Analisis Struktur Batin Makna Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar

Analisis Makna Puisi Doa Karya Chairil Anwar | Analisis Struktur Batin Puisi

Selain menurut struktur lahirnya, struktur yang tampak. Analisis puisi juga sanggup didasarkan pada struktur batinnya. Analisis struktur batin ini dipakai untuk menemukan makna sebuah puisi. Dalam hal ini, analisis makna puisi menurut struktur batinnya diterapkan untuk puisi yang berjudul 'Doa' karya Chairil Anwar.

Sebelum melaksanakan analisis makna, kita perlu baca terlebih lampau puisi Doa karya Chairil Anwar diberikut ini:

Doa


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu gerah suci
Tinggal kerlip lilin di kelabu sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku saya mengembara di negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu saya mengetuk
Aku tidak sanggup berpaling

 Analisis struktur batin sebuah puisi, bertujuan untuk memilih tema, amanat, perasaan (feeling) penyair, dan suasana kebatinan puisi tersebut. Maka dari itu, untuk memilih keempat hal tersebut, sebuah puisi sanggup diparafrasekan terlebih lampau.

Berikut ini yakni salah satu bentuk referensi parafrase untuk Puisi Doa karya Chairil Anwar.

PARAFRASE PUISI 'DOA' KARYA CHAIRIL ANWAR

Doa


(Wahai) Tuhanku
(meski) Dalam (kesusahan dan terlihat) termangu
Aku masih (ingat dan) menyebut nama-Mu
Biar (keadaan) susah sungguh
(aku tetap) Mengigat Kau (dengan) penuh (keikhlasan dan) seluruh (kepercayaan)
Ca(ha)yaMu (yang bersinar) gerah (penuh ke)suci(an)
(kini) Tinggal kerlip lilin (kecil) di kelabu (malam yang) sunyi
Tuhanku
(kini) Aku hilang bentuk
(hidupku terasa) Remuk
Tuhanku saya (laksana) mengembara di negari asing
Tuhanku (aku bingung)
(spesialuntuk) Di pintu(maaf)-Mu saya mengetuk
(sungguh) Aku tidak sanggup berpaling (dari kuasaMu)

Dari parafrase puisi Doa karya Chairil Anwar di atas, sanggup kita simpulkan bahwa, tokoh 'Aku' dalam puisi tersebut sedang kebingunan, sedang mencicipi kesunyian dalam dirinya. Seakan (atau sebenarnya) ia sedang ada pada titik lemah keimanan (tinggal kerdip lilin).

Pada ketika ibarat itu, justru ia kehilangan bentuk kepercayaan diri dalam menghadapi kenyataan. Di ketika tersesat itu, tidak ada pintu pemberian yang sanggup dimintai pemberian kecuali pemberian tuhan.

TEMA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Berdasarkan parafrase puisi Doa pada bab sebelumnya, sanggup disebut amanat puisi tersebut adalah: Kembalinya seorang hamba kepada Tuhannya. Makara kembali mengingat Tuhan (tobat) ketika kondisi sedang dalam kesusahan.

AMANAT PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Adapun amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah:
- Kita harus tetap mengingat Tuhan dalam setiap keadaan.
- Ketika dalam kesusahan, kita berdoa kepada Tuhan alasannya Tuhan itu Maha Penolong dan Maha Pengampun.

SUASANA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR

Suasana puisi atau Feeling Penyair dalam puisi Doa tersebut tampak pada pilihan kata yang sanggup menggambarkan keadaan penyairnya. Misalnya penerapan kata remuk, hilang bentuk, asing. Menunjukkan suasana kebingungan.

Sementara penerapan kata di kelabu sunyi menunjukkan kesedihan yang sangat. Tapi di samping suasana duka itu, suasana tetap punya keyakinan terhadap pemberian Tuhan sehingga tetap 'mengetuk' pintu Tuhan.

Demikian klarifikasi wacana analisis struktur batin makna puisi Doa karya Chairil Anwar dilihat dari analisis teori struktural puisi. Semoga sanggup dipakai sebagai salah satu referensi analisis puisi. 
close