Rincian Biaya per Bulan
a. Biaya Variabel :
Bahan | Unit | Jumlah (dlm unit) | Harga/unit (Rp) | Jumlah Biaya (Rp) |
· Biaya materi baku/bulan (17.640 unit roti) Tepung terigu Telur Bakers fat Shortening Skim Gula Ragi Emulsifier Garam Bahan Pengisi · Biaya Pengemasan Bahan kemasan | Kg Butir Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg | 147 294 4.4 26.5 5.9 29.4 2.9 1.5 2.2 88.2 | 3120 500 6.600 8.000 25.000 4.000 30.000 15.000 3.200 28.500 | 458.640 147.000 29.040 212.000 147.500 117.600 87.000 22.500 7.040 2.513.700 156.000 |
Total biaya variabel | | | | 3.898.020 |
b. Biaya Tetap
| Jumlah | Gaji/bulan (Rp) | Jumlah biaya (Rp) |
· Biaya tenaga kerja Manajer Pegawai · Biaya sewa · Biaya penyusutan peralatan · Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan | 2 6 | 750.000 300.000 | 1.500.000 1.800.000 25.000 150.000 18.000 |
Total Biaya Tetap | | | 3.493.000 |
c. Biaya Semi variabel
| Jumlah Biaya (Rp) |
· Biaya Transportasi · Biaya listrik dan telepon | 250.000 50.000 |
Total Biaya Semi variabel | 300.000 |
Total Biaya = Biaya variabel + Biaya Tetap + Biaya Semi variabel
= 3.898.020 + 3.493.000 + 300.000
= Rp 7.691.020
Harga Pokok per unit roti = Rp 7.691.020 = Rp 436
17.640
Metode penerapan harga yang dipakai oleh PT. FITS “Mark Up Pricing Method”, yaitu memilih harga jual setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up. (Swastha,1979)
Dapat dirumuskan sebagai diberikut :
Harga beli + Mark Up = Harga Jual |
Harga dengan mark up = Jumlah biaya produksi (1-laba penjualan yang diinginkan) |
PT. Fits tetapkan keuntungan penjualan yang diinginkan (mark-up)sebesar 20% dari harga pokok, sehingga dengan memakai rumus diatas, diperoleh harga jual produk sebagai diberikut :
Harga dengan mark-up = Rp 7.691.020
(1-0.2)
` = Rp 9.613.775
Harga jual per unit = Haraga jual dengan mark-up
Jumlah unit
= Rp 9.613.775
17.460
= Rp 545 / unit
Analisa Break- Even Poin (BEP)
Break even point (BEP) pertanda tingkat penjualan, dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Oleh alasannya yaitu itu pada titik BEP jumlah pendapatan sama dengan jumlah harga biaya-biaya (Kartadinata, 1985)
Telah diputuskan bahwa 40% dari biaya semi variabel bersifat tetap dan 60% nya yaitu bersifat variabel, sehingga diperoleh :
· Biaya tetap :
Rp 3.493.000 + 40% x (Rp 300.000) = Rp 3.613.000
· Biaya Variabel :
Rp 3.898.020 + 60% x (Rp 300.000) = Rp 4.078.020
Biaya variabel per unit = Rp 4.078.020 = Rp 231.2
17.640
Penetapan Break Even Point (BEP), yaitu :
Jumlah pendapatan = Jumlah biaya-biaya
TR = TC
Q x P = TFC + (VC x Q)
Q x 545 = 3.613.000 + (231.2 x Q)
545Q = 3.613.000 + 231.2Q
313.8Q = 3.613.000
Q = 11.513.7
Q = 11.514 unit
TR = Q x P
TR = 11.514 unit x Rp 545/unit
TR = Rp 6.275.130
Jadi, titik Break Even Point (BEP) tercapai pada dikala volume produksi dan penjualan mencapai tingkat 11.514 unit, atau pada dikala tingkat penjualan Rp 6.275.130