Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar yakni bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks situasi penuturan dan sesuai dengan kaidah (aturan) berbahasa Indonesia. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar yakni acara memakai bahasa Indonesia sesuai dengan hukum kebahasaan sekaligus sesuai dengan konteks penuturannya.
misal penerapan bahasa Indonesia yang benar:
Saya makan nasi. Kamu doloean saja.
Penggunaan pola di atas menjadi baik jikalau sesuai dengan penerapannya. Jika yang diajak bicara yakni kawannya maka itu benar sekaligus baik, alias baik dan benar. Sementara jikalau kalimat di atas digunakan seorang penutur yang sedang berbicara dengan orang renta atau orang yang lebih dihormati (atasan/guru) misalnya: maka itu spesialuntuk benar tetapi tidak baik.
melaluiataubersamaini kata lain, penerapan bahasa Indonesia harus diadaptasi dengan kaidah, ragam penuturan, lawan bicara, serta situasi pembicaraan.
Ada pula sebuah penerapan bahasa Indonesia dianggap baik tetapi masih tidak benar. contohnya alasannya adanya kontaminasi dari bahasa lain:
Bapak, panjenengan sudah makan?
Kata panjenengan ialah kontaminasi bahasa Jawa yang bertujuan untuk memperhalus sapaan. Penggunaan kata panjenengan tersebut ialah pola penerapan bahasa indonesia yang baik, tetapi tidak benar menurut kaidah bahasa Indonesia.
Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar tidak sanggup diartikan sebagai berbahasa Indonesia sesuai dengan EyD. EyD spesialuntuk sebatas wacana ejaan, bukan acara berbahasa secara menyeluruh.
Semoga catatan singkat wacana berbahasa Indonesia yang baik dan benar ini sanggup mempersembahkan penjelasan. Jika masih kurang terang dengan klarifikasi wacana penerapan bahasa Indonesia, maka di bawah ini didiberikan pola kalimat sekaligus penjelasannya wacana kebaikan dan kebenaran berbahasa Indonesia.
Beberapa pola bahasa Indonesia yang benar:
- Saya tidak makan.
- Kamu mau ke mana?
- Ketika hujan reda, saya eksklusif berangkat ke sekolah.
misal di atas ialah pola bahasa Indonesia yang benar. Benar secara struktur kalimat, dan benar secara ejaan. misal-contoh tersebut menjadi salah saat ditulis:
- Tidak makan aku. (kalimat ini menjadi rancu atau ambigu atau taksa. Masih menimbulkan salah tafsir, sanggup berarti aku tidak makan, atau hewan itu tidak makan aku.)
- Kamu mau ke mana. (penulisan tanda baca seharusnya diakhiri tanda tanya, bukan tanda titik alasannya itu ialah kalimat tanya).
Berikut ini ialah pola berbahasa Indonesia yang baik:
- Inggih, saya siap melakukan amanat tersebut.
misal di atas tidak benar alasannya dalam bahasa Indonesia tidak ada kata inggih, dalam bahasa Indonesia kata tersebut bersinonim dengan iya, dan baik. Meskipun tidak benar kalimat di atas ialah acara berbahasa Indonesia yang baik apabila ingin menghormati lawan bicaranya dan sama-sama mengerti kata inggih tersebut.
Berikut ini pola berbahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik:
- Kamu tidak makan? (apalagi kalimat tanya tersebut diucapkan seorang menteri kepada presiden, bahkan seorang presiden kepada menteri pun tidak pantas mengucapkan kalimat dengan kata sapaan ‘engkau’). Meskipun benar secara kaidah bahasa Indonesia, susunan kalimatnya benar, masing-masing kata yakni bahasa Indonesia, dan tanda bacanya juga benar tetapi kalimat tersebut sangat tidak sopan apalagi jikalau digunakan dalam lembaga resmi.
Semoga klarifikasi singkat ini bermanfaa dan terima kasih sudah membaca postingan yang berjudul Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ini.