yakni proses yang aktif, berguru proses mereaksi terhadap tiruana situasi yang ada di sekitar individu. Belajar yakni proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui banyak sekali pengalaman. Belajar yakni proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.





close