Ketika membuka halaman twitter saya hari ini, saya disuguhi iklan resmi dari twitter melalui akun @TwitterAdsID. Sesuatu yang biasa saat saya melihat akun kawasan orang ngoceh ini. Sebelumnya saya spesialuntuk disuguhi iklan untuk mempromosikan akun aku. Tetapi hari ini (entah semenjak kapan), twitter mempromosikan untuk sanggup promosi melalui twitter produk perjuangan saya melalui twitter. Tidak ada yang salah dengan promosi itu, spesialuntuk persoalan bahasa saja. Ya, kesalahan twitter ada dalam penulisan tanda pagar (tagar) #Ramadhan.
Penulisan yang benar yaitu Ramadan, bukan Ramadhan ibarat yang ditulis di twitter tersebut. Mungkin yang admin akun @TwitterAdsID tidak membaca engkaus, atau justru terlalu lebay. Dia cenderung ikut-ikutan pasar alias kecenderungan penulisan salah dengan memakai 'h' sehabis karakter 'd' pada kata Ramadan.
Teknik penulisan yang benar ini sanggup ditelusuri melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia, jikalau admin twitter tidak sempat atau tidak punya buku KBBI yang memang tebalnya naudubillah, sanggup juga melihat KBBI versi daring (online) baik yang disediakan oleh sentra bahasa melalui subdomain di laman kemendikbud, maupun KBBI daring lain yang jumlahnya memang banyak.
Sudah selayahknya, twitter sebagai media juga menyesuaikan dan ikut berbagi penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Memang tidak spesialuntuk twitter, beberapa stasiun televisi juga memakai Ramadhan, tetapi beberapa tahun terakhir, lebih banyak televisi yang berubah, mereka sudah memakai ramadan tanpa h.
Selalu ingat kredo bahasa mengatakan bangsa. Menghargai bahasa Indonesia yang baik dan benar sanggup juga diartikan sebagai menghargai bangsa Indonesia. Bukankah selama ini pangsa pasar twitter terbesar yaitu Indonesia dengan Jakarta sebagai kota paling bawel di twitter?
Selamat menjelang Ramadan. Dan, jadilah bangsa Indonesia yang menghargai bangsa Indonesia dengan menghargai bahasanya.
Salam pustamun!