Pustamun.blogspot.com - Pada postigan kali ini, kita akan tolong-menolong mengenal peribahasa yang mengandung kata ajal, ajar, ajun, dan ajung. Langsung saja kita pahami bersama arti masing-masing peribahasa tersebut.
Ajal
Sebelum tamat hidup berpantang mati
Artinya bila tamat hidup sudah sampai tak sanggup minta tangguh lagi (tidak sanggup ditangguhkan atau ditunda). Bila tamat hidup belum hingga waktunya meskipun bagaimanapun juga masih belum waktunya mati, maka tidak kan mati meskipun kondisinya sudah sangat susah dan parah.
Peribahasa di atas pertanda wacana takdir. Bahwa insan harus pasrah terhadap takdir yang diterima. Apalagi takdir wacana kematian dan ajal. Manusia spesialuntuk sanggup mengusahakan tanpa sanggup memastikan.
Ajar
Itik diajar berenang
Artinya tidak perlu mengajari orang yang sudah mengerti. Tidak perlu memdiberitahu orang yang sudah berpengalaman. Peribahasa yang sejenis ini juga berbunyi:
tak usahlah diajar anak buaya berenang ia sudah pandai.
Ajun
Belum diajun sudah tertarung
Artinya, gres hendak melaksanakan sesuatu sudah menerima halangan. Masih berniat sudah menerima rintangan.
Muda diajun kikir diperbuat
Artinya wacana orang yang mau bersuka-ria tetapi tidak mau mengeluarkan biaya sedikitpun. Maunya bersenang-senang tanpa mau mengeluarkan biaya. Berarti peribahasa ini menggambarkan orang yang maunya sendiri.
Kata tangan kanan artinya maksud.
Ajung
Dari ajung turun ke sampan
Artinya dari daerah yang besar dan terhormat turun ke daerah yang lebih kecil. Arti lainnya yaitu turun pangkat ke yang lebih rendah. Ajung yaitu nama lain bahtera Cina. Jelas bahtera ukurannya niscaya lebih kecil daripada sampan.
Bak ajung berat sebelah
Arti peribahasa ini yaitu orang yang bertingkah tidak adil. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa ajung yaitu perahu, kalau bahtera tidak seimbang atau tidak adil maka akan membahayakan seluruh penumpang.
Begitu juga dengan sikap tidak adil, bukan spesialuntuk merugikan korbannya tetapi juga merugikan orang yang berlaku tidak adil sebab nanti niscaya akan ditemukan keburukannya. Jika tidak ada jawaban di dunia, niscaya ada jawaban di akhirat.
Cukup sekian klarifikasi paribahasa kali ini. Silahkan klik label Peribahasa untuk mempelajari peribahasa lainnya.
Ajal
Sebelum tamat hidup berpantang mati
Artinya bila tamat hidup sudah sampai tak sanggup minta tangguh lagi (tidak sanggup ditangguhkan atau ditunda). Bila tamat hidup belum hingga waktunya meskipun bagaimanapun juga masih belum waktunya mati, maka tidak kan mati meskipun kondisinya sudah sangat susah dan parah.
Peribahasa di atas pertanda wacana takdir. Bahwa insan harus pasrah terhadap takdir yang diterima. Apalagi takdir wacana kematian dan ajal. Manusia spesialuntuk sanggup mengusahakan tanpa sanggup memastikan.
misal dan Arti Peribahasa |
Ajar
Itik diajar berenang
Artinya tidak perlu mengajari orang yang sudah mengerti. Tidak perlu memdiberitahu orang yang sudah berpengalaman. Peribahasa yang sejenis ini juga berbunyi:
tak usahlah diajar anak buaya berenang ia sudah pandai.
Ajun
Belum diajun sudah tertarung
Artinya, gres hendak melaksanakan sesuatu sudah menerima halangan. Masih berniat sudah menerima rintangan.
Muda diajun kikir diperbuat
Artinya wacana orang yang mau bersuka-ria tetapi tidak mau mengeluarkan biaya sedikitpun. Maunya bersenang-senang tanpa mau mengeluarkan biaya. Berarti peribahasa ini menggambarkan orang yang maunya sendiri.
Kata tangan kanan artinya maksud.
Ajung
Dari ajung turun ke sampan
Artinya dari daerah yang besar dan terhormat turun ke daerah yang lebih kecil. Arti lainnya yaitu turun pangkat ke yang lebih rendah. Ajung yaitu nama lain bahtera Cina. Jelas bahtera ukurannya niscaya lebih kecil daripada sampan.
Bak ajung berat sebelah
Arti peribahasa ini yaitu orang yang bertingkah tidak adil. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa ajung yaitu perahu, kalau bahtera tidak seimbang atau tidak adil maka akan membahayakan seluruh penumpang.
Begitu juga dengan sikap tidak adil, bukan spesialuntuk merugikan korbannya tetapi juga merugikan orang yang berlaku tidak adil sebab nanti niscaya akan ditemukan keburukannya. Jika tidak ada jawaban di dunia, niscaya ada jawaban di akhirat.
Cukup sekian klarifikasi paribahasa kali ini. Silahkan klik label Peribahasa untuk mempelajari peribahasa lainnya.