Menerangkan Gempa (Alamat Lindu) Dan Akidah Masyarakat Jawa


 Pertanda Gempa (Alamat Lindu) dan Kepercayaan Masyarakat Jawa



Gempa bumi bukan sekadar fenomena alam biasa bagi masyarakat Jawa. Fenomena alam yang biasa disebut lindu oleh masyarakat Jawa juga yakni menandakan bagi daerah terjadinya. Jika dalam pengetahuan modern gempa yakni tanda pergerakan tektonik maupun vulkanik, bagi masyarakat Jawa, gempa juga yakni menandakan bagi bencana yang akan hadir.

Berikut ini yakni iktikad masyarakat Jawa terkena Lindu (gempa bumi) dan alamatnya yang ditulis ulang dari Kitab Mujarabat (dibaca: Mujarobat).


Penjabaran yang ditulis di bawah ini yakni hasil transliterasi dari Kitab Mujarabat (Mujarobat) yang tiruanla berhuruf pego (huruf Arab untuk menulis bahasa Jawa).

Lamun  ana lindu wulan Muharram alamat akeh wong kang perihatin, lamun wengi alamat larang pangan lan akeh pakewuh.

Lamun ana lindu wulan Shofar rahino alamat wong negara pada ngaleh lan akeh lelara, lamun wengi alamat wong pada selamet ingdalem iku tahun.

Lamun ana lindu wulan rabiul awwal rahina, alamat akeh wong oleh derajat lan akeh pakering, lamun wengi alamat akeh udan lan angin lan akeh ombak.

Lamun ana lindu wulan Rabiul Akhir rahina, alamat akeh wong mati lan kebo sapi pada mati, lamun wengi alamat becik lan akeh udan lan  murah sandang pangan lan tanduran  pada tulus.

Lamun ana lindu wulan Jumadil Awwal rahina alamat akeh musuh, lamun wengi alamat rahayu.

Lamun ana lindu wulan Jumadil Akhir alamat ketiggua suwi lan akeh kebo sapi pada kuru ing dalem iku tahun, lamun wengi alamat akeh penyakit lan kapahilan.

Lamun ana lindu wulan Rajab rahina alamat  akeh lelara ingdalem iku tahun, lamun wengi alamat perangan gedhi ing dalem iku negara.

Lamun ana lindu wulan Sya’ban rahina alamat akeh wong mati lan sembarang larang.

Lamun ana lindu wulan Romadon rahina alamat akeh wong soal dadi tukaran, lamun ana lindu wulan Romadon wengi alamat akeh wong ngalih.

Lamun ana lindu wulan Syawwal rahina alamat akeh lelara lan kerusakan, lamun wengi alamat perang gedhi lan akeh wong pada sulaya merga.

Lamun ana ana lindu wulan Sela rahina alamat akeh wong desa pada rebutan, lamun wengi alamat akeh wong pada ngalih.

Lamun ana lindu wulan Besar rahina alamat akeh wong pada duka, lan kepahilan ing dalem iku tahun lan akeh wong pada seteronan, lamun wengi alamat akeh desa rusak lan akeh udan, lan beras pari murah, lan akeh wong nggawe kebagusan.


Berikut ini yakni hasil penerjemhan secara bebas dari alamat lindu (pertanda terjadinya gempa) dari kitab Mujarabat di atas.



Berikut ini dilema (bab) yang menerangkan tentang Lindu (Gempa)

Jika ada lindu pada bulan Muharram (bulan pertama penanggalan Jawa), menandakan banyak orang (hidup) prihatin, bila lindu (gempa) terjadi pada malam hari, menandakan materi pangan mahal dan banyak kesusahan.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan Shofar siang hari, menandakan banyak orang dalam suatu negara yang berpindah (migrasi) dan banyak wabah penyakit, bila terjadinya lindu (gempa) malam hari, menandakan banyak orang yang selamat dalam setahun tersebut.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan Rabiul Awwal siang hari, menandakan banyak orang menerima pangkat (derajat) dan banyak pakering. Jika lindu terjadi pada malam hari menandakan banyak hujan dan angin, serta ombak yang besar.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan Rabiul Akhir siang hari, menandakan banyak orang meninggal, Kerbau dan Sapi (hewan ternak dan harta benda) juga mati. Jika malam hari, menandakan baik dan banyak hujan, serta murahnya sandang dan pangan, flora juga tulus.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan Jumadil Awwal siang menandakan banyak musuh, bila pada pada malam hari menandakan rahayu (makmur).

Jika ada lindu pada bulan Jumadil Akhir  menandakan isu terkini kemarau pajang dan banyak kerbau dan sapi (hewan terna) kurus dalam setahun tersebut, bila terjadi pada malam hari menandakan banyak penyakit dan kesusahan.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan Rajab siang, menandakan banyak penyakit dalam tahun tersebut, bila terjadi pada malam hari menandakan akan ada perang besar dalam wilayah tersebut.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan Sya’ban siang menandakan banyak orang meninggal dan mahalnya segala sesuatu.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan bulan ampunan siang, menandakan banyak perkara yang berujung pada pertengkaran, bila ada lindu (gempa) pada bulan bulan ampunan malam hari menandakan banyak orang berpindah.


Jika ada lindu (gempa) pada bulan Syawwal siang menandakan banyak penyakit dan kerusakan, bila terjadi malam hari menandakan akan terjadi perang besar dan banyak orang yang ingkar janji.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan  Selo siang hari, menandakan banyak orang desa saling berebut, bila terjadi malam hari menandakan banyak orang yang berpindah.

Jika ada lindu (gempa) pada bulan Besar siang hari, menandakan banyak orang yang berduka dan kesusahan pada tahun tersebut serta banyak orang yang saling berseteru. Jika terjadi pada malam hari, menandakan banyak desa rusak, banyak hujan, beras dan padi (pangan) murah, dan banyak orang berbuat kebaikan.

Demikian klarifikasi dan penerjemahan alamat lindu (pertanda gempa) yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Jawa. Bukan untuk mempercayai seratus persen tetapi cukup untuk diketahui dan diambil hikmahnya.

Untuk mengetahui menandakan gerhana. Unduh dan Download juga: Gerhana Matahari dalam Kepercayaan Jawa
close