Ratna Sarumpaet 'Perang' Melawan TNI: Apa Makna Perang?
Seiring perkembangan teknologi komunikasi, istilah perang juga mengikutinya. Jika ada dua anak goyah yang sedang galau, saling menyerang melalui status facebook atau sosial media yang lain maka disebut dengan perang status, jika di grup media umum (Whatsapp, bbm, dsb.) saling serang dengan memakai gambar-gambar guah atau meme maka disebut perang gambar. Jika ada orang (biasanya tokoh) saling menyerang mention-mention-an di twitter dan berusaha saling menjatuhkan, maka disebut perang twitter.
Baru-baru ini ada tokoh yang perang twitter
dengan akun yang katanya milik Tentara Nasional Indonesia AU. Tokoh tersebut yaitu Ratna Sarumpaet. Tentara Nasional Indonesia AU (lebih tepatnya akun twitternya) geram alasannya yaitu Ratna Sarumpaet melontarkan pernyataan bahwa Ahok sanggup membeli TNI, Polri, dan KPK. Memang yang diserang tidak secara eksklusif TNI-nya. Melainkan Ratna Sarumpaet lebih menyerang Ahoknya, tetapi alasannya yaitu yang dituduh yaitu dibeli yaitu Tentara Nasional Indonesia maka Tentara Nasional Indonesia AU pun marah. Tentu Ratna Sarumpaet sadar akan hal ini, ia itu pelopor dan pegiat teater yang tak pernah jauh dengan kata dan olah kata. Mungkin ia (Ratna Sarumpaet) sedang khilaf. Khilaf alias lupa kalau sedang ngomong di twitter sehingga yang baca banyak, atau lupa kalau kata-katanya sanggup menyakiti orang lain selain Ahok yang ingin ia serang. Sebenarnya tidak spesialuntuk Ratna Sarumpaet saja yang bertikai kata dan fatwa di twitterland. Tokoh-tokoh lain juga sering bertikai dan bersilang pendapat. Baik sesama menteri, antar-politisi dari parpol yang tidak sama. Atau orang-orang guah yang menyerang segala jenis orang. Orang yang asal serang siapa saja ini sebut saja Farhat Abas. Pertikaian-pertikaian ini seringkali disebut sebagai perang oleh para jurnalis. Makara apa tolong-menolong makna perang?
Perang dalam pengertian pertamanya yaitu pertikaian fisik memakai senjata untuk memperebutkan wilayah dan menguasai wilayah. Selanjutnya yang dimaksud dengan perang tidak spesialuntuk berkaitan dengan penerapan senjata tetapi lebih tentang ‘pengaruh’. Maka tidak spesialuntuk sebatas pertikaian fisik tetapi juga non-fisik alias fatwa dan ideologi.
Ada kredo menarikdanunik tentang perang yaitu: kau mungkin memenangkan pertempuran tetapi saya memenangkan peperangannya. Apa bedanya pertempuran dan peperangan? Pertempuran (dalam bahasa Inggris disebut: fight) sebatas kontak fisik (senjata). Tetapi perang (dalam bahasa Inggris: war) adalah upaya pencapaian tujuan (fisik dan non-fisik ibarat disebutkan di atas). Seperti halnya Indonesia yang mengalami perang kemerdekaan sekitar 1945-1950. Seringkali bangsa Indonesia kalah dalam pertempuran melawan bangsa penjajah alasannya yaitu keterbatasan persenjataan, tetapi Indonesia karenanya memenangkan peperangan dengan dicapainya dan diakuinya kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai sebuah negara.
Kembali ke perang ‘twitter’. Layak disebut dengan perang atau sekedar pertempuran? Bukankah peperangan lebih layak disematkan untuk sesuatu yang ‘besar’ dan bertujuan mulia. Bukan spesialuntuk sekedar ngetwit dan melontarkan pernyataan yang tidak terang arahnya dan spesialuntuk menyerang tanpa dasar. Entahlah, yang terang tidakboleh hingga terlibat saling serang yang justru membahayakan diri sendiri.