Akar | Referensi Dan Klarifikasi Peribahasa Yang Mengandung Kata Akar

Akar | misal dan Penjelasan Peribahasa yang Mengandung Kata Akar


Berikut ini ialah klarifikasi arti peribahasa wacana akar

Peribahasa yaitu karya sastra rakyat yang terus berkembang dan bertahan. Berisi petuah dan penggambaran kehidupan sosial masyarakatnya.

Ada aneka macam peribahasa yang ada dalam masyarakat. Dalam goresan pena ini dijelaskan beberapa peribahasa yang mengandung kata akar.

Peribahasa dengan Kata Akar di Dalamnya



Peribahasa wacana kata akar pertama.

Bergantung pada akar lapuk

Artinya: berharapkan kepada orang yang tak berkuasa.

Maksudnya menggantungkan diri kepada orang atau sesuatu sudah tidak sanggup diharapkan. Tidak mempunyai kuasa terhadap yang diinginkan. Peribahasa ini menggambarkan kondisi orang yang mengharap menolongan atau mengharapkan pinjaman dari orang lain yang tidak berkuasa.

Peribahasa wacana kata akar kedua.

Tiada rotan akar pun berguna

Bentuk lain peribahasa ini adalah:

Tiada rotan akar pun jadi

Artinya: jikalau terpaksa, barang yang kurang baik pun boleh dipergunakan juga.

Peribahasa ini menggambarkan wacana penerapan alternatif. Tidak sebatas pada barang atau benda mati. Misalnya, orang yang paling cendekia untuk memimpin tetapi tidak hadir maka sanggup digantikan oleh orang lain yang kualitasnya di bawahnya. Kondisi ini juga menawarkan bahwa tidak ada rotan akar pun jadi.

Jika tidak memungkinkan memakai barang kulitas satu (rotan), sanggup memakai barang lain atau orang lain yang kualitasnya di bawahnya.

Rotan yaitu hasil hutan kualitas tinggi yang sanggup dipakai sebagai materi mebel yang baik. Sementara akar sebagai perlambang yang jelek alasannya kotor dan kekuatannya jauh di bawah rotan.

Peribahasa wacana akar ketiga.

Akar berjumbai kawasan siamang berpegang

Artinya: dari perkataannya seseorang sanggup diketahui kesalahannya.

Siamang yaitu salah satu jenis primata. Siamang menghabiskan banyak waktu di pepohonan dengan bergelantung di pepohonan. Jika ada akar yang menjulur ke bawah (berjumbai) dan ada siamang yang bergelantungan, maka akan sangat simpel dilihat siamang tersebut.

Bentuk lain peribahasa ini adalah:

Akar berjumbai kawasan siamang berpegang, dahan mengajur kawasan bajing menegun.

Arti peribahasa sama dengan peribahasa sebelumnya.

Peribahasa wacana kata akar keempat.

Kalau cendekia mencencang akar, mati kemudian ke pucuknya

Artinya: kalau cendekia mengalahkan musuh yang banyak itu, sekali pukul tunduk tiruananya. Misalnya dengan mengalahkan kepala, maka pengikutnya tunduk tiruananya.

Maksud peribahasa di atas yaitu mengalahkan sesuatu pada titik lemahnya. Sebagai penggambaran dalam peribahas di atas yaitu tanaman. Jika sanggup mencencang (mematahkan/mencabut) akar, sebagai sumber kehidupan tanaman, maka tiruana bab tumbuhan tersebut niscaya akan mati.


Demikian klarifikasi wacana peribahasa yang mengandung kata akar. Silahkan lihat misal Peribahasa lainnya dalam blog ini.
close