Sudah banyak diketahui bahwa, Iwan Fals ialah musisi yang punya kepedulian terhadap keadaan sosial politik Indonesia. Terutama melalui lagu-lagunya yang punya kekuatan kritis dan balasannya menjadi identifikasi diri kebanyakan orang kecil.
Dalam momentum Pilkada DKI Jakarta, Iwan Fals juga sering melontarkan pernyataan dan pertanyaan seputarnya. Meskipun Iwan Fals bukan orang Jakarta, ia tetap saja mengulasnya sambil sesekali membuat poling atau jajak pendapat melalui twitter.
Meskipun jumlah pengikutnya hampir sejuata, tetapi yang mengikuti poling berkisar di angka dua ribuan. Dalam sebuah poling yang dibentuk oleh Iwan Fals, ia menulis:
"Pilpres DKI"
Jajak pendapat alias poling yang dimunculkan oleh Iwan Fals yang didiberi Judul 'Pilpres DKI' tersebut tidak memunculkan nama atau nomor urut calon, yang ditanyakan yakni jumlah putarannya. melaluiataubersamaini gaya khasnya, Iwan Fals tidak fokus dalam memunculkan poling, pilihan jawabanan yang disediakan ada empat yaitu:
a) 1 putaran
b) 2 putaran
c) muter2
d) (emoticon senyum).
4.207 pengikut yang berpartisipasi dalam poling tersebut. Hasil simpulan poling, 52% dari responden beropini bahwa Pilpres, eh Pilkada DKI Jakarta berlangsung satu persen. Yang menentukan 2 putaran sebanyak 15%. Tidak sedikit pula yang menentukan 'muter2' yaitu sebanyak 26%, sementara 6% lainnya menentukan tertawa.
Dalam cuitan selanjutnya, Iwan Fals mengklarifikasi bahwa ia menulis 'Pilpres DKI' alasannya Pilkada DKI serasa pilpres.
Memang, strategisnya Ibu Kota Jakarta, membuat tokoh-tokoh negeri ini mencurahkan perhatian yang berlebih pula. Begitu juga denan media. Itu urusan orang di DKI Jakarta, jikalau cuma urusan komentar di media umum sih tidak apa-apa. Sebagaian orang yang 'lebay' justru memunculkan agresi nyata.
Para calon yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta yakni orang-orang dengan kapasitas nasional. Orang-orang yang besar lengan berkuasa dan mendukung calon juga para pemimpin negari. SBY, Presiden Keenam Republik Indonesia terang mendukung Agus Harimurti Yudhoyono, calon gubernur DKI Jakarta nomor satu. Ahok-Djarot didukung oleh partai penguasa. Selanjutnya, Anis-Sandi didukung penuh oleh Ketum Gerindra yang juga calon presiden lawan Jokowi dalam pilpres lalu. Anies juga kelasnya nasional alasannya pernah menjadi menteri pendidikan.
Selain itu, sindiran Iwan Fals terhadap Pilkada DKI yang serasa pilpres yakni prosesnya yang sama. Sama-sama gerah.
Dalam momentum Pilkada DKI Jakarta, Iwan Fals juga sering melontarkan pernyataan dan pertanyaan seputarnya. Meskipun Iwan Fals bukan orang Jakarta, ia tetap saja mengulasnya sambil sesekali membuat poling atau jajak pendapat melalui twitter.
Meskipun jumlah pengikutnya hampir sejuata, tetapi yang mengikuti poling berkisar di angka dua ribuan. Dalam sebuah poling yang dibentuk oleh Iwan Fals, ia menulis:
"Pilpres DKI"
Jajak pendapat alias poling yang dimunculkan oleh Iwan Fals yang didiberi Judul 'Pilpres DKI' tersebut tidak memunculkan nama atau nomor urut calon, yang ditanyakan yakni jumlah putarannya. melaluiataubersamaini gaya khasnya, Iwan Fals tidak fokus dalam memunculkan poling, pilihan jawabanan yang disediakan ada empat yaitu:
a) 1 putaran
b) 2 putaran
c) muter2
d) (emoticon senyum).
4.207 pengikut yang berpartisipasi dalam poling tersebut. Hasil simpulan poling, 52% dari responden beropini bahwa Pilpres, eh Pilkada DKI Jakarta berlangsung satu persen. Yang menentukan 2 putaran sebanyak 15%. Tidak sedikit pula yang menentukan 'muter2' yaitu sebanyak 26%, sementara 6% lainnya menentukan tertawa.
Dalam cuitan selanjutnya, Iwan Fals mengklarifikasi bahwa ia menulis 'Pilpres DKI' alasannya Pilkada DKI serasa pilpres.
Memang, strategisnya Ibu Kota Jakarta, membuat tokoh-tokoh negeri ini mencurahkan perhatian yang berlebih pula. Begitu juga denan media. Itu urusan orang di DKI Jakarta, jikalau cuma urusan komentar di media umum sih tidak apa-apa. Sebagaian orang yang 'lebay' justru memunculkan agresi nyata.
Para calon yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta yakni orang-orang dengan kapasitas nasional. Orang-orang yang besar lengan berkuasa dan mendukung calon juga para pemimpin negari. SBY, Presiden Keenam Republik Indonesia terang mendukung Agus Harimurti Yudhoyono, calon gubernur DKI Jakarta nomor satu. Ahok-Djarot didukung oleh partai penguasa. Selanjutnya, Anis-Sandi didukung penuh oleh Ketum Gerindra yang juga calon presiden lawan Jokowi dalam pilpres lalu. Anies juga kelasnya nasional alasannya pernah menjadi menteri pendidikan.
Selain itu, sindiran Iwan Fals terhadap Pilkada DKI yang serasa pilpres yakni prosesnya yang sama. Sama-sama gerah.